pariwisata

Daftar 3 Keunikan di Geopark Maros-Pangkep, Ada 500 Gua yang Pernah Ditinggali Manusia Prasejarah

Rabu, 5 Juli 2023 | 06:44 WIB
Berikut ini daftar 3 keunikan di Geopark Maros-Pangkep, ada juga 500 gua yang pernah ditinggali manusia prasejarah.h (Foto Geopark Maros-Pangkep: tangkapan layar video YouTube Agung Nur Cahyono)

KLIKLABUANBAJO.ID | Ada 3 keunikan di Geopark Maros-Pangkep yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Keunikan itu sekaligus merupakan komponen penting yang dimiliki Geopark Maros-Pangkep yang menjadikannya unik dibanding kawasan karst lain.

Di Geopark Maros-Pangkep juga terdapat sekitar 500-an gua, yang pernah ditinggali manusia prasejarah, yang salah satunya merupakan lukisan gua tertua di dunia yang berada di Leang Tedonge, berumur 45.500 tahun. Di dalamnya juga menjadi tempat hidup jutaan spesies kupu-kupu yang mendapatkan julukan “Kingdom of Butterfly”.

Baca Juga: Salah Satu Kebun di Indonesia ini Dikunjungi 700 Ribu Orang Setiap Tahun

Untuk diketahui, Geopark Maros-Pangkep resmi menjadi destinasi global geopark ke-8 di Indonesia yang masuk daftar UNESCO Global Geopark Network 2023 bersama 17 geopark lainnya di dunia. Penetapan tersebut berdasarkan keputusan yang diambil pada Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Prancis, Rabu (24/5/2023).

Dilansir dari Indonesia.go.id, bagi Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, itu merupakan pencapaian luar biasa dari Pemerintah Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), dan Badan Pengelola Geopark. Sebab, hasil dari bentuk kolaborasi yang telah digaungkan jadi prioritas pemerintah sejak diinisiasi pada 2015, lalu 2018 menjadi nasional Geopark, dan pada 2023 menjadi Geopark dunia.

Baca Juga: Uniknya Bali Tak Pernah Habis, Mari Mengenal Kebun Raya Terluas di Indonesia yang Berisi Tumbuhan Langka

“Penunjukan UNESCO Global Geopark adalah pengakuan prestisius yang diberikan pada tempat atau wilayah luar biasa untuk situs geologis dan lanskap internasional dan kepentingan khusus,” jelas Gubernur Sulsel, Kamis (25/5/2023).

Seperti dikutip dari laman Geopark Maros-Pangkep, geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi terkemuka (outstanding)--termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya. Dalam kawasan geopark tersebut masyarakat setempat diajak berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam.

Baca Juga: Perwakilan Travel Agent Singapura Puji Kuliner NTB saat Momen Famtrip ke Nusa Tenggara Barat

Kawasan Geopark Nasional Maros-Pangkep ini terbentang di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Secara administratif kawasan ini meliputi wilayah darat dengan luas 223.629 hektare (ha) dan Kepulauan Terumbu Karang Spermonde dengan luas 88.965 ha.

Geopark Maros-Pangkep memiliki keistimewaan berupa lansekap dengan tipe tower karst yang menjulang tinggi yang tersusun dari batuan gamping yang sangat khas.

Ada 3 komponen penting yang dimiliki Geopark Maros-Pangkep yang menjadikannya unik dibanding kawasan karst lain.

Baca Juga: Daftar Stadion Terbaik Indonesia Persiapan Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17 2023

Pertama, keberadaan kawasan tower karst terluas di Indonesia dan kedua di dunia setelah kawasan di Tiongkok.

Kedua, Geopark Maros-Pangkep yang terdiri dari 31 geosite ini juga memiliki kompleks Melange Bantimala, yaitu kompleks batuan berumur sekitar 500 juta tahun, yang menjadi bukti bagaimana terbentuknya pulau Sulawesi.

Ketiga, kawasan geopark ini juga memiliki reefs island atau kepulauan terumbu karang, yang dikenal dengan Spermonde Archipelago. Tiga poin tersebut membuat kawasan ini memiliki nilai internasional. Cocok bagi wisatawan berjiwa petualang maupun para peneliti geologi, arkeologi, dan sains lainnya.

Baca Juga: Ada Satu Kota Kecil di Papua yang Sejak 2006 Akrab dengan Kendaraan Listrik, Bahkan Dipakai untuk Ojek

Dalam kawasan Geopark Maros-Pangkep juga terdapat Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung sebagai tempat hidupnya sejumlah flora fauna endemik.

