Pewarna Alam di Ruang Festival Budaya, Rumah BUMN Tampil Mempesona

photo author
- Sabtu, 13 Mei 2023 | 15:48 WIB
Booth yang menjual sarung tenun khas Ende Flores NTT. Pewarna alam di ruang festival budaya, Rumah BUMN tampil mempesona. (Servan/KLIKLABUANBAJO.ID)
Booth yang menjual sarung tenun khas Ende Flores NTT. Pewarna alam di ruang festival budaya, Rumah BUMN tampil mempesona. (Servan/KLIKLABUANBAJO.ID)

Alunan musik mulai terdengar, seperti menyatu dengan udara petang diselimuti hawa gerah yang agak menurun.

Kapal-kapal berjejer sepanjang bibir pantai, bentuk dan rupanya memanjakan mata.

Lembaran-lembaran kain hasil tenun bergelantung apik di booth-booth, ada juga yang dilipat rapi dengan warna yang menyejukan mata.

Baca Juga: Masyarakat Peduli Satwa Langka di Nanga Bere Lembor Selatan Selamatkan 121 Telur Penyu

Sabtu (13/5/2023) merupakan hari terakhir Festival Budaya Rumah BUMN yang berlangsung di Waterfront Labuan Bajo.

Kegiatan Side event Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN itu berlangsung sejak tanggal 9 hingga 13 Mei 2023.

Tak hanya seribu satu jenis dan model kain tenun serta busana yang terpajang di 50 unit booth dengan harga antara ratusan hingga jutaan rupiah namun momen itu juga menjadi panggung bagi pewarna alam.

Baca Juga: ASEAN Sepakat Bangun Ekosistem Mobil Listrik dan jadi Bagian dari Rantai Pasok Dunia

Pewarna alam yang membalut lekat pada sejumlah helai kain tenun, memancarkan warna penuh pesona.

Festival Budaya Rumah BUMN yang diikuti para pegiat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di salah satu spot terbaik Labuan Bajo itu turut memperkuat eksistensi pewarna alam.

Baca Juga: Indonesia dan Vietnam Membuka Kesempatan Kerja Sama Ruang Digital dan Digitalisasi

"Pewarna alam yang mewarnai sarung, selendang dan lembaran tenun ini dibuat dari kulit akar Mengkudu, Daun Nilam dan ramuan alam lainnya. Untuk mendapatkannya harus ke hutan," kata salah satu pegiat UMKM yang menjual kain sarung khas Kabupaten Ende, Albert Magnusai.

Sembari menunjuk kain sarung berwarna coklat, fasilitator Rumah BUMN PLN Ende ini menjelaskan bahwa kegiatan Rumah BUMN Smes Hub memberi keuntungan bagi dirinya.

Baca Juga: Puncak KTT ke-42 ASEAN di  Meruorah, Presiden Jokowi: Ke depan ASEAN Harus Makin Memperkuat Integrasi Ekonomi

"Saya mengikuti kegiatan ini sejak tanggal 9 sampai hari ini. Saya menjual gelang dari hasil tenun seharga Rp 10.000, sudah 20 gelang yang laku. Selendang harganya Rp400.000 sampai Rp500.000, ada lima lembar yang sudah terjual. Sarung seharga Rp3.500.000, sampai Rp4.500.000," tutur Albert.

Pegiat UMKM lainnya Viktoria Liba, menuturkan hal senada.

"Kami juga menjual sarung tenun yang warna alami. Pewarna alam dibuat dari batang kayu Nangka, kulit Mahoni, dan ada juga jenis lain yang dalam bahasa lokalnya batang Sepang," kata Viktoria asal Lembor Selatan ini.

Baca Juga: Momen KTT ASEAN 2023, Menteri BUMN Perkenalkan UMKM Indonesia ke Dunia Internasional

Sarung tenun yang dijualnya itu merupakan hasil produksi kelompok tenun bernama Kelompok Dahlia di Lembor Selatan.

"Untuk mendapatkan bahan pewarna alam agak setengah mati karena harus cari di hutan," kata Viktoria.

Harga sarung yang dijualnya bervariasi, antara Rp500.000, hingga Rp3.000.000.

Baca Juga: Pertemuan Bilateral di Meruorah Labuan Bajo 2 Pemimpin Tingkatkan Kerja Sama Bidang Energi Baru Terbarukan

"Sejak tanggal 9 yang laku sebanyak 8 lembar yang harganya Rp850.000, dan ada juga yang harga Rp1 juta," kata Viktoria.

Demikian juga yang disampaikan oleh Olik.

"Ada sarung yang berasal dari pewarna alam. Pewarna alam itu terdiri dari batang Nangka, batang Mahoni dan ada juga yang dari daun Sampa menghasilkan warna biru," kata Olik.

Baca Juga: Daftar Perdana Menteri dan Presiden Negara ASEAN yang Sudah Tiba di Labuan Bajo Ikut KTT ke-42 ASEAN

Sarung yang dijualnya seharga Rp2 juta. Sudah beberapa yang laku, baik yang khas Manggarai maupun dari daerah lain di NTT.

Para pegiat UMKM yang menjual berbagai produk dari sarung tenun itu memberikan apresiasi kepada BUMN atas terselenggaranya kegiatan Rumah BUMN Smes Hub.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Meninjau RSUD Komodo, Sudah Dilengkapi Peralatan untuk Kanker dan Jantung serta Stroke

Kegiatan itu memberi keuntungan bagi mereka karena hasil jualannya meningkat dibandingkan dengan hari-hari biasa.

Festival Budaya Rumah BUMN tampil mempesona di Waterfront Labuan Bajo, memperkuat kepercayaan diri para pelaku UMKM dan memperkokoh eksistensi pewarna alam.

Baca Juga: Danding dari Manggarai Timur Sukses Pentas di Side Event ASEAN Summit Labuan Bajo

Labuan Bajo tak hanya memiliki keindahan alam tetapi pewarna alam yang ramah lingkungan ada di sana. ***

Baca Juga: 12 Ribu Paket Katering Makanan Laku Tiap Hari di Labuan Bajo

Baca Juga: Labuan Bajo dari Persimpangan Jalan, Ada Rezeki yang Bersemi di Suasana ASEAN Summit

Baca Juga: Nikmatnya Sensasi Segar Menikmati Kolam Pemandian Cunca Plias Labuan Bajo NTT

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gorengan Terbaik di Labuan Bajo Ada di Bunda Restu

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 07:34 WIB

Terpopuler

X