Desa Tompo Bulu di Sulawesi Selatan Berada dalam Gugusan Batu Karst Terbesar Kedua Setelah Cina

photo author
- Senin, 17 Juli 2023 | 09:52 WIB
Salah satu panorama di Tompo Bulu. Desa Tompo Bulu di Sulawesi Selatan berada dalam gugusan batu karst terbesar kedua setelah Cina. (Foto: tangkapan layar video YouTube M Myslaupa Myslaupa)
Salah satu panorama di Tompo Bulu. Desa Tompo Bulu di Sulawesi Selatan berada dalam gugusan batu karst terbesar kedua setelah Cina. (Foto: tangkapan layar video YouTube M Myslaupa Myslaupa)

KLIKLABUANBAJO.ID | Desa Tompo Bulu berada di Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkajene dan kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) berada dalam gugusan batu karst terbesar kedua dunia setelah cina.

Menjadi bagian dari kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Desa Tompo Bulu memiliki segudang potensi wisata seperti wisata pendakian Bulusaraung yang iconik yang menjadi 7 site wisata andalan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang telah lama dikenal di kalangan pendaki Indonesia bahkan mancanegara.

Baca Juga: Tinggi Antusias Generasi Milenial dan Gen-Z di Makassar Sulawesi Selatan untuk Menjadi Pelaku UMKM

Desa Tompo Bulu juga merupakan bagian dari gunung tertinggi keempat di Sulawesi Selatan, telah masuk dalam Taman Bumi Geopark Maros Pangkep.

Selain itu ada pendakian Batu Putih, Air Terjung Tombolo, gua horisontal seperti Marakallang, Passosoang Tunabbaka, Panrandare, Gua Batu Putih dan Gua Vertikal Paenre.

Baca Juga: Kunjungan Wisatawan Selama 2023 ke Kampung Adat Waerebo NTT, Berikut ini Rinciannya

Dilansir dari jadesta.kemenparekraf.go.id, disampaikan bahwa desa wisata religius Tompo Bulu dengan motto “Rampea Golla Na Kurampeki Kaluku, dapat diartikan seperti ini ”Datang Sebagai Tamu Kembali Sebagai Keluarga".

Desa Tompo Bulu adalah desa yang berada di dalam gugusan batu karst terbesar kedua dunia setelah cina.

Baca Juga: Berikut Daftar Arus Kunjungan Wisatawan ke Kampung Adat Waerebo Selama 8 Tahun Terakhir sejak 2016 Lalu

Pemantauan satwa pun menjadi bagian dari keunikan desa di mana terdapat hewan endemik sulawesi seperti Tarsius, Maca maura, Burung Rangkon, Elang Sulawesi dan masih banyak lainnya kicauan burung berbagai jenis yang dengan mudah didapatkan di Desa Tompo Bulu.

Tak hanya sampai disitu saja pemandangan persawahan tidak kalah menariknya seperti Persawahan Bolapattung, Balana, Lanra'a, Kasabballang, Tammugu, Camba Cina, dan view Persawahan Lembang, Persawahan Lembang ini sudah dijadikan taman wisata buatan dilengkapi dengan spot selfi seperti balon udara, gasebo di berbagai sudut sawah, tersedia tempat pembuatan gula aren, dan susur sungai.

Baca Juga: Ini Dia 2 Momen Emas yang Menggaet Wisatawan Paling Banyak ke Kampung Adat Waerebo Flores NTT

Edukasi penanaman padi, kacang tanah (September-Oktober), sadap aren, peternakan lebah trigona, peternakan sapi. Dari segi budaya ada pertunjukan Mappadendang (pesta panen), musik gambus, Anggaru, tari- tarian, dan pesta rakyat.

Sajian dari makanan khas desa ada Taripan, Roko'roko, Madu Hutan, Beppa Kambing, Beppa Letto, Gula Merah, Teng teng kacang tanah, Jahe, Kemiri, Beras organik, Sayur Tunas Aren, Air Nira Aren, Sayur Pakis, Sayur Daun Kara-kara, Masakan Belut, Masakan Kepiting dan Masakan Tunas Rotan.

