Berita Gembira, Padi Gamagora 7 Tahan Serangan Hama Wereng Batang

photo author
- Kamis, 27 April 2023 | 16:09 WIB
Sawah di Wae Jare Mbeliling, Mabar, NTT. Berita gembira, Padi Gamagora 7 tahan serangan Hama Wereng Batang. (ansi)
Sawah di Wae Jare Mbeliling, Mabar, NTT. Berita gembira, Padi Gamagora 7 tahan serangan Hama Wereng Batang. (ansi)

Baca Juga: Varietas Padi Unggul Baru Tahan Hama, Bisa Ditanam di Sawah serta Lahan Tadah Hujan

Padi Gamagora 7 merupakan varietas ketiga yang pernah diluncurkan oleh UGM. Taryono bercerita, produk Gamagora berasal dari hasil mutan radiasi dari padi induknya, Rojolele yang terkenal sebagai padi dengan rasanya yang pulen.

Varietas padi “amphibi” ini menurutnya bisa untuk menyiasati penurunan produksi padi di Indonesia akibat perubahan iklim global, baik karena El Nino dan La Nina dan dampak pengalihan fungsi lahan sawah ke nonsawah yang mencapai 96.512 hektare per tahun. 

Baca Juga: Pendirian Organisasi dan Isi Deklarasi LIma Negara Pendiri ASEAN 8 Agustus Tahun 1967

Sebelumnya, pihaknya sudah melakukan uji multilokasi sebanyak 14 lokasi di seluruh Indonesia. Bahkan, padi ini diuji di delapan lokasi pada lahan sawah dan enam lokasi pada tanah tadah hujan.

Kegiatan uji multilokasi dilakukan untuk mendapatkan izin edar dan izin rilis varietas baru dari Kementerian Pertanian.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Nilai Labuan Bajo NTT Sudah Siap Untuk Selenggarakan KTT ASEAN 2023

“Awalnya kita menanam di kebun fakultas. Lalu uji multilokasi di PIAT UGM hingga berbagai tempat,” kata Taryono.

Pada 2022, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meningkatkan produktivitas padi unggul, Srinuk, di lahan tidur seluas tiga hektare Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Dalam pilot project di lahan seluas tiga hektare dan diolah secara organik tersebut dapat menghasilkan 6,8 ton/hektare gabah kering panen.

Baca Juga: Menhub Budi Karya Tinjau Bandara Komodo dan Dermaga Marina Bay Jelang KTT Asean ke-42 di Labuan Bajo NTT

Pengembangan padi unggul ini dilakukan Fakultas Pertanian UGM bekerja sama dengan Taman Sehat Rejosari (Tasero) Delanggu Klaten, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Delanggu, Kelompok Tani dan Koperasi Tani Delanggu Klaten. Varietas padi Srinuk memiliki umur panen 95 hari.

Srinuk juga merupakan pengembangan dari padi unggul lokal Rojolele khas Delanggu yang telah memiliki reputasi publik sangat baik sebagai padi penghasil beras yang berkualitas tinggi, pulen, wangi, dan bercita rasa sangat enak. ***

Baca Juga: Indah Panorama Padi Sawah Kawasan Persawahan Iteng Manggarai Flores NTT Sebelum Panen

Baca Juga: Pesona Pantai Iteng, Wisata Pantai Selatan Manggarai NTT

Baca Juga: Budidaya Ikan Nila dengan Manfaatkan Pekarangan Rumah Penuhi Kebutuhan Konsumsi Ikan Keluarga

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X