KLIKLABUNBAJO.ID | Saat ini sudah ada varietas padi unggul yang baru, bisa ditanam di sawah dan lahan tadah hujan.
Varietas padi yang baru ini mengantongi Surat Keputusan (SK) pelepasan varietas dari Menteri Pertanian RI, pada 28 Maret 2023 lalu.
Varietas padi yang baru ini memiliki ketahanan terhadap serangan hama wereng batang cokelat biotipe 2.
Baca Juga: Pendirian Organisasi dan Isi Deklarasi LIma Negara Pendiri ASEAN 8 Agustus Tahun 1967
Keunggulan lainnya, memiliki ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, penyakit blast ras 033, ras 073 dan ras 133 serta cocok ditanam pada lahan sawah maupun tadah hujan.
Padi ini memiliki potensi produksi mencapai 9,80 ton per hektare. Sementara itu, rata-rata hasil kurang lebih 7,95 ton per hektare. Sedangkan, umur panen sekitar 119 hari setelah semai.
Dilansir dari indonesia.go.id, disampaikan bahwa nama varietas padi baru ini adalah varietas padi unggul gamagora 7.
Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi melepas varietas padi unggul inbrida G7 dengan nama gamagora 7 ke publik. Pelepasan dilakukan setelah varietas itu mengantongi surat keputusan (SK) pelepasan varietas dari Menteri Pertanian RI, pada 28 Maret 2023.
Dalam surat Menteri Pertanian tersebut dijelaskan, padi gamagora 7 memiliki ketahanan terhadap serangan hama wereng batang cokelat biotipe 2. Keunggulan lainnya, memiliki ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, penyakit blast ras 033, ras 073 dan ras 133 serta cocok ditanam pada lahan sawah maupun tadah hujan.
Benih inbrida adalah benih yang dihasilkan dari penyerbukan sendiri oleh satu galur/varietas. Sifat anakan atau turunannya sama persis dengan sifat induknya.
Baca Juga: Indah Panorama Padi Sawah Kawasan Persawahan Iteng Manggarai Flores NTT Sebelum Panen
Selain itu, padi gamagora 7 ini disebutkan berasal dari hasil mutan rajalele Klaten dari golongan indica. Padi ini memiliki potensi produksi mencapai 9,80 ton per hektare. Sementara itu, rata-rata hasil kurang lebih 7,95 ton per hektare. Sedangkan, umur panen sekitar 119 hari setelah semai.
Taryono dan Supriyanta, anggota tim peneliti, mengaku bersyukur atas pelepasan padi gamagora 7 sebagai varietas baru. Usai sudah penantian panjang mereka sejak 2006, yang dengan tekun melakukan riset pada padi yang tangguh di lahan kering maupun lahan sawah.
Artikel Terkait
Cerita Awal Mula di Balik Keberadaan Bunga Sakura NTT yang Kini Semakin Banyak dan Tumbuh Subur
Bangunkan Semangat Petani Vanili, Kornelius Rahalaka Datangi Desa-desa di Manggarai Barat NTT
Bangun Ekosistem Rawat Reputasi Kopi Arabika Flores Bajawa Menuju Pasar Eropa
Desa Wisata Terbaik di Indonesia Ada di NTB, Berikut Daftar Destinasi Menarik di Provinsi itu
Ke Yogyakarta, Jangan Lupa Nikmati 10 Destinasi Wisata Menarik di Sekitarnya
Destinasi Wisata Kekinian di Indonesia Semakin Populer, Cek Lokasinya Berikut ini
Ada Komodo Merah Bulan Juni 2023 Mendatang, Kecepatannya 350 Km per Jam
Pemerintah Bangun Nursery Kopi di Sentra Kopi Indonesia Termasuk NTT, Berikut Informasi Kopi Indonesia
Berikut ini Salah Satu Kekuatan NTT di Sektor Industri Tingkat Nasional
NTT jadi Sentra Industri Bambu Nasional, Berikut ini Penjelasannya
Ini yang Membuat Bambu NTT Sangat Diperhitungkan di Tingkat Nasional
Kuda Istimewa dari NTT, Populasinya Terus Bertahan
Cunca Wulang di Labuan Bajo, Air Terjun dengan Pesona Tiada Duanya di NTT
Ini Kota Baru di NTT Dekat Labuan Bajo yang jadi Pusat Perhatian Banyak Orang
Melintasi Sungai Tanpa Jembatan, Derita Masyarakat Terpencil Wae Jare Labuan Bajo NTT
Sumber Mata Air Tua di Kampung Wisata Warsawe Cunca Wulang Labuan Bajo NTT
Kampus AIC Labuan Bajo Kirim 7 Orang Kerja ke Luar Negeri, 4 lainnya Menyusul
Budidaya Ikan Nila dengan Manfaatkan Pekarangan Rumah Penuhi Kebutuhan Konsumsi Ikan Keluarga
Indah Panorama Padi Sawah Kawasan Persawahan Iteng Manggarai Flores NTT Sebelum Panen