KLIKLABUANBAJO.ID | Puncak Waringin merupakan salah satu proyek dalam kegiatan penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Proyek yang dikerjakan tahun 2020 lalu itu selesai sekitar akhir 2021, lalu penyerahan dari pemerintah pusat ke pemerintah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) pada 7 Desember 2022.
Hingga Juli 2023 ini, kawasan itu terkesan mubazir, masih tarik ulur pengelolaannya. Padahal lokasi itu sudah tampil dengan wajah baru yang lebih apik, sudah dibangun dengan beberapa fasilitas termasuk bangunan berbentuk rumah adat Manggarai di puncaknya.
Baca Juga: Agenda Festival Maritim Labuan Bajo Menyajikan Nuansa Pesisir dan Mengusung Tema 3 Masa
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Mabar Salvador Pinto, menyampaikan beberapa alasan terkait hal itu.
"Puncak Waringin dikerjakan tahun 2020 dan selesai tahun 2021 akhir. Penyerahan 7 Desember 2022, sudah hibah ke Pemkab Mabar. Selama ini belum ada pengelolanya karena mulai Januari sampai Mei 2023 ada persiapan KTT, Puncak Waringin saat itu menjadi tempat pertemuan para ibu-ibu negara anggota ASEAN," kata Pinto saat dikonfirmasi, Kamis (27/7/2023).
Baca Juga: Studio Rekaman Legendaris di Salah Satu Kota di Indonesia ini Dijadikan Sentra Kreativitas
Ditambahkannya, pada Bulan Juli 2023 ini, pihaknya masih menyiapkan instrumen yang memadai untuk persiapan pengelolaannya.
"Instrumen pendukung, antara lain kami ingin di sana jangan menerapkan pembayaran manual. Mesti ada prosedur pembayaran non tunai. Kami sudah pertemuan dengan BNI. Mudah-mudahan mulai 1 Agustus sudah proses," kata Pinto.
Baca Juga: Sebuah Rancangan Peraturan Berpotensi Mengancam Masa Depan Media di Indonesia
Dia menjelaskan bahwa sesuai dengan peraturan bupati tentang prosedur pemanfaatan barang milik daerah nomor 16 tahun 2023 yang juga ditindaklanjuti dengan keputusan bupati tentang penetapan barang khusus, Puncak Waringin dan Batu Cermin merupakan barang khusus.
"Barang khusus ada dua yaitu Puncak Waringin dan Batu Cermin karena nilainya sangat fantastis. Kurang lebih total Rp60 miliar lebih. Itu baru nilai bangunannya. Keputusan Bupati nomor 57 tahun 2023, barang khusus untuk menunjang kawasan strategis pariwisata nasional," kata Pinto.
Baca Juga: Dorong Penguatan Keberlangsungan Lingkungan dalam Pengembangan Pariwisata Kawasan Kintamani
Dia membenarkan bahwa BUMN berminat untuk mengelola Puncak Waringin.
"Memang ada BUMN yang sempat sampaikan minat yaitu Injourney. Kita lagi menunggu dari mereka. Mereka sudah pernah ajukan permohonan minat, berarti ada beberapa prosedur yang harus dilakukan, seperti proposal yang akan dipelajari oleh tim pemanfaatan barang milik daerah yang diketuai Sekda," kata Pinto.
Artikel Terkait
Sungai ini Surganya para Pemancing dan Tempat Relaksasi Terbaik, Ikan Melimpah serta Hamparan Rumput Hijau
Top, Kunjungan Wisatawan ke Kampung Adat Waerebo Flores NTT Meningkat Drastis
Ini Dia 2 Momen Emas yang Menggaet Wisatawan Paling Banyak ke Kampung Adat Waerebo Flores NTT
Berikut Daftar Arus Kunjungan Wisatawan ke Kampung Adat Waerebo Selama 8 Tahun Terakhir sejak 2016 Lalu
Kunjungan Wisatawan Selama 2023 ke Kampung Adat Waerebo NTT, Berikut ini Rinciannya
Tinggi Antusias Generasi Milenial dan Gen-Z di Makassar Sulawesi Selatan untuk Menjadi Pelaku UMKM
Desa Tompo Bulu di Sulawesi Selatan Berada dalam Gugusan Batu Karst Terbesar Kedua Setelah Cina
Merengkuh Mimpi Melalui Beasiswa LPDP: Catatan Perjuangan Dewi Tamatur Memperoleh Beasiswa LPDP 2023
Kejayaan Gasing, Permainan Tradisional yang Sempat Redup Tetapi Kini Mulai Tumbuh Kembali
Piala Presiden Esports 2023, Hadirkan 2 Game Lokal dan Mempertandingkan 2 Game Populer Mancanegara
Jailolo di Halmahera Barat, Kota Teluk Dipenuhi Keindahan yang Makin Semarak saat Festival Berlangsung
Ini yang Dibutuhkan Saat ini di Kampung Adat Waerebo Flores NTT
Mendorong Milenial dan Gen-Z Berkolaborasi Mengembangkan Ide Usaha
Camat di NTT ini Gelar Rapat di Tengah Sawah Bahas Persiapan HUT RI, Lalu Makan Bersama Pakai Daun Pisang
Valentino Rossi ke Labuan Bajo Setelah Jorge Lorenzo, Destinasi NTT Dikunjungi 2 Orang itu di Waktu Lalu
Festival Kembali Digelar di Labuan Bajo, Pilot Project untuk Pengembangan Ekosistem Event
Aplikasi untuk Konten Kreator Diluncurkan, Kemenparekraf Dukung Penuh
Mendorong Penguatan Pelaku Ekonomi Kreatif di Kabupaten Toba
Babak Baru Ikan Pindang, Salah Satu Bentuk Hilirisasi
Pinisi Pertama Hadir di Danau Toba, Menawarkan Paket Wisata Berkeliling serta Bermalam di Atas Kapal
Jus Anggir Produk Ekonomi Kreatif Kuliner dari SMKN, Minuman dari Buah Jeruk Purut
Serangan Fajar Pemilu, 72 Persen Pemilih Mengaku Menerima Politik Uang
Harapan untuk Tarik Minat Kunjungan Wisatawan Nusantara dengan Adanya Penambahan Fasilitas di Kaldera Toba
Awal Mula Pantai Sanur di Pulau Bali, Pernah jadi Lokasi Pendaratan para Bala Tentara Belanda
Berkunjung ke Penjara Arnhem di Belanda, Tentang Banyaknya Penjara Kekurangan Tahanan
Top, Misi Dagang Jatim-Sulsel Ditindaklanjuti, Transaksi Ratusan Miliar
Event Merupakan Cara Promosi Paling Ampuh di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas
3 Desa Wisata Dapat Bantuan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kisah Dewi, Gadis NTT yang Sukses Dapat Beasiswa S2 ke Melbourne University
Pengemudi Ojek Online Bisa Menjadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan, Para Pekerja Informal Masuk Program itu
KM Dharma Rucitra Surabaya-Labuan Bajo Makin Diminati Penumpang
Mengenal Lebih Dekat Pos Lintas Batas Negara Kita dan Upaya Pertumbuhan Ekonomi
Dukung Depok Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO, ini yang Disampaikan Kemenparekraf
Festival Musik dan Kebangkitan Industri Ekonomi Kreatif Setelah Pandemi, Menparekraf Apresiasi We The Fest
NTT Makin Tenar, Pusat Pengamatan Antariksa Modern Pertama di Indonesia Timur Bangun di Kupang