Oleh: Silvester Deniharsidi
(Alumni PMKRI Cabang Surabaya, 2000-2006), tinggal di Labuan Bajo
Kondisi Kemiskinan NTT
Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan segala keindahan alam dan kekayaan budayanya, menyimpan potensi besar yang belum sepenuhnya tergali. Namun, di balik keindahan tersebut, NTT masih dihadapkan pada tantangan besar, yaitu kemiskinan. Provinsi ini sering kali tercatat sebagai salah satu wilayah dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia. Masyarakat NTT masih berjuang dengan keterbatasan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar.
Kemiskinan di NTT bukan hanya soal angka, tetapi juga realitas sehari-hari yang dialami oleh masyarakatnya. Banyak keluarga yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, air bersih, dan tempat tinggal yang layak. Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan lapangan kerja dan kesempatan ekonomi, yang membuat banyak orang terjebak dalam lingkaran kemiskinan.
Baca Juga: Gereja Rekas jadi Titik Awal Prosesi Festival Golo Koe Labuan Bajo 2024
Menurut data terbaru dari Badan Statistik Provinsi NTT, persentase penduduk miskin pada Maret 2024 tercatat sebesar 19,48 persen. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,48 persen poin dibandingkan dengan Maret 2023, dan penurunan sebesar 0,75 persen poin dibandingkan September 2022. Total jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 adalah 1,13 juta orang, yang mengalami penurunan sebesar 13,54 ribu orang dari Maret 2023, serta penurunan sebesar 21,60 ribu orang dari September 2022.
Dalam detail, persentase penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2024 adalah 8,57 persen, menurun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 9,12 persen. Sedangkan untuk perdesaan, persentase kemiskinan pada Maret 2024 adalah 23,41 persen, menurun dari 23,76 persen pada Maret 2023. Jumlah penduduk miskin di perkotaan menurun sebanyak 3,96 ribu orang, dari 135,57 ribu orang pada Maret 2023 menjadi 131,61 ribu orang pada Maret 2024. Di sisi lain, jumlah penduduk miskin di perdesaan menurun sebanyak 9,59 ribu orang, dari 1.005,55 ribu orang pada Maret 2023 menjadi 995,96 ribu orang pada Maret 2024.
Baca Juga: NTT Juara 2 Stunting Terbanyak di Indonesia, Kemenkominfo Sosialisasi Pencegahan di Labuan Bajo
Garis Kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp527.275,- per kapita per bulan. Dari jumlah tersebut, komposisi Garis Kemiskinan Makanan adalah Rp 403.922,- (76,61 persen), sementara Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp123.353,- (23,39 persen). Rata-rata rumah tangga miskin di Provinsi NTT pada Maret 2024 terdiri dari 5,75 orang anggota, sehingga Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp3.031.831,- per bulan.
“Option for the Poor”
Melihat data kemiskinan yang ada, jelas bahwa kepemimpinan yang berkomitmen untuk mengatasi masalah tersebut sangat berpengaruh dan berperan penting. Menjelang pemilihan gubernur (Pilgub) NTT, jalan-jalan kota dan pedesaan dipenuhi dengan spanduk dan poster kandidat, maupun di media sosial, menandakan tingginya antusiasme dalam mencari solusi bagi tantangan yang dihadapi NTT.
Dalam keramaian kandidat tersebut, saya menemukan tiga nama yang tidak asing: Bang Benny K. Harman, Bang Ansy Lema dan Bang Melky Laka Lena. Ketiganya adalah alumni organisasi kemahasiswaan Perhimpunan Mahasiswa Katolik (PMKRI). Bang Beny K. Harman dari PMKRI Cabang Malang, Bang Ansy dan Melky dari PMKRI Cabang Yogyakarta. Kehadiran mereka dalam bursa pemilihan gubernur sangat saya apresiasi sebagai sesama alumni PMKRI.
Artikel Terkait
Peserta dari Labuan Bajo Harumkan Nama Provinsi NTT di Duta Remaja Pariwisata Indonesia
Tasya Homestay Labuan Bajo Sudah Beroperasi, Berada di Tengah Kota dengan Harga Terjangkau
Penerbangan Internasional Perdana Kuala Lumpur - Labuan Bajo Tinggi Peminat
BPOLBF Koordinasi dengan Keuskupan di Flores untuk Destinasi Religi Katolik
Bawaslu Temukan Permasalahan dalam Pemetaan TPS pada 14 Desa di Kabupaten Manggarai
Mendukung Suksesnya Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2024
Camat Komodo Imbau Warga Tidak Buang Puntung Rokok di Lahan Kering
Umat Katolik di NTT Banyak ke Timor Leste Hadir Misa Agung Paus Fransiskus
Peluang Bisnis Cuci Mobil dan Sepeda Motor Menjanjikan, Berikut ini Panduannya
Pasar Werang dan Noa Berpeluang Besar jadi Pasar Harian, ini Penjelasan Pemkab Mabar
Pasar Noa jadi Pasar Harian, Anggota DPRD Terpilih Sardi Jeramat: Geliat Ekonomi Masyarakat Semakin Positif
Camat Sano Nggoang Sambut Baik Rencana Peningkatan Status Pasar Werang Menjadi Pasar Harian
Semangat Kebangkitan Musik Tradisional Indonesia Melalui Lokovasia 2024
Kapolres Mabar Minta Dukungan Tokoh Agama, Bersinergi Menjaga Keamanan
Universitas Terbuka Di Bawah Naungan Kemdikbudristek Tawarkan Fleksibilitas Belajar dengan Biaya Terjangkau
Kerja Keras IWP Tangani Sampah di Labuan Bajo Masuk Babak Baru, Environment Learning Center Diresmikan
Investor yang Memiliki Lahan di Golo Mori Labuan Bajo, Jangan Biarkan Lahannya Terlantar
Pilgub NTT 2024, Edi Hamsi: Melki Laka Lena Semakin Menguat
Koordinasi Antar Lembaga Jelang Pilkada Serentak 2024, Kapolres Manggarai Barat Kunjung KPU dan Bawaslu
Saran dari Politisi Senior Mabar: Anggota DPRD yang Baru Terpilih Harus Banyak Membaca
Miris, 7,4 Persen Perokok di Indonesia Berusia 10 sampai 18 Tahun
APAC DNS Forum 2024: Bangun Masa Depan Internet dengan Kolaborasi