KLIKLABUANBAJO.ID | Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) Isran Noor yang juga Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), berkunjung ke Penitentiare Inrichting Arnhem (Penjara Arnhem) di Ir Molsweg 5, Arnhem, Selasa (18/7/2023).
Kunjungan untuk melihat bagaimana sistem pelayanan penjara kepada para tahanan (warga binaan) dan korelasi ketertiban umum dengan rendahnya jumlah tahanan di sana.
Baca Juga: Awal Mula Pantai Sanur di Pulau Bali, Pernah jadi Lokasi Pendaratan para Bala Tentara Belanda
Seperti diketahui, beberapa tahun lalu sejumlah penjara di Belanda terpaksa harus ditutup karena kekurangan tahanan.
“Apakah sudah sebagus itu sistem sosial di sini? Asumsinya, kalau sistem kemasyarakatannya bagus, tertib, tentram, penjara pasti banyak kosong. Itu yang akan kita dalami,” kata Gubernur Isran Noor, Selasa (18/7/2023), dilansir dari kaltimprov.go.id.
Baca Juga: Harapan untuk Tarik Minat Kunjungan Wisatawan Nusantara dengan Adanya Penambahan Fasilitas di Kaldera Toba
Di sisi lain pertanyaannya kata Gubernur, apakah kekosongan penjara itu terjadi karena sistem penghukumannya yang berbeda antara di Belanda dan Indonesia. Artinya, tidak semua orang bersalah harus di penjara. Ada cara yang lain yang bisa dilakukan dengan mengutamakan rehabilitasi, berupa denda atau kerja sosial.
Dalam batas tertentu, daerah juga memiliki peraturan daerah yang mengatur hukuman kurungan penjara. Untuk mengurangi jumlah tahanan di penjara yang kini sudah sangat sesak dan overload di Indonesia, maka perlu dipelajari bagaimana pemerintah dapat mengurangi hukuman penjara tersebut dan mengganti dengan sanksi yang lebih produktif.
Baca Juga: Serangan Fajar Pemilu, 72 Persen Pemilih Mengaku Menerima Politik Uang
Director PI Arnhem Joyce Kivits menjelaskan pentingnya pemerintah menyiapkan program untuk reintegrasi para tahanan agar bisa diterima dengan baik saat kembali dan berguna bagi dirinya sendiri serta masyarakat.
“Ini hal yang sangat penting kami lakukan. Bagaimana agar setiap tahanan itu tidak diasingkan. Harus tetap ada hubungan dengan keluarga dan masyarakat,” ungkap Joyce.
Baca Juga: Jus Anggir Produk Ekonomi Kreatif Kuliner dari SMKN, Minuman dari Buah Jeruk Purut
“Penting untuk tetap menjaga kontak para tahanan dengan keluarga dan masyarakat, tetapi tetap menjaga jarak dengan standar keamanan internasional,” imbuhnya.
Selain menjamin konsumsi gizi, kesehatan dan kenyamanan para tahanan, mereka juga menyiapkan keterampilan sesuai bakat masing-masing.
Baca Juga: Pinisi Pertama Hadir di Danau Toba, Menawarkan Paket Wisata Berkeliling serta Bermalam di Atas Kapal
“Setelah dari sini, kami berikan garansi mereka bisa langsung bekerja di tempat yang memerlukan. Kami juga lengkapi mereka dengan sertifikat keterampilan,” sambung Joyce.
Sebab itu diperlukan skema kerja sama antarinstansi untuk mendukung integrasi para tahanan ini dengan semangat dan kerja bersama.
Baca Juga: Babak Baru Ikan Pindang, Salah Satu Bentuk Hilirisasi
Yang lebih menarik lagi, penjara ini bahkan memberikan layanan dua jam setiap enam minggu agar para tahanan bisa melepas rindu dengan keluarga atau pasangan di kamar khusus yang sudah disiapkan.
Rata-rata okupansi penjara ini adalah 243 orang dengan perbandingan persentase datang dan pergi 2 2 : 1,9.
Baca Juga: Mendorong Penguatan Pelaku Ekonomi Kreatif di Kabupaten Toba
Sekitar 47% penghuni penjara menjalani hukuman di bawah satu bulan. Kemudian 42% menjalani hukuman 1 - 12 bulan dan hanya 11% yang menjalani hukuman lebih dari satu tahun.
Kunjungan ke Penjara Arnhem juga diikuti Ketua Dewan Pakar APPSI Prof Ryaas Rasyid dan Anggota Dewan Pakar Prof Muchlis Hamdi, Sekda Kaltim Sri Wahyuni, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Ma’mun Amir, Asisten II Sekda Provinsi Papua Suzana Dewijana Wanggai, serta sejumlah kepala OPD Pemprov Kaltim.
Baca Juga: Aplikasi untuk Konten Kreator Diluncurkan, Kemenparekraf Dukung Penuh
Hadir juga Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud dan para Wakil Ketua DPRD Kaltim yakni M Samsun, Sigit Wibowo, dan Seno Aji. Tampak juga Ketua Komisi III Veridiana Huraq Wang dan Anggota DPRD Kaltim Ekti Imanuel. (sul/ky/adpimprov kaltim)***
Baca Juga: Festival Kembali Digelar di Labuan Bajo, Pilot Project untuk Pengembangan Ekosistem Event
Baca Juga: Mendorong Milenial dan Gen-Z Berkolaborasi Mengembangkan Ide Usaha
Baca Juga: Ini yang Dibutuhkan Saat ini di Kampung Adat Waerebo Flores NTT