KLIKLABUNBAJO.ID | Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memberi kontribusi yang signifikan ke tingkat nasional dan menjadi yang pertama di Indonesia.
Hal ini berkaitan dengan sentra industri, khususnya pembibitan dan pengembangan yang terintegrasi.
Luas lahan yang mencapai 10.000 hektar turut memberi pengaruh positif bagi daerah itu untuk melakukan pembibitan dan pengembangan berkaitan dengan sentra industri bambu olahan tingkat nasional.
Dilansir dari Indonesia.go.id, Pemerintah menggandeng Yayasan Bambu Lestari dan lembaga nirlaba Inggris, Forest Programme 4, memberdayakan bambu untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Mereka mendirikan Kampus Desa Bambu Agroforestri di Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, pertengahan Mei 2021.
Baca Juga: Ada Komodo Merah Bulan Juni 2023 Mendatang, Kecepatannya 350 Km per Jam
Ini merupakan pusat pembibitan dan pengembangan aneka produk olahan bambu terintegrasi pertama di Indonesia dan mempersiapkan Ngada sebagai sentra bambu nasional dengan luas lahan mencapai 10.000 ha.
Direktur Program Yayasan Bambu Lestari, Muayat Ali Muhsi menyebutkan, saat ini produksi bambu dan produk olahannya dari NTT telah mencapai 20 ton per hari.
Potensi lahan ditanami bambu mencapai 40.000 hektar di 22 kabupaten/kota, hal ini menjadi salah satu alasan yang membuat NTT sebagai sentra industri bambu olahan tingkat nasional.
Baca Juga: Banjir Kikis Jalan Tani, Badan Jalan Berubah Jadi Drainase
Lewat Keputusan Gubernur nomor 404/KEP/HK/2018 tentang HHBK Unggulan, provinsi dengan 1.192 pulau itu telah menjadikan bambu sebagai produk terbesar kedua dari sektor HHBK.
Saat ini produk olahan bambu mulai diserap oleh swasta, salah satunya adalah IKEA, jaringan toko perlengkapan rumah tangga global asal Swedia. IKEA telah membuka beberapa jaringannya di Indonesia.
Baca Juga: Dapatkan Obat Herbal Sarang Semut di Spot Wisata Sano Asmara Lerem Labuan Bajo NTT
Bambu telah berkontribusi penting pada perekonomian masyarakat perdesaan di Tiongkok hingga 28,4 persen. Di samping itu, hingga 2025 nanti, potensi permintaan bambu dan produk olahannya secara global mencapai USD93 miliar atau sekitar Rp1.339,2 triliun dengan kurs Rp14.400 per dolar.
Artikel Terkait
Indahnya Bentangan Alam Pantai Magepanda dari Puncak Tanjung Kajuwulu Maumere NTT
Petani di Kampung Kokor NTT Berhasil Ciptakan Mesin Giling Pakan Ternak dari Kayu Jati
Kuliner Labuan Bajo, Wajah Baru 366 Coffee Ada 5 Jenis Menu Baru dengan Varian Bumbu
Ini Lokasi Satu-Satunya di NTT Ada Obyek Wisata Terbesar Kedua Dunia yang Masih Tersembunyi, Bukan Labuan Bajo
Tiga Kampung Nelayan Bajo di Maumere, Kampung Terapung Wuring Jadi Tempat Wisata Unik dan Populer di NTT
Intip Lebih Dalam Keindahan Pantai Magepanda, Pesona Lain Tanjung Kajuwulu Maumere Flores NTT
Spot Wisata Perbukitan Gersang , Pesona Lain Pariwisata Alam Pulau Flores NTT
Pantai Wairterang, Spot Wisata Foto Sunset Paling Populer di NTT
Taman Wisata Alam Terluas di Tanah Air Ada di NTT, Terdapat Cermin Alam Raksasa yang Mengagumkan
Daftar Wisata Alam Pantai Pulau Flores NTT, dari Labuan Bajo sampai di Larantuka di Ujung Timur
Jalan-Jalan di Pantura Flores NTT Sambil Menikmati Panorama Matahari Terbenam di Permukaan Laut
Menikmati Pesona Pasir Putih Pantai Lato di Pantura Flotim Sambil Makan Kelapa Muda
Watu Krus di Bola Maumere, Jejak Kehadiran Bangsa Portugis di Pantai Selatan Sikka NTT
Ada Tikus Raksasa di Flores NTT, Panjangnya 1 Meter dan Berat 3 Kilogram
Menuju Lokasi ASEAN Summit di Labuan Bajo 2 Kontraktor Bangun Jalan 5 Segmen dan 4 Jembatan, ini Kata Menteri
Taman Nasional Kelimutu, Danau Cantik Tiga Warna Satu-satunya di Indonesia yang Ada di Pulau Flores NTT
Jembatan Eksotis Pantai Selatan Fores Menuju Kampung Wisata Dunia Wae Rebo NTT
Cerita Awal Mula di Balik Keberadaan Bunga Sakura NTT yang Kini Semakin Banyak dan Tumbuh Subur
Kampung Copu, Kampung Cantik yang Belum Teraliri Listrik di Manggarai NTT
Bangun Jembatan Bambu, Solusi Warga Terisolir di Manggarai Barat NTT Atasi Keterbatasan Infrastruktur