Baca Juga: Top, Kunjungan Wisatawan ke Kampung Adat Waerebo Flores NTT Meningkat Drastis

Desa Tompo Bulu sangat memelihara kearifan lokal desa diantaranya: setiap pasangan calon pengantin wajib menanam pohon durian sebanyak 2 pohon sebelum akad nikah dilaksanakan, menikah wajib digelar pada Hari Jumat saja, Jumat bersih dilaksanakan sepanjang tahun, upaca adat atau Mappalili (turun sawah), tradisi Ammurang (buruh hama babi) khusus di area persawahan dan perkebunan warga di luar kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

Selain itu, setiap perempuan desa (baik anak-anak maupun orang tua) wajib pakai kerudung saat keluar rumah.

Baca Juga: Sungai ini Surganya para Pemancing dan Tempat Relaksasi Terbaik, Ikan Melimpah serta Hamparan Rumput Hijau

Desa Tompo Bulu dihuni lebih dari 2.000 jiwa dengan luas wilayah 5.752 M2 mayoritas agama Islam dengan suku Bugis Makassar dengan Bahasa Mentah (Dentong).

Desa Tompo Bulu diawal berdirinya menurut para tokoh dituakan di desa, tokoh adat, tokoh masyarakat setempat berawal dari sebelum tahun masehi.

Baca Juga: Ini Dia Areal Persawahan di Indonesia yang Telah Menggaet Sejumlah Wisatawan Internasional

Awal mula dipimpin 4 wilayah Kakaraengan dengaan penguasaan masing masing wilayah yaitu Karaeng Balocci, Karaeng Ammarro, Karaeng Tonasa dan Karaeng Padattanga.

Hingga pada Bulan April tahun 1964 mulailah Desa Tompo Bulu dipimpin oleh Kepala Desa pertama yang masa kepemimpinannya sampai pada tahun 2001 dengan masa jabatan selama 37 tahun yang terdiri dari 2 dusun yaitu Dusun I Bulu-bulu Dan Dusun II Padattangaraya, dengan 4 rukun keluarga dan 12 rukun tetangga.

Baca Juga: Puteri Toraja Stevia Salah Satu Pelajar yang Terpilih Jadi Calon Paskibraka Wakili Sulsel ke Tingkat Nasional

Desa Tompo Bulu berbatasan langsung dengan Desa Rompegading Kecamatan Camba Kabupaten Maros dan Desa Timpuseng Kecamatan Camba Kabupaten Maros .

Desa Tompo Bulu berda di Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).***

Baca Juga: Tompo Bulu di Sulawesi Selatan Dipenuhi Pesona Alam Indah, Desa Wisata yang Dicari di Masa Depan

Baca Juga: Tebu jadi Bensin dalam Tahap Uji Coba Pasar, Transisi dari BBM ke Bioenergi dan Perkuat Ketahanan Energi

Baca Juga: Bioenergi dengan Produk Bioetanol untuk Kendaraan Bermotor di Juli 2023, Berikut Sumber Bahan Bakar Alternatif

Baca Juga: Pengguna Internet di Indonesia 212,9 Juta dengan Tingkat Penetrasi 77,0 Persen dan Nilai Ekonomi 77 M Dolar

Baca Juga: Berwisata di Labuan Bajo Jangan Lupa ke Pusat Sei yang Menyediakan Berbagai Menu Lezat

Baca Juga: Daftar Makanan Khas Denpasar yang Miliki Cita Rasa Spesial

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Sumber: jadesta.kemenparekraf.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bajo Dance Festival 2025 Disambut Hangat Warga

Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:01 WIB

1.731 Wisatawan Mancanegara Kunjung GBC Labuan Bajo

Jumat, 10 Oktober 2025 | 06:39 WIB

Wisatawan Peminat Burung Meningkat di Labuan Bajo

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 16:17 WIB

1.345 Wisman Berkunjung ke GBC Labuan Bajo

Senin, 11 Agustus 2025 | 07:39 WIB

Terpopuler

X