Ternyata Bali tak Hanya Populer karena Pariwisata, Ada Kekuatan Lainnya

photo author
- Jumat, 9 Juni 2023 | 07:15 WIB
Salah satu panorama di Pulau Bali. Ternyata Bali tak hanya populer karena pariwisata, ada kekuatan lainnya. (Foto: Pixabay)
Salah satu panorama di Pulau Bali. Ternyata Bali tak hanya populer karena pariwisata, ada kekuatan lainnya. (Foto: Pixabay)

KLIKLABUANBAJO.ID | Ternyata Bali tidak hanya populer karena sektor pariwisatanya yang sangat menarik dan diminati banyak orang di dunia.

Di balik kekuatan potensi pariwisata yang ada di Pulau Bali, daerah ini juga memiliki kekuatan lain yang membuatnya semakin dikenal.

Kekuatan lain yang ada di Pulau Bali turut menarik minat negara lain, membuat daerah itu semakin dikenal, salah satunya India.

Baca Juga: Sayur dan Buah dari Ngada Kuasai Pasar Kota Pariwisata Premium Labuan Bajo

Kekuatan lain tersebut berkaitan dengan
hilirasasi rumput laut yang sudah berlangsung di Kabupaten Buleleng, Bali, dan telah menghasilkan produk bernilai tambah sekitar 200 ton per bulan.

Program ini pun dapat menjadi percontohan hilirisasi rumput laut nasional oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Pembinaan mutu industri rumput laut dilakukan bersama antara pembina mutu pusat di Direktorat Pengolahan Bina Mutu Ditjen PDSPKP dan pembina mutu daerah di Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Bali. Pembinaan mutu ini dilakukan secara sinergis dan berkala. Hasilnya, hilirisasi rumput laut di Bali mampu memproduksi ekstrak dan butiran rumput laut.

Baca Juga: Godaan Pariwisata, Petani Tinggalkan Kebun Jadi Pemandu Wisata

Produk ini sudah menjangkau pasar ekspor, khususnya India, selain pasar domestik. Diharapkan, keberhasilan hilirisasi rumput laut di Bali ini bisa direplikasi di daerah lain agar masyarakat turut mendapatkan manfaatnya.

Dilansir dari Indonesia.go.id, saat ini Unit Pengolahan Rumput Laut (UPRL) tersebut telah mempekerjakan sekitar 66 orang mulai dari budi daya, pengolahan, hingga distribusi.

Selain itu, UPRL ini mampu menyerap bahan baku sekitar 400 ton rumput laut per bulan yang diambil dari daerah Buleleng, Klungkung, Denpasar, Banyuwangi, Situbondo, Sumenep, Lombok Timur, dan Sumbawa.

Baca Juga: Ada Nada Rindu untuk Pasar Tertua Rekas Dekat Labuan Bajo, 3 Hal Berikut yang Membuatnya Ramai sampai Sekarang

Sebagai informasi, pada Jumat, 28 April 2023, Dirjen PDSPKP turut mendampingi kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ke Buleleng. Dalam kunjungan ini, Menko Luhut melihat langsung proses hilirisasi rumput laut yang dilakukan oleh UPRL tersebut.

Menko Luhut mengatakan, hilirisasi ini merupakan bentuk industri padat karya. Karenanya, dia memastikan, akan mengawal progres ini dalam rapat koordinasi kementerian/lembaga terkait sebelum melaporkan ke Presiden Joko Widodo. Hal itu mengingat, ada 35 macam turunan dari rumput laut yang bisa bermanfaat untuk kesehatan, pertanian, dan pangan.

Baca Juga: Anda yang Berjiwa Petualang Perlu Tahu, Tempat ini Menyimpan Fosil Berusia Lebih Tua dari Pulau Sumatra

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, akan memacu hilirisasi rumput laut mulai 2023. Upaya KKP, antara lain, meningkatkan investasi, khususnya untuk hilirisasi rumput laut, bekerja sama dengan pemerintah daerah dengan membuat klaster budi daya.

