Kisah Dewi, Gadis NTT yang Sukses Dapat Beasiswa S2 ke Melbourne University

photo author
- Jumat, 21 Juli 2023 | 22:12 WIB
Dewi sukses raih beasiswa pendidikan S2.
Dewi sukses raih beasiswa pendidikan S2.

KLIKLABUANBAJO.ID | Setiap insan punya kisah sendiri-sendiri, tak ada jalan kehidupan tanpa diikuti kisah, entah haru, sedih, gembira, semuanya silih berganti, juga bisa datang bersamaan, tanpa pandang status sosial.

Setiap kisah bisa menjadi guru yang memberi hikmah, betapa kehidupan ini diwarnai berbagi rasa yang harus dilewati, harus diarungi demi menggapai cita dan obsesi yang terbesit dalam hati dan pikiran, demi memberi arti kepada waktu yang terus berjalan.

Baca Juga: 3 Desa Wisata Dapat Bantuan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Salah satu gadis di NTT ini punya kisah haru campur sedih saat berjuang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2, perjuangannya sedang di tengah jalan, belum benar-benar tuntas namun tiba-tiba ibunda tercinta meninggal dunia.

Pada tahun 2023 ini, salah satu anak muda di NTT yang berhasil mendapatkan beasiswa melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Afirmasi adalah Dewi Tamatur.

Dalam kurun waktu yang lama, tak pernah terbersit dalam diri Dewi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi, apalagi melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Berasal dari keluarga yang memiliki keterbatasan secara ekonomi membuat Dewi merasa hal itu sangatlah mustahil terjadi.

Baca Juga: Event Merupakan Cara Promosi Paling Ampuh di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas

Namun, pemahaman dan cara berpikirnya  ini berubah ketika salah seorang kakak kelasnya semasa SMA diberitakan lolos seleksi beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) S2 ke luar negeri pada pertengahan tahun 2022. Mendengar kabar tersebut, seketika Dewi merasa tertantang dan di sisi lain termotivasi untuk merengkuh mimpinya melanjutkan pendidikan di jenjang master.

Perjuangan Dewi dimulai dengan memantapkan hatinya untuk melamar beasiswa LPDP pada gelomabng 1 tahun 2023. Untuk mewujudkan rencana tersebut, sejak Juli 2022, Dewi mulai mempersiapkan berbagai persyaratan yang dibutuhkan untuk melamar beasiswa LPDP tersebut. Salah satu persyaratan utama yang diwajibkan untuk melamar beasiswa LPDP adalah sertifikat IELTS atau TOEFL (Test of English as a Foreign Languange.

Baca Juga: Top, Misi Dagang Jatim-Sulsel Ditindaklanjuti, Transaksi Ratusan Miliar

Dalam ketentuan LPDP, syarat skore TOEFL untuk melamar beasiswa S2 LPDP afirmasi luar negeri adalah minimal 500. Syarat ini tentu tidak mudah apalagi bagi pendidikan S1 Dewi bukan dari program studi bahasa Inggris. Selain itu, lembaga kursus persiapan TOEFL juga relativ sangat terbatas dan pada umumnya hanya berada di kota-kota besar. Namun demikian, berbekal semangat dan tekadnya yang tinggi, Dewi berkomitmen untuk mengalokasikan waktu sekitar 1 sampai 2 jam setiap hari untuk mempelajari materi TOEFL secara mandiri melalui platform media Youtube dan mengikuti tes try out secara online.

Setelah berjuang secara konsisten kurang lebih 3 bulan, Dewi memantapkan hatinya untuk mengikuti official test TOEFL secara online untuk pertama kalinya dan berhasil mendapatkan skor 500. Skore ini sudah memenuhi standar untuk melamar beasiswa S2 luar negeri.

Baca Juga: Berkunjung ke Penjara Arnhem di Belanda, Tentang Banyaknya Penjara Kekurangan Tahanan

Setelah persyaratan TOEFL berhasil diselesaikan, Dewi dihadapkan pada salah satu persyaratan yang cukup berat yakni membuat essay. Menurut Dewi, essay merupakan syarat yang paling sulit untuk ditaklukan.

"Karena tidak memiliki standar benar atau salah di dalamnya," tuturnya.

Ketika menulis draf pertama essaynya, Dewi memohon bantuan beberapa kenalan untuk melakukan review dan memberi masukan atas essaynya. Setelah direview, ternyata essay yang ditulisnya masih sangat mentah dan poin yang diangkat dalam essaynya tidak memiliki korelasi satu sama lain. Setelah mencermati dengan baik berbagai masukan dan saran dari berbagai teman, essaynya berhasil disusun dengan baik.

