Mengenal Lebih Dekat Pos Lintas Batas Negara Kita dan Upaya Pertumbuhan Ekonomi

photo author
- Senin, 24 Juli 2023 | 04:50 WIB
Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste. Mengenal lebih dekat pos lintas batas negara kita dan upaya pertumbuhan ekonomi. (Foto: tangkapan layar YouTube Nafarel)
Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste. Mengenal lebih dekat pos lintas batas negara kita dan upaya pertumbuhan ekonomi. (Foto: tangkapan layar YouTube Nafarel)

KLIKLABUANBAJO.ID | Indonesia pada dasarnya memiliki tiga wilayah perbatasan, yakni di Kalimantan berbatasan dengan Serawak, Malaysia, lalu ada wilayah perbatasan Papua-Papua Nugini, dan perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Leste.

Di tiga perbatasan negara tersebut, terdapat sejumlah pos lintas batas negara (PLBN), tempat resmi warga keluar atau masuk negara tetangga.

Oleh pemerintah, PLBN disebut sebagai beranda depan negeri yang mewakili wajah bangsa Indonesia.

Baca Juga: KM Dharma Rucitra Surabaya-Labuan Bajo Makin Diminati Penumpang

PLBN Sota seluas 5,6 hektare, yang dirombak mulai 2019 dengan investasi sebesar Rp114,04 miliar hanyalah satu dari 18 PLBN yang sejak 2015 dipermak penampakannya. Pembangunan wilayah perbatasan yang ditargetkan total 26 PLBN hingga 2024 itu dimaksudkan sebagai upaya pemerintah untuk menjaga kedaulatan negara, sekaligus untuk mengurangi disparitas serta memeratakan pembangunan infrastruktur, khususnya di kawasan perbatasan.

Baca Juga: Pengemudi Ojek Online Bisa Menjadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan, Para Pekerja Informal Masuk Program itu

Dilansir dari Indonesia.go.id, menurut Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), ada dua jenis PLBN. Yaitu, PLBN darat dan PLBN laut. PLBN darat hanya memiliki satu pos lintas batas (PLB) mitra pengawas dan pelayanan dari satu negara tetangga. Sedangkan PLBN laut memiliki satu atau lebih PLB mitra pengawas dan pelayanan dari satu atau lebih negara tetangga.

Sejak 2015, merujuk data yang diungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Diana, pada Rapat Konsultasi DPR RI Evaluasi dan Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan, Senin (10/7/2023), Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 18 PLBN.

Baca Juga: Kisah Dewi, Gadis NTT yang Sukses Dapat Beasiswa S2 ke Melbourne University

Rinciannya,  per Juli 2023, sebanyak 13 PLBN selesai dibangun, terdiri dari 7 PLBN dibangun pada Gelombang I yaitu Aruk, Entikong, Badau (Kalbar), Mota’ain, Motamasin, Wini (NTT), dan Skouw (Papua). Selanjutnya 6 PLBN dibangun pada Gelombang II yaitu Serasan (Kepri), Jagoi Babang (Kalbar), Sei Pancang/Sei Nyamuk (Kaltara), Napan (NTT), Yetetkun (Papua), dan Sota (Papua Selatan).

Baca Juga: 3 Desa Wisata Dapat Bantuan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Di pertengahan 2023, Dirjen Diana mengatakan, ada dua PLBN yang masih proses konstruksi yaitu PLBN Long Nawang dengan progres 88,6% dan Labang dengan progres 95,2% (Kaltara). Sedangkan dua PLBN, yakni Sungai Kelik di Kalbar dan Oepoli di NTT belum ada alokasi. Pasalnya, yang di Sungai Kelik (Kalbar) masih ada masalah lahan dan yang di Oepoli (NTT) ada masalah batas negara dengan Timor Leste. Selain itu, ada satu PLBN yang kontraknya dihentikan yaitu Long Midang (Kaltara) lantaran terkendala akses menuju lokasi.

Pembangunan PLBN yang digencarkan pemerintah, sejatinya  tidak hanya bertujuan untuk pos lintas batas negara, melainkan untuk mendorong tumbuhnya pusat ekonomi baru, salah satunya ditandai dengan pembangunan pasar di area PLBN. Dengan demikian, kehadiran PLBN akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan.

Baca Juga: Event Merupakan Cara Promosi Paling Ampuh di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas

Yang utama, kehadiran PLBN juga diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat Indonesia yang akan melintasi perbatasan Indonesia dengan negara tetangga. Selain itu, untuk meningkatkan keamanan di wilayah perbatasan.