Perlu diketahui, rumput laut menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia pada sektor kelautan dan perikanan. Total produksi rumput laut nasional pada 2020 sebanyak 5,01 juta ton basah. Jumlah tersebut terdiri dari produksi rumput laut di laut sebanyak 4,66 juta ton basah dan rumput laut di tambak sebesar 351 ribu ton basah.

Baca Juga: Daftar Nama-nama Kabupaten di NTT Tempat Hidup Komodo, Bukan Hanya Labuan Bajo Manggarai Barat

Adapun nilai produksi rumput laut Indonesia mencapai Rp22,8 triliun pada 2020. Secara rinci, sebesar Rp22,3 triliun dihasilkan oleh rumput laut di laut dan Rp541,5 miliar di tambak.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi rumput laut di Indonesia tersebar di 23 provinsi. Peringkat lima besar provinsi penghasil rumput laut adalah Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.

Baca Juga: Fantastis, Harga Kerbau di Daerah ini Rp50 Juta sampai Rp1 Miliar

Produksi rumput laut di Sulawesi Selatan mencapai 1,63 juta ton basah pada 2020. Kemudian di posisi kedua Nusa Tenggara timur dengan produksi rumput laut sebesar 1,03 juta ton basah. Di Kalimantan Utara diproduksi rumput laut sebesar 441,1 ribu ton basah, diikuti Sulawesi Tengah 419,9 ribu ton basah, dan Nusa Tenggara Barat 402, 6 ribu ton basah.

BPS juga mencatat rumput laut Indonesia memiliki andil besar dalam pasar rumput laut dunia. Menurut data International Trade Center, pada 2018 ekspor rumput laut Indonesia dalam bentuk bahan mentah menduduki peringkat pertama dunia, yakni mencapai 205,76 ribu ton.

Baca Juga: Salah Satu Pasar Tertua di Manggarai Barat Masih Jadi Pasar Mingguan Paling Ramai

Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor rumput laut terbesar di dunia. Tercatat, Indonesia mengekspor rumput laut paling besar ke Tiongkok pada 2020.

BPS mencatat, nilai ekspor rumput laut dari Indonesia ke Negara Tirai Bambu itu mencapai USD149,3 juta dengan volume 148,3 ribu ton. Korea Selatan berada di peringkat kedua dengan nilai ekspor rumput laut USD9,6 juta dan volume 7,8 ribu ton. Setelahnya ada Chili dengan nilai ekspor rumput laut sebesar USD5,8 juta dan volume 3,4 ribu ton.

Baca Juga: Raup Miliar Rupiah dari Unggahan Konten Musik ke Medsos hingga Miliki Penggemar Lintas Negara

Nilai ekspor rumput laut dari Indonesia ke Vietnam tercatat sebesar USD3,8 juta dengan volume 6,1 ribu ton. Kemudian, nilai ekspor rumput laut ke Prancis sebesar USD3,6 juta dengan volume 3,3 ribu ton.

Secara total, nilai ekspor rumput laut dari Indonesia sebesar USD181,4 juta pada 2020, turun 15,7% dari USD215,2 juta pada 2019. Volume ekspor rumput laut dari Indonesia pun tercatat menurun. Pada 2020, volumenya sebesar 177,9 ribu ton, turun 7% dari 191,2 ribu ton pada 2019. ***

Baca Juga: Lebih dari Seribu Wisatawan ke Danau ini per Bulan, Ada Pulau Kecil di Tepiannya

Baca Juga: Bagi yang Butuh Modal, Ada Dana Kredit Usaha Rakyat Rp415 Triliun Siap Dikucurkan

Baca Juga: Wah... Setiap Hari 1.278 Orang Tiba di Labuan Bajo

Baca Juga: Ketika Perempuan Enggan Terjun dalam Politik

Baca Juga: Ternyata Ada Tren Baru di Sektor Pariwisata Kita Pasca Pandemi yang Mengarah ke NEWA, Berikut Penjelasannya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Sumber: Indonesia.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X