Ketika Perempuan Enggan Terjun dalam Politik

photo author
- Selasa, 6 Juni 2023 | 08:04 WIB

Oleh: Mershinta Rahmadani – PUANITAS INDONESIA

 

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah perempuan yang mencalonkan diri dan terpilih untuk posisi politik. Ini adalah tren positif karena perempuan telah lama kurang terwakili dalam politik. Namun masih ada jalan panjang sebelum kesetaraan gender tercapai dalam politik.

Di banyak negara, perempuan masih dipandang tidak setara dengan laki-laki dan tidak diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses politik. Salah satu faktor di antaranya adalah konstruksi sosial yang membagi peran perempuan dan laki-laki di sektor publik yang menunjukkan dengan jelas kesenjangan dan ketimpangan. Selain itu, adanya faktor psikologis dan ekonomi yang juga menjadi penghambat perempuan dapat berperan aktif dan menjadi pelaku perubahan yang nyata.

Baca Juga: Daftar Obyek Wisata di Labuan Bajo yang Bisa Dikunjungi Lionel Messi dkk


Kontruksi kultur sosial yang menilai bahwa perempuan tidak seharusnya ikut dalam urusan politik dan sebaiknya mengurus ranah domestik rumah tangga dan keluarga saja. Pandangan dan penilaian ini tidak bisa kita abaikan karena nyatanya masih eksis dan kuat mengakar dalam lingkup sosial kita. Ini pun menjadi faktor rendahnya dukungan kepada calon legislatif perempuan karena pemikiran tentang standar tugas dan peran perempuan dalam kultur sosial ini.

Faktor psikologis yang memengaruhi kemudian adalah rasa percaya pada kemampuan diri sendiri yang rendah dalam upayanya bersaing dengan calon laki-laki dalam Pemilu. Hal ini muncul dari kontruksi sosial masyarakat yang mau tidak mau, suka tidak suka pasti akan memengaruhi cara perempuan itu dalam melihat dan menilai diri sendiri. Kurangnya apresiasi dan validasi atas kemampuan dan kompetensi perempuan dalam ruang publik menjadikan perempuan kadang enggan melanjutkan peran dalam politik. Faktor sosial ekonomi yang menempatkan perempuan dalam situasi memikul beban ganda, yaitu bertanggung jawab atas domestik rumah tangga dan peran publik secara bersamaan.

Baca Juga: Lionel Messi Diajak ke Labuan Bajo, Ketua HPI Mabar sampaikan Segmentasi Pasar Amerika Latin

Kegiatan politik bukan hal yang mudah dan murah, dan membuat perempuan dengan situasi perekonomian dan sosial yang rendah akan merasa tidak mampu, tidak percaya diri dan kecil hati untuk bersaing dengan laki-laki calon legislatif yang memang sudah mendapatkan status quo dari masyarakat. Akan menjadi lebih panjang lagi tanggung jawab dan tugas kita untuk mendorong perempuan mengambil peran dan tanggung jawab publik, tanpa diikuti perkembangan dan perubahan mindset masyarakat dalam menempatkan perempuan dalam lingkup sosial. Disini kebutuhan akan perubahan kontruksi sosial sangat penting karena akan memengaruhi hal paling mendasar dalam setiap pemikiran.

Baca Juga: Mencengangkan Lonjakan Arus Penumpang Pesawat ke Labuan Bajo, Baru Pertama kali Terjadi


Terkait dengan penyelenggaraan Pemilu, tidak dipungkiri suara perempuan masih sangat kurang terakomodir, terbukti dari adanya regulasi kebijakan yang masih diskriminatif gender, tidak sesuai dengan kebutuhan kelompok-kelompok marjinal dan mengabaikan pendapat dari kelompok tersebut. Pemerintah memang telah memberikan aksi afirmatif untuk mendorong perempuan terjun langsung dalam Pemilu, namun jika tanpa upaya nyata peningkatan kapasitas dan kompetensi perempuan itu sendiri, maka kuota 30% tidak akan terpenuhi dengan maksimal.

Baca Juga: Kunjungan ke Labuan Bajo Didominasi oleh Wisatawan Nusantara

Untuk mendapatkan kualitas regulasi kebijakan yang inklusif dan adil gender, sudut pandang kelompok marjinal, salah satunya adalah perempuan, menjadi wajib untuk dipertimbangkan. Sudut pandang yang lahir dari perempuan dan kelompok marjinal lainnya yang telah dibekali pengetahuan, ditumbuhkan minat dan pembentukan keterampilan yang memadai untuk bisa menjadi representasi suara kelompok minoritas. Karena persepsi dan aspirasinya tervalidasi langsung dari pengalaman sosial-psikologis-biologis kelompok-kelompok tersebut.***

Baca Juga: Lionel Messi ke Labuan Bajo, Doa Terbesar Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat NTT

Baca Juga: Ada Lumpia Kentang Coklat Keju di Komodo Coffee Labuan Bajo

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Komodo: Antara Konservasi dan Ekonomi

Sabtu, 10 Agustus 2024 | 07:58 WIB

Pornografi dan Pelecehan Seksual Terhadap Anak

Jumat, 24 November 2023 | 22:43 WIB

Ketika Perempuan Enggan Terjun dalam Politik

Selasa, 6 Juni 2023 | 08:04 WIB

Sistem Proporsional Tertutup Ibarat Pasar Gelap

Minggu, 4 Juni 2023 | 19:12 WIB

Opini: Cegah Politik Uang

Sabtu, 3 Juni 2023 | 17:52 WIB

Patronasi Sepak Bola di Kabupaten Ngada NTT

Selasa, 31 Januari 2023 | 04:00 WIB

Beasiswa LPDP dan Ikhtiar Membangun SDM Lokal NTT

Senin, 5 Desember 2022 | 14:43 WIB

Qui Scribit, Bis Legit

Kamis, 22 September 2022 | 17:22 WIB

Terpopuler

X