KLIKLABUANBAJO.ID | Ada yang sedang diburu oleh wisatawan di Labuan Bajo saat ini, sekaligus menjadi tren terbaru yang bakal memperkuat branding Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas berlabel premium.
Daya tarik wisatawan kini mulai melirik destinasi di kampung-kampung atau pedesaan, ingin melihat langsung dan merasakan suasana di kampung termasuk aktifitas petani di kebun atau di sawah serta kehidupan sosial di sana.
Baca Juga: Babak Baru Produk Sari Toga Komodo Labuan Bajo
Wisata ke kampung-kampung di Kabupaten Manggarai Barat juga berkaitan dengan keinginan wisatawan untuk hiking. Sedangkan untuk trekking sudah biasa dilakukan di berbagai spot atau obyek wisata di Labuan Bajo.
Salah satu wisatawan Jerina mengatakan, tren terbaru ini berhubungan dengan keinginan untuk healing.
"Tidak lagi hanya sekedar untuk traveling terutama bagi wisatawan yang sudah lebih dari sekali berkunjung ke Labuan Bajo, termasuk saya sendiri. Saya dan beberapa teman tergabung dalam komunitas dan kami sudah sering ke Labuan Bajo. Kami berencana untuk berwisata ke kampung-kampung, merasakan suasana di sana," kata Jerina.
Baca Juga: Ini Dia Desa Wisata Kelas Dunia di Indonesia, Alamnya Manjakan Mata Setiap Pengunjung
Menurutnya healing dengan cara diving atau trekking itu sudah biasa di Labuan Bajo.
"Kami ingin hiking ke kampung-kampung, melewati sawah, Kebun, bukit dan itu memberi ketenangan sendiri. Sekarang kami sedang mencari tau ke kampung apa saja kami berwisata," tuturnya.
Hal lain yang sedang diburu wisatawan adalah kuliner lokal. Ada beberapa jenis kuliner lokal yang selama ini menurut wisatawan hanya mengenal namanya tetapi wujudnya belum ditemukan.
Baca Juga: Ketua Pukatnas Julius Yunus Tedja Berharap Rakernas Bisa Mengembangkan Jaringan Usaha dan Kesejahteraan
Ada juga jenis kuliner yang sudah pernah mereka nikmati tetapi kini agak susah mendapatkannya di Labuan Bajo.
Fred, salah satu wisatawan pencinta kuliner lokal menyampaikan hal ini.
"Saya dan keluarga biasanya memilih beberapa destinasi wisata di Indonesia untuk dikunjungi. Saat ini kami ke Labuan Bajo. Beberapa jenis kuliner lokal sudah kami rasakan dan nikmat sekali. Ada beberapa juga yang hanya kami dengar namanya. Kami ingin merasakan itu," katanya.
Baca Juga: Sebanyak 1.500 Orang dari Papua dan Papua Nugini Berkumpul
Menurutnya, dari informasi yang dia peroleh ada beberapa kuliner lokal yang sangat nikmat tetapi belum banyak disediakan.
"Kami dengar ada jenis makanan yang diolah dari umbi-umbian, kami mendengar cerita itu dan ingin merasakannya. Ada juga yang namanya sayur Saung Ndusuk, ada juga nasi bambu khas. Kami ingin merasakan itu," kata Fred.
Tak hanya itu, homestay atau penginapan juga bisa bakal menjadi tempat yang semakin diburu wisatawan di Labuan Bajo karena bagi wisatawan saat ini bukan hanya soal kamar inap yang bagus dan mahal tetapi juga soal pemandangan dan suasana alam di sekitar tempat inap yang bisa meneguhkan hati, menenangkan jiwa. Juga ada hal berbeda dan unik di sekitar tempat mereka inap, menjadi faktor penentu.
Baca Juga: Ada Sumur Raksasa yang Langka di Donggala Sulawesi Tengah, Berikut Isinya
Menurut salah satu pegiat kuliner di Labuan Bajo Nurhayati Alwi, salah satu jenis kuliner yang sedang diburu wisatawan adalah Sei Sapi.
"Hanya saja selama ini produksi Sei Sapi belum ada di Labuan Bajo, kalaupun ada mungkin tidak banyak sementara permintaan tinggi," kata Nurhayati.
Akibat tingginya permintaan Sei Sapi, dirinya kini mulai memproduksi itu.
Baca Juga: 132 Pemain dari Berbagai Pelosok Tanah Air Ikut Seleksi Program Select Pemain Potensial U-17
"Banyak wisatawan datang ke tempat kami menanyakan Sei Sapi. Sekarang kami sudah mulai buat pengasapan Sei Sapi. Kami sudah berproduksi, ada Sei Sapi kemasan yang bisa dibawa pulang dan bisa langsung dimakan ada juga yang bisa diolah lagi tetapi semuanya sudah kami kemas dengan baik," kata Nur.
Sei Sapi kemasan yang disiapkannya itu harganya Rp125.000, per 250 gram yang bisa langsung dimakan. Sedangkan jenis lain yang bisa diolah lagi harganya Rp90.000, per 250 gram.