Baca Juga: Awal Mula Pantai Sanur di Pulau Bali, Pernah jadi Lokasi Pendaratan para Bala Tentara Belanda

Dalam catatannya, Dewi menuturkan bahwa  secara keseluruahn, dirinya memperbaiki essaynya sebanyak 14 kali sebelum benar-benar merasa cukup untuk dilampirkan dalam aplikasi beasiswa LPDP tahun 2023.

Selama mempersiapkan diri melamar beasiswa LPDP, Dewi selalu menceritakan mimpinya ini kepada orangtua, saudara, dan sahabat-sahabatnya agar mendapatkan dukungan dan doa restu dari mereka. Secara khusus, Dewi menceriterakan kepada ibunya sebagai satu-satunya orangtua yang tersisa dalam hidupnya, menceritakan dan mengafirmasikan mimpinya bersama ibunya. Meskipun ibunya adalah orang yang tidak memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi, beliau sangat mendukung mimpi dan cita-cita Dewi. Bahkan beliau dengan sangat antusias selalu menanyakan update perkembangan proses dalam melamar beasiswa.

Baca Juga: Harapan untuk Tarik Minat Kunjungan Wisatawan Nusantara dengan Adanya Penambahan Fasilitas di Kaldera Toba

Sayangnya, Tuhan berkehendak lain. Pada tanggal 31 Desember 2022, ibunda Dewi  meninggal dunia.

Pasca kepulangan ibundanya, mimpi Dewi yang telah tersusun rapi seketika berantakan dan buyar seketika. Namun,Tuhan rupanya ingin agar Dewi melanjutkan mimpinya itu. Empat hari setelah ibunya dimakamkan, seorang awardee LPDP di Labuan Bajo mengirimkan jadwal pembukaan pendaftaran beasiswa LPDP gelombang 1 tahun 2023 dan menyatakan kesediaannya untuk membantu selama proses seleksi beasiswa ini. Dewi berusaha untuk meyakinkan dirinya agar tetap melanjutkan perjalanan ini sebagai bagian dari persembahan terakhir dirinya untuk ibunda tercinta.

Baca Juga: Serangan Fajar Pemilu, 72 Persen Pemilih Mengaku Menerima Politik Uang

Dewi menjalani proses melamar beasiswa LPDP sambil berperan sebagai pengganti ibu bagi adik bungsunya juga sambil tetap menjalankan tugas sebagai seorang karyawan swasta.
Selama proses melamar beasiswa ini, tidak sedikit pun merasa ingin menyerah karena merasa sangat sulit membagi waktu antara bekerja dan belajar. Tambahan pula, kesedihan yang masih menyelimuti dirinya karena ditinggal oleh orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Namun, berbekal keyakinan yang kuat dan pertolongan Tuhan melalui kehadiran orang-orang baik yang terus memberi masukan, dukungan dan semangat, membuat Dewi berhasil melalui tahap demi tahap dalam proses seleksi.

Baca Juga: Jus Anggir Produk Ekonomi Kreatif Kuliner dari SMKN, Minuman dari Buah Jeruk Purut

Secara keseluruhan, proses seleksi beasiswa LPDP berlangsung dalam tiga tahap yaitu seleksi administrasi, seleksi bakat skolastik dan seleksi wawancara. Seleksi wawancara pada dasarnya berfokus pada kelengkapan dokumen administrasi yang diajukan sedangkan seleksi bakat skolastik lebih berfokus pada seleksi kemampuan akademik pelamar beasiswa. Kemudian, seleksi wawancara pada umumnya lebih berfokus pada kemampuan,  justifikasi pada program studi yang dipilih serta kontribusi yang akan diberikan kepada komunitas atau masayarkat pasca menyelesaikan studi.

Baca Juga: Pinisi Pertama Hadir di Danau Toba, Menawarkan Paket Wisata Berkeliling serta Bermalam di Atas Kapal

Menurut Dewi, di antara berbagai proses atau tahap seleksi tersebut, salah satu tahap seleksi terberat adalah seleksi substansi atau wawancara. Karena itu, untuk mengantisipasi tahap seleksi wancara tersebut, Dewi mengikuti latihan persiapan wawancara sebanyak kurang lebih 8 kali dengan senior dari berbagai latar belakang pendidikan. Pada saat seleksi wawancara, meski kadang merasa takut dan tidak percaya diri, Dewi pada akhirnya mengikuti tes substansi dengan cukup baik. Pasca seleksi wawancara, Dewi merasa cemas dan overthinking karena merasa tidak maksimal dan merasa tidak dapat mempresentasikan ide dan pikirannya dengan baik kepada pewawancara.

