KLIKLABUANBAJO.ID | Mengatasi ancaman perubahan iklim merupakan salah satu upaya mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki kesadaran dan tanggung jawab bersama untuk mengatasi ancaman perubahan iklim sebagai salah satu upaya mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Baca Juga: Persiapan Pemberlakuan Kebijakan Golden Visa Terus Dilakukan Pemerintah
Menparekraf Sandiaga saat hadir di kegiatan panel discussion bertemakan "Exploring Best Practices of Decarbonization and Climate Actions in the Tourism Sector" yang merupakan side event dari International Tourism Investment Forum (ITIF) 2023 di Merusaka, Nusa Dua, Bali, Rabu (26/7/2023), mengatakan menjadi kewajiban bagi seluruh pemangku kepentingan pariwisata untuk ikut serta dalam upaya mengatasi perubahan iklim yang terjadi sekarang ini.
Baca Juga: Ini Potensi Investasi Sektor Pariwisata Indonesia yang Diminati Investor Malaysia
“Perubahan iklim sekarang tidak mengenal batas wilayah, setiap sudut di bumi telah mengalaminya. Kita bisa rasakan saat ini bagaimana terjadinya peningkatan temperatur, cuaca ekstrem, pencairan gletser, dan kenaikan debit air laut. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian kita semua,” ujar Menparekraf Sandiaga, dilansir dari Kemenparekraf.go.id.
Menparekraf menekankan agar pelaku industri pariwisata terus berupaya dalam melakukan pengelolaan limbah agar dapat menuju zero waste yang merupakan salah satu bentuk dari sustainable tourism, sehingga dapat menjaga bumi ini untuk generasi selanjutnya.
Baca Juga: Investor Malaysia Berminat Investasi di Labuan Bajo dan Lombok Bangun Hotel 150 Kamar
“Dampak perubahan iklim tidak hanya menjadi masalah lingkungan, tapi juga menjadi masalah ekonomi, sosial, dan budaya, sehingga kita perlu kerja sama untuk menjaga planet kita ini demi anak cucu kita agar terhindar dari masalah yang kita ciptakan pada saat ini,” katanya.
Kemenparekraf secara aktif menghadirkan berbagai program dalam mengatasi perubahan iklim sekaligus sosialisasi praktik pariwisata berkelanjutan dan mendorong seluruh stakeholder agar aware dengan lingkungan.
Baca Juga: Tarik Ulur Pengelolaan Puncak Waringin Labuan Bajo NTT, Proyek Pariwisata yang Masih Mubazir
“Penandatanganan Deklarasi Glasgow tentang Climate-Action dalam Industri Pariwisata pada tahun 2022 memperkuat komitmen Kemenparekraf untuk menyelaraskan kebijakan pariwisata sesuai dengan climate goals," kata Menparekraf Sandiaga.
Baca Juga: Sebuah Rancangan Peraturan Berpotensi Mengancam Masa Depan Media di Indonesia
Dikatakannya, kita juga memiliki program mangrove di lima tempat yaitu Plataran Menjangan Taman Nasional Bali Barat, Mangrove Tembudan Berseri Berau Kalimantan Timur, Pantai tiga Warna (Clungup Mangrove Conservation/CMC) Malang, Bukit Peramun Bangka Belitung dan Taman Wisata Mangrove Klawalu Sorong (Papua Barat).
Baca Juga: Agenda Festival Maritim Labuan Bajo Menyajikan Nuansa Pesisir dan Mengusung Tema 3 Masa
Artikel Terkait
Harapan untuk Tarik Minat Kunjungan Wisatawan Nusantara dengan Adanya Penambahan Fasilitas di Kaldera Toba
Awal Mula Pantai Sanur di Pulau Bali, Pernah jadi Lokasi Pendaratan para Bala Tentara Belanda
Berkunjung ke Penjara Arnhem di Belanda, Tentang Banyaknya Penjara Kekurangan Tahanan
Top, Misi Dagang Jatim-Sulsel Ditindaklanjuti, Transaksi Ratusan Miliar
Event Merupakan Cara Promosi Paling Ampuh di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas
3 Desa Wisata Dapat Bantuan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kisah Dewi, Gadis NTT yang Sukses Dapat Beasiswa S2 ke Melbourne University
Pengemudi Ojek Online Bisa Menjadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan, Para Pekerja Informal Masuk Program itu
KM Dharma Rucitra Surabaya-Labuan Bajo Makin Diminati Penumpang
Mengenal Lebih Dekat Pos Lintas Batas Negara Kita dan Upaya Pertumbuhan Ekonomi
Dukung Depok Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO, ini yang Disampaikan Kemenparekraf
Festival Musik dan Kebangkitan Industri Ekonomi Kreatif Setelah Pandemi, Menparekraf Apresiasi We The Fest
NTT Makin Tenar, Pusat Pengamatan Antariksa Modern Pertama di Indonesia Timur Bangun di Kupang
Ternyata Ada Satu Tempat di NTT yang Memiliki Waktu Paling Cerah Terbanyak dalam Setahun di Indonesia
Mengenal Lebih Dekat Teknologi Video yang Diterapkan di Sepak Bola Nasional Liga 1 2023/2024
Negara di Kawasan Asia yang Memiliki Penggemar Sepak Bola Terbanyak, Ternyata ini Urutan Indonesia
NTT Memang Keren Bisa Melihat Miliaran Bintang di Langit, Lokasinya jadi Kawasan Pengamatan Astronomi
Fasilitas Canggih untuk Pengamatan Benda Langit di NTT, Salah Satunya Terbesar di Asia Tenggara
Penjelasan Menparekraf tentang Standar Prosedur Kapal Wisata di Labuan Bajo
Daftar Agenda Festival Maritim Labuan Bajo dan Kekuatan Venue sebagai Daya Tarik