KLIKLABUANBAJO.ID -- Pariwisata telah menggoda para petani untuk meninggalkan aktivitas purbanya sebagai pengolah tanah. Janji pariwisata telah memaksa mereka untuk meninggalkan kebun dan mengais rejeki dengan menjual jasa pemanduan kepada para wisatawan.
Pariwisata menjadikan pertanian bukan lagi satu-satunya lahan mencari nafkah bagi para petani. Pariwisata memberikan mereka peluang baru sebagai alternatif mencari nafkah bagi kebutuhan hidup keluarga mereka.
Salah satu contohnya masyarakat Desa Cunca Wulang, Kecamatan Mbeling Manggarai Barat NTT. Sejak salah satu air terjun paling angker di wilayah itu menjadi daerah tujuan wisata, masyarakat ditawari peluang-peluang baru usaha wisata.
Baca Juga: Sayur dan Buah dari Ngada Kuasai Pasar Kota Pariwisata Premium Labuan Bajo
Para petani mulai belajar menjadi pemandu wisata, mendapatkan berbagai pelatihan cara memandu turis. Belajar bahasa Inggris dasar dan sederhana, untuk mendukung layanan mereka sebagai pemandu.
Dengan memulai bergelut di dunia pariwisata, masyarakat mulai mengubah penampilan. Setiap pagi, sebagian kelompok masyarakat tampil rapi menuju hutan spot wisata. Tempat mereka menunggu para wisatawan yang ingin menikmati spot wisata air terjun Cunca Wulang.
Sebagian lain masih pergi ke sawah, tetapi pada gilirannya mereka akan melepas kebun mereka dan mengantar wisatawan. Dari pekerjaan mengantar turis, mereka bisa mendulang keuntungan Rp.100 Ribu sampai Rp.500 ribu sehari.
Baca Juga: Daftar Nama-nama Kabupaten di NTT Tempat Hidup Komodo, Bukan Hanya Labuan Bajo Manggarai Barat
Pariwisata saat ini memang lagi berjuang untuk bangkit kembali. Tetapi sebelum pandemi covid-19, masyarakat Cunca Wulang sudah merasakan betapa pariwisata itu sangat menguntungkan dan memudahkan kehidupan mereka.
Kenangan itu selalu menjadi pembicaraan mereka. Dan berharap pariwisata akan segera pulih kembali, sehingga masyarakat diberikan banyak kemudahan untuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga.
Pandemi Covid-19 sempat membuat masyarakat petani terhenyak. Sebab masyarakat sudah tidak sepenuhnya memperhatikan lahan pertanian mereka. Sementara pariwisata sudah tidak menghasilkan uang.
Baca Juga: Fantastis, Harga Kerbau di Daerah ini Rp50 Juta sampai Rp1 Miliar
Artikel Terkait
Jalan Tani Berubah Jadi Sungai Lumpur Tutupi Jalan Wisata Air Terjun Cunca Wulang Labuan Bajo NTT
Menari dan Menyanyi, Masyarakat Cunca Wulang Labuan Bajo NTT Sambut Kades yang Baru
Kades Cunca Wulang Pius Suparjo Minta Warganya Jaga Keharmonisan
Cunca Wulang, Spot Wisata Air Terjun Terbaik di Labuan Bajo NTT
Longsoran Jalan Tani Ganggu Arus Transportasi Wisata Menuju Cunca Wulang
Cunca Wulang di Labuan Bajo, Air Terjun dengan Pesona Tiada Duanya di NTT
Jual Kelapa di Labuan Bajo, Sampahnya Dibuang di Jalan Wisata Cunca Wulang Mbeliling
Sumber Mata Air Tua di Kampung Wisata Warsawe Cunca Wulang Labuan Bajo NTT
Papan Makin Rapuh, Para Wisatawan Agar Waspadai Melewati Jembatan di Wisata Air Terjun Cunca Wulang
Berkas Cahaya dari Langit Menyinari Tepian Kolam, Pesona Air Terjun Cunca Wulang di Pagi Hari