Pembangunan sejumlah PLBN darat yang digerakkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu mengusung konsep terintegrasi. Selain pos utama yang dibangun dengan megah, kawasan PLBN tersebut dilengkapi dengan sejumlah fasilitas umum dan sosial, seperti mes pegawai, tempat ibadah, pasar, jalan pedestrian, area parkir, dan fasilitas pendukung lainnya.

Baca Juga: Top, Misi Dagang Jatim-Sulsel Ditindaklanjuti, Transaksi Ratusan Miliar

Seiring itu, dibangun pula prasarana pendukung pengembangan kegiatan sosial ekonomi. Antara lain, jalan menuju perbatasan dan paralel perbatasan, pasar, rumah khusus, dan prasarana lainnya.

Masih dalam kerangka pengembangan kawasan perbatasan, Kementerian PUPR juga mengantongi Inpres nomor 1 tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk, Motaain, dan Skouw.

Baca Juga: Berkunjung ke Penjara Arnhem di Belanda, Tentang Banyaknya Penjara Kekurangan Tahanan

Dalam surat tugas yang berlaku untuk dua tahun (2021-2022) itu terdapat 12 kegiatan yang telah selesai dilaksanakan. Yakni, di Aruk berupa pembangunan jalan sejajar Temajuk-Aruk-Nanga Badau dan Nanga Era-Batas Kalimantan Timur sepanjang 191,7 km dengan anggaran Rp1,27 triliun (TA 2021-2022), pembangunan Jalan Nasional Kabupaten Sambas ruas Merbau-Temajuk, ruas Tebas-Jembatan Sambas Besar, dan Jembatan Sambas Besar-Merbau dengan anggaran Rp395,1 miliar (TA 2021-2022), dan pembangunan SPAM di Kecamatan Sajingan Besar dengan total alokasi Rp6,9 miliar (TA 2021-2022).

Baca Juga: Awal Mula Pantai Sanur di Pulau Bali, Pernah jadi Lokasi Pendaratan para Bala Tentara Belanda

Selanjutnya di Motaain, berhasil dibangun embung air baku di Kecamatan Lakmanen TA 2022 dengan anggaran Rp6,9 miliar (TA 2022), sumur bor air tanah dalam di Kecamatan Tasifeto Timur dengan anggaran Rp1,6 miliar (TA 2022), penanganan jalan PLBN Motaain-Atapupu sepanjang 6 km (TA 2021-2022) dengan anggaran Rp230,3 miliar, penanganan jalan dalam Kota Atambua dengan anggaran Rp230,3 miliar, penanganan jalan Kupang-Republik Demokratik Timor Leste/RDTL (TA 2021-2022) dengan anggaran Rp230,3 miliar, dan penanganan ruas jalan Fulur-Nualain-Henes TA 2021 dengan anggaran Rp40,4 miliar.

Baca Juga: Harapan untuk Tarik Minat Kunjungan Wisatawan Nusantara dengan Adanya Penambahan Fasilitas di Kaldera Toba

Terakhir, tiga kegiatan yang telah selesai dilaksanakan adalah di Skouw yang berupa pembangunan jalan inspeksi saluran irigasi primer perbatasan di Koya Timur, rehabilitasi SPAM di Distrik Muara Tami dengan anggaran sebesar Rp192,5 juta (TA 2021), dan peningkatan kapasitas dan kualitas jalan provinsi penghubung Kelurahan Koya Timur-Kelurahan Koya Barat sepanjang 4,2 km dengan anggaran Rp7,4 miliar (DAK 2022).

Baca Juga: Serangan Fajar Pemilu, 72 Persen Pemilih Mengaku Menerima Politik Uang

Selanjutnya, terdapat tiga kegiatan yang telah dianggarkan melalui DAK TA 2023, yakni di Kawasan Motaain, berupa jalan Atapupu-Oekusi terutama Ruas Lakafehan-Oekusi akan dilaksanakan dengan DAK tahun 2023 dengan total nilai Rp11,4 miliar, kawasan Motaain berupa penanganan ruas Jalan Lalu-Turiskain, senilai Rp20,5 miliar, dan kawasan Skouw berupa pembangunan jalan poros Kampung Mosso-Kabupaten Keerom, masuk dalam DAK tahun 2023 dengan nama ruas Bewan-Moso (Muara Tami) senilai Rp20,9 miliar.***

Baca Juga: Jus Anggir Produk Ekonomi Kreatif Kuliner dari SMKN, Minuman dari Buah Jeruk Purut

Baca Juga: Pinisi Pertama Hadir di Danau Toba, Menawarkan Paket Wisata Berkeliling serta Bermalam di Atas Kapal

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Sumber: Indonesia.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X