Baca Juga: Keren Festival Danau Sentani, Ada Tarian di Atas Perahu oleh 250 Orang
Bagi wisatawan yang berminat bisa langsung memesan di Pondok Flores yang terletak di depan Polres Mabar.
Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Manggarai Barat (Mabar) Pius Baut, menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan desa wisata untuk menyambut wisatawan yang ingin berwisata ke pedesaan atau kampung-kampung.
Baca Juga: Lumba-lumba di Perairan Air Tawar ada di Sungai Mahakam Kalimantan Timur, Berikut ini Keunikannya
"Kami juga mengadakan pelatihan-pelatihan, tidak hanya bagi pemandu wisata yang berkaitan dengan desa-desa wisata tetapi juga pelatihan berkaitan dengan kuliner," kata Pius.
Dia membenarkan bahwa tren pariwisata sekarang adalah healing. Menurutnya pilihan berwisata ke desa-desa wisata sangat tepat.***
Baca Juga: Daftar 3 Keunikan di Geopark Maros-Pangkep, Ada 500 Gua yang Pernah Ditinggali Manusia Prasejarah
Baca Juga: Salah Satu Kebun di Indonesia ini Dikunjungi 700 Ribu Orang Setiap Tahun
Artikel Terkait
Ternyata Ada Tren Baru di Sektor Pariwisata Kita Pasca Pandemi yang Mengarah ke NEWA, Berikut Penjelasannya
Lebih dari Seribu Wisatawan ke Danau ini per Bulan, Ada Pulau Kecil di Tepiannya
Raup Miliar Rupiah dari Unggahan Konten Musik ke Medsos hingga Miliki Penggemar Lintas Negara
Fantastis, Harga Kerbau di Daerah ini Rp50 Juta sampai Rp1 Miliar
Daftar Nama-nama Kabupaten di NTT Tempat Hidup Komodo, Bukan Hanya Labuan Bajo Manggarai Barat
Anda yang Berjiwa Petualang Perlu Tahu, Tempat ini Menyimpan Fosil Berusia Lebih Tua dari Pulau Sumatra
Ternyata Bali tak Hanya Populer karena Pariwisata, Ada Kekuatan Lainnya
Salah satu Provinsi di Indonesia Mengekspor Ikan ke 6 Negara, Ada Amerika Serikat dan Filipina
Pantai Pasir Putih Repi Salah Satu Pesona Pantai Selatan Manggarai Barat NTT
Jahe Merah dari Labuan Bajo Mabar NTT Diminati Pelanggan di Malaysia
Patut Diteladani, Desa ini Terbatas Sumber Daya Alam tetapi Sabet Juara Terbaik Desa Wisata
Mengenal Komodo Merah yang Merupakan EMU, Berikut ini Penjelasannya
Ini Alasannya Kenapa Ada Larangan Mendaki Gunung di Bali
Panorama Alam Ini Menjadi Bonus Bagi Para Wisatawan yang Datang ke Labuan Bajo NTT
Ada 2 Kuliner Khas Indonesia yang Diperkenalkan ke Para Pemuda Australia Peserta Pertukaran Pemuda
Kisah Menarik Seorang Gubernur dari Indonesia saat Makan di Brasil, Sayang Sambalnya Salah
Mendorong Penyebaran Wisatawan Melalui Penyusunan Peta Perjalanan Menuju 30 Desa Wisata
Lima Rekomendasi Tempat Nongkrong Akhir Pekan Paling Baik di Labuan Bajo NTT
Ada 4 Hal yang Harus Diperhatikan Masyarakat dalam Transisi Pandemi Covid-19 ke Endemi
Punahnya Lapangan Kerja Akibat Teknologi, Berikut Hasil Survei tentang itu
Penerbangan Anda Makin Mudah, Ada yang Baru di Bandara Komodo Labuan Bajo
Berikut ini Daftar Maskapai Penerbangan yang Melayani Bandara Komodo Labuan Bajo
Bagi Anda yang Suka Naik Kapal, Ada Aturan Baru Mulai 1 Juli 2023
Sebanyak 20.038 Orang Berangkat dari Labuan Bajo, Ikuti Informasi Berikut ini
Di Tempat ini Kuda Harus Miliki Surat Keterangan Kesehatan
Apakah Anda Pencinta Komik, Berikut Dukungan Terhadap Seniman Komik di Tanah Air
Naik Impor dari Tiongkok Periode Mei 2023, Neraca Dagang Surplus
Pariwisata Indonesia Setelah Status Pandemi Dicabut
Ekspor Impor di Tengah Pemulihan Ekonomi
Daftar Bendungan yang Sudah Diresmikan, Termasuk di NTT
Era Digitalisasi Konstruksi, Berikut ini Daftar 6 Program Transformasi Digital yang Telah Dijalankan
Festival Wolobobo Menjadi Penghubung Pariwisata Ngada dengan Dunia, Kopi Bisa jadi Andalan
Ubud sebagai Destinasi Gastronomi Sudah Berjalan Sejak 2018, Tahun 2023 ini Tahap Ketiga
Pemerintah Menargetkan Pembangunan 61 Bendungan di Berbagai Wilayah Indonesia, Berikut ini Penjelasannya
Mengenal Maratua, Salah Satu Pulau Terluar Indonesia