Namun Dewi meyakini bahwa karena kebaikan Tuhan dan doa almarhumah Ibundanya, tanggal 8 Juni 2023, pukul 00.19, Dewi mendapati informasi bahwa dirinya dinyatakan lulus sebagai salah satu calon penerima beasiswa LPDP jenjang Master dengan program studi Marketing Communication di Melbourne University sebagai kampus pilihan studinya.

Baca Juga: Babak Baru Ikan Pindang, Salah Satu Bentuk Hilirisasi

Dewi menuturkan bahwa dalam proses dan tahapan melamar beasiswa LPDP ini dirinya belajar banyak hal. Pertama, bahwa melalui proses ini Dewi belajar untuk mengenal dirinya dengan lebih baik, menerima segala kekurangan dan kelebihan yang ada dalam dirinya dan belajar untuk memberikan usaha  terbaik pada apa yang dicita-citakan. Kedua, meskipun senang mengetahui hal ini, jauh di lubuk hati dirinya merasa sedih karena tidak bisa membagikan kebahagiaan yang dialaminya ini secara langsung dengan ibundanya. Akan tetapi, Dewi percaya bahwa pencapaian yang dia alami ini bukan semata-mata karena usahanya sendiri tetapi karena pertolongan Tuhan Yesus dan doa dari kedua orang tuanya yang sudah meninggal yang memampukan dirinya bertahan dan berhasil melalui semua tahapan seleksi ini.

Baca Juga: Mendorong Penguatan Pelaku Ekonomi Kreatif di Kabupaten Toba

Setelah ini, perjalanan Dewi tentu masih sangat panjang. Berbagai tantangan dan ujian pasti harus dia hadapi di masa depan. Akan tetapi, pencapaian yang telah didapatkan ini membuat dirinya ingin menjadi inspirasi bagi orang lain, khususnya untuk anak-anak muda di daerah Manggarai dan NTT secara umum yang memiliki mimpi tapi mengalami keterbatasan finansial untuk meraihnya. Semoga pengalaman Dewi ini menjadi trigger agar semakin banyak anak muda khsususnya anak perempuan yang berani bermimpi dan berani untuk mengejar mimpi mereka, khususnya dalam bidang pendidikan.

Baca Juga: Aplikasi untuk Konten Kreator Diluncurkan, Kemenparekraf Dukung Penuh

Kontribusi dan Harapan Kepada Generasi Muda

Pasca studi master kelak, Dewi akan kembali ke Labuan Bajo dan ingin berkontribusi untuk mendukung pengembangan pelaku UMKM di Labuan Bajo supaya lebih berdaya khususnya dalam memasarkan produk mereka secara digital.

Selain itu, Dewi juga ingin mengedukasi dan mentransfer ilmu dan exposure yang didapatkan selama S2 untuk mendukung anak-anak muda di Labuan Bajo dan di NTT untuk memanfaatkan platform-platform digital sebagai media pengembangan usaha atau bisnis mereka. Selain itu, Dewi juga ingin sekali berkontribusi sebagai akademisi di NTT secara umum dan Labuan Bajo secara khusus untuk ambil bagian dalam pengembangan pariwisata dan pemberdayaan anak-anak muda, baik dalam sektor digital marketing maupun fasilitasi pendidikan melalui berbagai program beasiswa yang disediakan oleh berbagai pihak termasuk beasiswa LPDP.

Baca Juga: Festival Kembali Digelar di Labuan Bajo, Pilot Project untuk Pengembangan Ekosistem Event

Kepada generasi muda di NTT dan Manggarai Raya secara khusus, Dewi berharap agar jangan pernah takut untuk bermimpi. Kalau punya mimpi, yakini mimpi itu dan kerjakan, jangan biarkan mimpi itu hanya berputar dalam kepala. Ada banyak cara supaya kita bisa menggapai mimpi. Salah satunya melalui Beasiswa LPDP. Tidak perlu takut untuk memulai dan tidak perlu merasa sendiri. Ada banyak orang di luar sana, termasuk Dewi yang siap membantu dan mendukung teman-teman semua untuk sukses meraih mimpi dengan beasiswa LPDP. Sampai saat ini, hampir seluruh daerah atau kabupaten di NTT masuk dalam kategori daerah afirmasi yang menjadi salah satu fokus utama beasiswa LPDP. Jadi jangan sia-siakan kesempatan yang ada***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menggali 'Emas' di Warloka Pesisir di HPN 2025

Minggu, 9 Februari 2025 | 15:02 WIB

Terpopuler

X