Begini Cara Petani di Manggarai Barat NTT untuk Selamatkan Alam dan Merdeka dari Tengkulak

photo author
- Selasa, 30 Mei 2023 | 08:12 WIB
Salah satu lahan sawah di Manggarai Barat, NTT. Berikut ini cara petani di daerah itu untuk selamatkan alam dan merdeka dari tengkulak.
Salah satu lahan sawah di Manggarai Barat, NTT. Berikut ini cara petani di daerah itu untuk selamatkan alam dan merdeka dari tengkulak.

KLIKLABUANBAJO.ID| Di tengah isu pemanasan global dan perubahan iklim yang tidak menentu, para petani di Dusun Pong Nombong, Desa Paleng, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi NTT, melakukan berbagai upaya untuk penyelamatan lingkungan, khususnya di sektor pertanian.

Salah satu upaya yang mereka lakukan adalah membuat pupuk organik cair untuk meningkatkan produksi hasil pertanian yaitu padi. Mereka membuat pupuk organik yang diolah dari bahan-bahan lokal yang ada di sekitar. Pengolahan pupuk organik itu dibimbing oleh salah seorang guru yang sudah berpengalaman.

Baca Juga: Budidaya Ikan Lele Semakin Meluas di Manggarai Barat NTT, Kelompok St Familia Panen Hasil Sistem Bioflok

Tak sia-sia, pada tahun 2023, mereka sudah beralih dari pupuk kimia ke organik yakni Jadam, Eco Enzym, dan Biosaka.

Antonius Kaus (63), petani di Dusun Pong Nombong, menuturkan, sawahnya seluas setengah hektar, sebelumnya menggunakan pupuk kimia. Saat menggunakan pupuk kimia, ia harus merogo kocek hingga Rp1.500.000 demi menyuburkan padi.

Baca Juga: Surya di Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan

"Satu musim, minimal enam karung pupuk kimia saya beli. Biayanya Rp1.500.000. Hasilnya tergantung. Kadang 1, 5 ton. Kadang juga 2,5 ton," tutur Antonius, Selasa (30/5/2023).

Sebagai petani, kata dia, biaya itu tentu sangatlah besar. Belum lagi saat padi diserang hama. Di saat seperti itu, petani harus kembali mengeluarkan biaya untuk membeli pestisida kimia.

Namun, di tahun 2023, dirinya memutuskan untuk beralih dari kimia dengan menggunakan pupuk organik yakni Jadam, Eco Enzym dan Bioska. Pupuk itu diolah sendiri. Tidak membutuhkan biaya besar dan waktu yang terlalu lama.

Baca Juga: Gokil, 17 Pulau Ada dalam Satu Kecamatan Terdapat juga Kumpulan Telur Kelinci Laut di Nusa Bunga NTT

Dengan menggunakan pupuk organik dirinya tidak lagi mengeluarkan biaya Rp1.500.000 seperti selama menggunakan pupuk kimia.

"Tahun ini saya hanya keluarkan uang Rp50 ribu untuk buat pupuk organik. Selisihnya jauh sekali," ujarnya.

Saat ini juga, kata dia, hama padi bisa dikendalikan dengan obat organik yang dibuat sendiri.

Baca Juga: Jumat Malam di Kampung Ndalir Flores NTT, Memori Indah Diukir oleh SMAN 5

"Selama pakai pupuk organik ini satu saja penyakit, padinya merah saat umur satu bulan lebih. Itu bisa diatasi obat organik, bahan-bahannya juga ada di lingkungan sekitar," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X