Pemerintah Bangun Nursery Kopi di Sentra Kopi Indonesia Termasuk NTT, Berikut Informasi Kopi Indonesia

- Sabtu, 18 Februari 2023 | 06:24 WIB
Kopi Arabika Bajawa Flores NTT. Pemerintah bangun nursery kopi di sentra Kopi Indonesia termasuk NTT, berikut informasi Kopi Indonesia.
Kopi Arabika Bajawa Flores NTT. Pemerintah bangun nursery kopi di sentra Kopi Indonesia termasuk NTT, berikut informasi Kopi Indonesia.

KLIKLABUNBAJO.ID | Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan), membangun nursery atau pembibitan kopi di sentra kopi Indonesia termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain NTT, beberapa sentra Kopi Indonesia yang dibangun nursery di antaranya Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Pemerintah menyiapkan bibit kopi unggul Arabika dan Robusta untuk meningkatkan pamor kopi Indonesia termasuk kopi asal NTT.

Baca Juga: Ada Komodo Merah Bulan Juni 2023 Mendatang, Kecepatannya 350 Km per Jam

Dilansir dari Indonesia.go.id, pengembangan kopi memberi prospek cerah. Permintaan kopi di pasar dunia, menurut Bloomberg, tumbuh rata-rata 3 persen per tahun. Pasar domestik pun semakin ramai. Bila di tahun 2000, konsumsi per kapita penduduk Indonesia hanya sekitar 0,5 kg, pada 2020 konsumsinya naik ke level 1,2 kg. Masih jauh dibandingkan orang Eropa yang konsumsi kopi per kapitanya mencapai 4,5–5 kg per tahun.

Menyongsong situasi pasar yang cerah itu, pelaku usaha kebun kopi harus berbenah. Di Indonesia, dari 1,26 juta hektare tanaman kopi yang ada, 98 persennya adalah kebun rakyat. Perkebunan besar swasta dan BUMN hanya berkontribusi 2 persen. Produksi kopi nasional, dalam catatan Kementan, sebanyak 775 ribu ton pada 2021. Namun, sebagian produksinya di pasar ekspor masih dinilai bermutu kurang baik. Aroma dan rasanya masih dianggap kurang nendang.

Baca Juga: Banjir Kikis Jalan Tani, Badan Jalan Berubah Jadi Drainase

Produktivitas kebun kopi Indonesia secara rata-rata nasional sebanyak 817 kg per ha per tahun. Masih jauh di bawah kebun kopi Vietnam yang produktivitasnya mencapai 2,3 ton/hektare per tahun, atau Brazil yang 1,3 ton/hektare per tahun. Sebagian kebun kopi di Indonesia dalam keadaan rusak atau kurang terawat.

‘’Dari 1,26 juta hektare perkebunan kopi itu, ada tanaman belum menghasilkan (TBM) seluas 188,91 ribu hektare dan tanaman menghasilkan (TM) atau produktif seluas 947,92 ribu hektare. Adapun luas areal tanaman tidak menghasilkan atau tanaman rusak (TTM/TR) mencapai 122,16 ribu hektare,’’ ujar Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Baca Juga: Dapatkan Obat Herbal Sarang Semut di Spot Wisata Sano Asmara Lerem Labuan Bajo NTT

Mentan SYL pun bertekad untuk meningkatkan jumlah dan mutu Kopi Indonesia. Maka, bibit kopi yang sehat dan berkualitas diperlukan, baik untuk membangun kebun baru maupun untuk menggantikan tanaman yang rusak, tidak terawat atau yang terlalu tua. ‘’Selain menyediakan bibit, pemerintah juga mendukung pengembangan kopi melalui kredit usaha rakyat atau KUR,” ujar SYL pula. Bibit kopi Garut dipilih dari tetua yang terjamin kualitasnya.

Pihaknya sudah meminta Kabupaten Garut di Jawa Barat untuk dapat menyiapkan 10 juta bibit kopi. Bibit kopi dari Garut disebarkan untuk ditanam di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Rintis Jualan di Spot Wisata Sano Asmara Lerem Cunca Lolos Labuan Bajo NTT

Jumlah 10 juta batang bibit kopi tentu masih sangat kurang untuk mengerek kembali pamor kopi Indonesia di pasar global. Dengan rata-rata 1.500 batang per hektare, 10 juta bibit itu hanya untuk merahabilitasi kebun tua sekitar 6.500 hektare. Padahal, kebun rusak dan tak terawat yang harus direhabilitasi luasnya lebih dari 122 ribu ha. Maka, Kementan pun membangun pula nursery kopi itu di 10 sentra kopi yang lain seperti di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan NTT.

Dari produksi kopi nasional yang 774 ribu ton itu, sekitar separohnya yakni 384,5 ribu ton, diserap untuk pasar ekspor. Nilai ekspornya sekitar USD850 juta atau sekitar Rp12,5 triliun di 2021. Saat ini, Indonesia adalah negara produsen kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil (2,7 juta ton), Vietnam (1,6 juta ton) dan Colombia 800 ribu ton. Secara domestik, kopi itu penyumbang devisa terbesar kelima di sektor perkebunan, setelah kelapa sawit, karet, kakao, dan kelapa.

Halaman:

Editor: Servatinus Mammilianus

Sumber: Indonesia.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X