Varietas Padi Unggul Baru Tahan Hama, Bisa Ditanam di Sawah serta Lahan Tadah Hujan

photo author
- Kamis, 27 April 2023 | 07:04 WIB
Persawahan Iteng, Flores, NTT. Saat ini sudah ditemukan varietas padi unggul yang baru tahan hama dan bisa tanam di sawah serta lahan tadah hujan. (Foto: Feliks Janggu/KLIKLABUANBAJO.ID)
Persawahan Iteng, Flores, NTT. Saat ini sudah ditemukan varietas padi unggul yang baru tahan hama dan bisa tanam di sawah serta lahan tadah hujan. (Foto: Feliks Janggu/KLIKLABUANBAJO.ID)

Baca Juga: Pesona Pantai Iteng, Wisata Pantai Selatan Manggarai NTT

Nama gamagora merupakan kependekan dari nama gama gogo rancah yang awalnya diteliti oleh empat orang, namun pada perkembangannya menjadi 10 orang. Dengan diluncurkan padi gamagora 7 ini, berarti sudah ada tiga varietas padi yang pernah dilepas secara resmi oleh UGM.

Padi gamagora 7 merupakan varietas ketiga yang pernah diluncurkan oleh UGM. Taryono bercerita, produk gamagora berasal dari hasil mutan radiasi dari padi induknya, rojolele yang terkenal sebagai padi dengan rasanya yang pulen.

Baca Juga: Pemerintah Perlu Prioritaskan Perbaiki Jalan Akses Menuju Spot Wisata Dunia Wae Rebo

Varietas padi “amphibi” ini menurutnya bisa untuk menyiasati penurunan produksi padi di Indonesia akibat perubahan iklim global, baik karena El Nino dan La Nina dan dampak pengalihan fungsi lahan sawah ke nonsawah yang mencapai 96.512 hektare per tahun. 

Sebelumnya, pihaknya sudah melakukan uji multilokasi sebanyak 14 lokasi di seluruh Indonesia. Bahkan, padi ini diuji di delapan lokasi pada lahan sawah dan enam lokasi pada tanah tadah hujan.

Baca Juga: Budidaya Ikan Nila dengan Manfaatkan Pekarangan Rumah Penuhi Kebutuhan Konsumsi Ikan Keluarga

Kegiatan uji multilokasi dilakukan untuk mendapatkan izin edar dan izin rilis varietas baru dari Kementerian Pertanian. “Awalnya kita menanam di kebun fakultas. Lalu uji multilokasi di PIAT UGM hingga berbagai tempat,” kata Taryono.

Pada 2022, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meningkatkan produktivitas padi unggul, srinuk, di lahan tidur seluas tiga hektare Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Dalam pilot project di lahan seluas tiga hektare dan diolah secara organik tersebut dapat menghasilkan 6,8 ton/hektare gabah kering panen.

Baca Juga: Inilah Kondisi Jalan Menuju Kampung Wisata Dunia Wae Rebo Manggarai NTT

Pengembangan padi unggul ini dilakukan Fakultas Pertanian UGM bekerja sama dengan Taman Sehat Rejosari (Tasero) Delanggu Klaten, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Delanggu, Kelompok Tani dan Koperasi Tani Delanggu Klaten. Varietas padi Srinuk memiliki umur panen 95 hari.

Srinuk juga merupakan pengembangan dari padi unggul lokal rojolele khas Delanggu yang telah memiliki reputasi publik sangat baik sebagai padi penghasil beras yang berkualitas tinggi, pulen, wangi, dan bercita rasa sangat enak. ***

Baca Juga: Berwisata ke Wae Rebo Saat Ini, Para Wisatawan Terjebak Pada Dua Pilihan Rute yang Sulit

Baca Juga: Papan Makin Rapuh, Para Wisatawan Agar Waspadai Melewati Jembatan di Wisata Air Terjun Cunca Wulang

Baca Juga: Kenaikan Tarif di TN Komodo, 4 Poin Pernyataan dan Himbauan Kevikepan Labuan Bajo

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X