Bagi yang ingin berwisata santai, silakan mampir ke Desa Wisata Rammang-Rammang. Kawasan wisata ini hadir untuk memperkuat daya wisata kawasan Maros-Pangkep. Desa wisata yang satu ini terkenal dengan aksi budayanya seperti tari tradisional Paduppa yang berfungsi untuk menyambut tamu.

Sebelum Covid-19 melanda negeri, Desa Wisata Rammang-Rammang sempat dikunjungi hingga 50 ribu wisatawan. Tentunya, hal tersebut berdampak cukup besar bagi perekonomian masyarakat setempat.

Baca Juga: Catat, Berikut ini Komponen Penting dalam Pengembangan Destinasi

Selama di Rammang-Rammang, wisatawan dapat menikmati produk ekonomi kreatif seperti suvenir khas berupa kerajinan anyaman dari daun nipah dan kuliner seperti abon telur, ikan bandeng, dan ikan kambu. Fasilitas berupa homestay dan rumah makan juga turut menunjang destinasi yang satu ini.

Buat penggemar olahraga ada salah satu spot watersport dan diving di salah satu dari 120 pulau gugusan Spermonde. Yang paling terkenal adalah Pulau Kapoposang Pangkep, dengan 14 spot diving-nya nan memanjakan penggemar olahraga selam. Empat di antaranya yang paling terkenal adalah Januar Point, Aquarium Point, Shark Point, dan Tanjung Point.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Terjaga, Berikut Penjelasannya

Untuk berkeliling Geopark Maros-Pangkep, Anda bisa menggunakan transportasi umum dari Kota Makassar seperti DAMRI, teman bus, maupun layanan mobil/motor online seperti gojek, grab, dan maxim. Jarak tempuh dari Makassar ke geopark antara 42 menit hingga 1 jam.

Bagi pengunjung yang ingin kawasan kepulauan Geopark Maros-Pangkep bisa menggunakan kapal penumpang, atau kapal sewaan melalui Pantai Marina Bosowa (Makassar), Kampung Popsa (Makassar), Pelabuhan Paotere (Makassar), Pelabuhan Maccini Baji (Pangkep), dan Sungai Pangkajene/Kali Bersih (Pangkep).

Baca Juga: Mengenal Maratua, Salah Satu Pulau Terluar Indonesia

Situs-situs di kawasan geopark ini, bersama dengan situs warisan ekologi, budaya, dan arkeologi yang penting, dikelola dengan cermat, melalui pendekatan komprehensif yang mencakup konservasi, pendidikan, penelitian, dan pariwisata yang berkelanjutan. “Ini juga akan menjadi perlindungan kawasan sebagai warisan dunia, di mana kawasan ini memiliki kekhasan istimewa dari sisi geodiversitasnya, kemudian dari sisi biodiversitas atau flora dan faunanya serta kekayaan budayanya,” kata General Manager Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep Dedy Irfan Bachri.

Baca Juga: Pemerintah Menargetkan Pembangunan 61 Bendungan di Berbagai Wilayah Indonesia, Berikut ini Penjelasannya

Melalui konsep geopark, pemangku kepentingan didorong untuk bekerja sama, mendorong promosi wisata dan praktik konservasi geoheritage, pendidikan geosains, kesadaran lingkungan, pelestarian warisan budaya, dan pembangunan berkelanjutan di dalam geopark.***

Baca Juga: Ubud sebagai Destinasi Gastronomi Sudah Berjalan Sejak 2018, Tahun 2023 ini Tahap Ketiga

Baca Juga: Kabupaten Karawang Resmi Menjadi Bagian dari Jejaring Kabupaten Kreatif di Indonesia

Baca Juga: Identifikasi Potensi Ekonomi Kreatif di Kabupaten Karawang Jawa Barat

Baca Juga: Festival Wolobobo Menjadi Penghubung Pariwisata Ngada dengan Dunia, Kopi Bisa jadi Andalan

Baca Juga: Festival Wolobobo Salah Satu yang Terpilih dalam Program KEN 2023

Tags

Terkini

Bajo Dance Festival 2025 Disambut Hangat Warga

Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:01 WIB

1.731 Wisatawan Mancanegara Kunjung GBC Labuan Bajo

Jumat, 10 Oktober 2025 | 06:39 WIB

Wisatawan Peminat Burung Meningkat di Labuan Bajo

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 16:17 WIB

1.345 Wisman Berkunjung ke GBC Labuan Bajo

Senin, 11 Agustus 2025 | 07:39 WIB