Baca Juga: Varietas Padi Unggul Baru Tahan Hama, Bisa Ditanam di Sawah serta Lahan Tadah Hujan
Padi Gamagora 7 merupakan varietas ketiga yang pernah diluncurkan oleh UGM. Taryono bercerita, produk Gamagora berasal dari hasil mutan radiasi dari padi induknya, Rojolele yang terkenal sebagai padi dengan rasanya yang pulen.
Varietas padi “amphibi” ini menurutnya bisa untuk menyiasati penurunan produksi padi di Indonesia akibat perubahan iklim global, baik karena El Nino dan La Nina dan dampak pengalihan fungsi lahan sawah ke nonsawah yang mencapai 96.512 hektare per tahun.
Baca Juga: Pendirian Organisasi dan Isi Deklarasi LIma Negara Pendiri ASEAN 8 Agustus Tahun 1967
Sebelumnya, pihaknya sudah melakukan uji multilokasi sebanyak 14 lokasi di seluruh Indonesia. Bahkan, padi ini diuji di delapan lokasi pada lahan sawah dan enam lokasi pada tanah tadah hujan.
Kegiatan uji multilokasi dilakukan untuk mendapatkan izin edar dan izin rilis varietas baru dari Kementerian Pertanian.
“Awalnya kita menanam di kebun fakultas. Lalu uji multilokasi di PIAT UGM hingga berbagai tempat,” kata Taryono.
Pada 2022, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meningkatkan produktivitas padi unggul, Srinuk, di lahan tidur seluas tiga hektare Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Dalam pilot project di lahan seluas tiga hektare dan diolah secara organik tersebut dapat menghasilkan 6,8 ton/hektare gabah kering panen.
Pengembangan padi unggul ini dilakukan Fakultas Pertanian UGM bekerja sama dengan Taman Sehat Rejosari (Tasero) Delanggu Klaten, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Delanggu, Kelompok Tani dan Koperasi Tani Delanggu Klaten. Varietas padi Srinuk memiliki umur panen 95 hari.
Srinuk juga merupakan pengembangan dari padi unggul lokal Rojolele khas Delanggu yang telah memiliki reputasi publik sangat baik sebagai padi penghasil beras yang berkualitas tinggi, pulen, wangi, dan bercita rasa sangat enak. ***
Baca Juga: Indah Panorama Padi Sawah Kawasan Persawahan Iteng Manggarai Flores NTT Sebelum Panen
Baca Juga: Pesona Pantai Iteng, Wisata Pantai Selatan Manggarai NTT
Baca Juga: Budidaya Ikan Nila dengan Manfaatkan Pekarangan Rumah Penuhi Kebutuhan Konsumsi Ikan Keluarga
Artikel Terkait
Ada Tikus Raksasa di Flores NTT, Panjangnya 1 Meter dan Berat 3 Kilogram
Cerita Awal Mula di Balik Keberadaan Bunga Sakura NTT yang Kini Semakin Banyak dan Tumbuh Subur
Kampung Copu, Kampung Cantik yang Belum Teraliri Listrik di Manggarai NTT
Bangunkan Semangat Petani Vanili, Kornelius Rahalaka Datangi Desa-desa di Manggarai Barat NTT
Bangun Ekosistem Rawat Reputasi Kopi Arabika Flores Bajawa Menuju Pasar Eropa
Desa Wisata Terbaik di Indonesia Ada di NTB, Berikut Daftar Destinasi Menarik di Provinsi itu
Ke Yogyakarta, Jangan Lupa Nikmati 10 Destinasi Wisata Menarik di Sekitarnya
Destinasi Wisata Kekinian di Indonesia Semakin Populer, Cek Lokasinya Berikut ini
Ada Komodo Merah Bulan Juni 2023 Mendatang, Kecepatannya 350 Km per Jam
Pemerintah Bangun Nursery Kopi di Sentra Kopi Indonesia Termasuk NTT, Berikut Informasi Kopi Indonesia
NTT jadi Sentra Industri Bambu Nasional, Berikut ini Penjelasannya
Kabupaten Ngada NTT Beri Kontribusi Signifikan di Tingkat Nasional, Pertama di Indonesia
Ini yang Membuat Bambu NTT Sangat Diperhitungkan di Tingkat Nasional
Kuda Istimewa dari NTT, Populasinya Terus Bertahan
Cunca Wulang di Labuan Bajo, Air Terjun dengan Pesona Tiada Duanya di NTT
Ini Kota Baru di NTT Dekat Labuan Bajo yang jadi Pusat Perhatian Banyak Orang
Kawasan Golo Mori Labuan Bajo NTT Jadi Magnet Baru bagi Masyarakat
Sumber Mata Air Tua di Kampung Wisata Warsawe Cunca Wulang Labuan Bajo NTT
Kampus AIC Labuan Bajo Kirim 7 Orang Kerja ke Luar Negeri, 4 lainnya Menyusul
Putra Manggarai Timur NTT di California Amerika Serikat Berbagi Gagasan untuk Kemajuan Matim
Ayo Datang ke Cunca Rami, Nikmati Sensai Air Terjun di Tengah Hutan Mbeliling Labuan Bajo NTT