Ini Alasannya Kenapa Ada Larangan Mendaki Gunung di Bali

photo author
- Selasa, 13 Juni 2023 | 08:55 WIB
Salah satu panorama di Pulau Bali. Berikut ini alasannya kenapa ada larangan mendaki gunung di Bali. (Foto: Pixabay)
Salah satu panorama di Pulau Bali. Berikut ini alasannya kenapa ada larangan mendaki gunung di Bali. (Foto: Pixabay)

KLIKLABUANBAJO.ID | Dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (12/6/2023), Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan pascapandemi COVID-19, Pemerintah Provinsi Bali mengedepankan pengembangan pariwisata berbasis tradisi dan budaya.

"Maka tagline pariwisata kami sekarang ‘pariwisata berbasis budaya yang berkualitas dan bermartabat’," kata Tjok Bagus.

Baca Juga: Jangan Lupa Jadwal Tes Masuk Kampus Negeri Jalur Seleksi Mandiri pada Bulan Juli

Dia menjelaskan sebagai upaya pengembangan pariwisata berbasis tradisi dan budaya di Bali, Gubernur Bali, I Wayan Koster pun mengeluarkan aturan terkait larangan mendaki gunung di Bali.

Larangan tersebut dikeluarkan berdasarkan pendapat sejumlah pemuka agama Hindu di Bali yang menyebutkan bahwa gunung-gunung yang ada di Bali merupakan tempat suci bagi Umat Hindu.

Baca Juga: Mengenal Komodo Merah yang Merupakan EMU, Berikut ini Penjelasannya

"Gunung ini merupakan tempat suci di Bali jadi Gunung ini ingin kami agungkan kembali. Karena jika tidak diagungkan, maka Bali bisa ditinggalkan (wisatawan) sebagai daerah tujuan wisata dunia," katanya, dilansir dari Kemenparekraf.go.id.

Meski demikian, Tjok Bagus mengungkapkan pihaknya tidak membiarkan para pemandu wisata gunung di Bali kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Tradisi Sambut Baru yang Disertai dengan Pesta Keluarga di Manggarai Barat NTT

"Kemarin kami kumpulkan 186 pemandu wisata gunung di Bali dan kami transformasi menjadi tenaga kontrak (di Pemprov Bali)," ujar Tjok Bagus.

Menanggapi hal tersebut, Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menuturkan pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Pemprov Bali untuk menindaklanjuti hal ini. Namun, Sandiaga mengatakan pada dasarnya Kemenparekraf mendukung upaya pengembangan pariwisata berbasis tradisi dan budaya.

Baca Juga: Cerita Suka Cita Seorang Guru Honorer di Labuan Bajo NTT Duduk Semeja Makan dengan Menteri Sandiaga Uno

"Konsep pariwisata berbasis budaya yang berkualitas dan bermartabat ini seiring dengan apa yang ingin kami kembangkan dalam pemulihan pariwisata kita," kata Sandiaga.

Turut hadir dalam kesempatan ini sejumlah pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf. ***

Baca Juga: Ini Rahasianya, Desa ini Raih Juara sebagai Desa Wisata Terbaik Walaupun Terbatas Sumber Daya Alam

Baca Juga: Patut Diteladani, Desa ini Terbatas Sumber Daya Alam tetapi Sabet Juara Terbaik Desa Wisata

Baca Juga: Terbaik, Desa Wisata Pekunden di Banyumas Jawa Tengah Berbasis Kreatif Ada Edukasi Buah Naga

Baca Juga: Jahe Merah dari Labuan Bajo Mabar NTT Diminati Pelanggan di Malaysia

Baca Juga: Gara-gara Jahe, Guru Honor di Labuan Bajo ini Dipanggil Makan Bersama Menteri Pariwisata

Baca Juga: Tanaman Pisang di Manggarai NTT Belum Bebas dari Serangan Penyakit

Baca Juga: Mengenal Komodo Merah yang Merupakan EMU, Berikut ini Penjelasannya

Baca Juga: Spot Wisata Pantai Repi Dipotret dari Atas Bukit, Pesonanya Luar Biasa Indah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Sumber: Kemenparekraf.go.id

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bajo Dance Festival 2025 Disambut Hangat Warga

Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:01 WIB

1.731 Wisatawan Mancanegara Kunjung GBC Labuan Bajo

Jumat, 10 Oktober 2025 | 06:39 WIB

Wisatawan Peminat Burung Meningkat di Labuan Bajo

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 16:17 WIB

1.345 Wisman Berkunjung ke GBC Labuan Bajo

Senin, 11 Agustus 2025 | 07:39 WIB

Terpopuler

X