KLIKLABUANBAJO.ID | Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi tempat terbaik untuk melihat miliaran bintang di langit sepuas hati dengan mata telanjang, khususnya di salah satu lokasi di daerah itu yang dinilai optimal untuk menjadi kawasan pengamatan astronomi.
Kawasan itu memiliki waktu paling cerah terbanyak dalam setahun dibandingkan dengan tempat lain di Indonesia.
Satu tempat di NTT itu masih minim polusi cahaya, akan menjadi pusat pengamatan atau observasi antariksa modern pertama yang bangun di bagian timur Indonesia.
Baca Juga: Negara di Kawasan Asia yang Memiliki Penggemar Sepak Bola Terbanyak, Ternyata ini Urutan Indonesia
Nama lengkapnya adalah Observatorium Nasional (Obnas) Timau, berlokasi di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut. Lokasi Obnas Timau sungguh sunyi, tak ada bangunan lain kecuali fasilitas observasi tersebut.
Dilansir dari Indonesia.go.id, saat malam tiba, miliaran bintang berserakan di langit Timau dapat dinikmati sepuas hati oleh mata telanjang.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Teknologi Video yang Diterapkan di Sepak Bola Nasional Liga 1 2023/2024
Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Inovasi dan Riset Nasional (BRIN) Robertus Heru di akun Instagram lembaga tersebut menjelaskan, selama lima tahun dilakukan sebuah studi untuk meneliti fraksi malam terhadap langit di beberapa daerah di Indonesia.
"Hasilnya, wilayah Timau masih minim polusi cahaya sehingga optimal untuk dijadikan kawasan pengamatan astronomi," ujarnya.
Sebuah ruas jalan beraspal mulus sepanjang 40 kilometer dari Bokong ke Lelogama yang telah dibangun Pemerintah Provinsi NTT menjadi penghubung satu-satunya antara Obnas Timau dengan dunia luar. Jika malam tiba, hanya suara serangga malam saling bersahutan yang terdengar mirip seperti musik orkestra, sungguh syahdu.
Bangunan bulat hijau dengan atap seperti kubah warna perak tampak begitu menonjol di tengah perbukitan asri kawasan Gunung Timau, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia menjadi satu-satunya bangunan kokoh di ketinggian bukit yang banyak ditumbuhi Pohon Pinus dan semak yang merupakan sebuah kawasan hutan lindung tersebut.
Baca Juga: NTT Makin Tenar, Pusat Pengamatan Antariksa Modern Pertama di Indonesia Timur Bangun di Kupang
Sepintas, bentuk bangunan itu mirip seperti Observatorium Bosscha di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Rupanya dugaan itu benar adanya, karena bangunan di lereng gunung purba Timau itu memang merupakan pusat pengamatan atau observasi antariksa modern pertama yang dibangun di bagian timur Indonesia.
Artikel Terkait
Berwisata di Labuan Bajo Jangan Lupa ke Pusat Sei yang Menyediakan Berbagai Menu Lezat
Mempesona, Ini Tempat Terbaik di Indonesia Menyaksikan Matahari Terbit dari Laut
Daftar Desa-Desa Wisata di Sulawesi Selatan yang Dapat Penghargaan dari Menparekraf, Tembus 75 Besar ADWI 2023
Pengguna Internet di Indonesia 212,9 Juta dengan Tingkat Penetrasi 77,0 Persen dan Nilai Ekonomi 77 M Dolar
Bioenergi dengan Produk Bioetanol untuk Kendaraan Bermotor di Juli 2023, Berikut Sumber Bahan Bakar Alternatif
Tebu jadi Bensin dalam Tahap Uji Coba Pasar, Transisi dari BBM ke Bioenergi dan Perkuat Ketahanan Energi
Tompo Bulu di Sulawesi Selatan Dipenuhi Pesona Alam Indah, Desa Wisata yang Dicari di Masa Depan
Puteri Toraja Stevia Salah Satu Pelajar yang Terpilih Jadi Calon Paskibraka Wakili Sulsel ke Tingkat Nasional
Ini Dia Areal Persawahan di Indonesia yang Telah Menggaet Sejumlah Wisatawan Internasional
Sungai ini Surganya para Pemancing dan Tempat Relaksasi Terbaik, Ikan Melimpah serta Hamparan Rumput Hijau
Top, Kunjungan Wisatawan ke Kampung Adat Waerebo Flores NTT Meningkat Drastis
Ini Dia 2 Momen Emas yang Menggaet Wisatawan Paling Banyak ke Kampung Adat Waerebo Flores NTT
Berikut Daftar Arus Kunjungan Wisatawan ke Kampung Adat Waerebo Selama 8 Tahun Terakhir sejak 2016 Lalu
Kunjungan Wisatawan Selama 2023 ke Kampung Adat Waerebo NTT, Berikut ini Rinciannya
Tinggi Antusias Generasi Milenial dan Gen-Z di Makassar Sulawesi Selatan untuk Menjadi Pelaku UMKM
Desa Tompo Bulu di Sulawesi Selatan Berada dalam Gugusan Batu Karst Terbesar Kedua Setelah Cina
Merengkuh Mimpi Melalui Beasiswa LPDP: Catatan Perjuangan Dewi Tamatur Memperoleh Beasiswa LPDP 2023
Kejayaan Gasing, Permainan Tradisional yang Sempat Redup Tetapi Kini Mulai Tumbuh Kembali
Piala Presiden Esports 2023, Hadirkan 2 Game Lokal dan Mempertandingkan 2 Game Populer Mancanegara
Jailolo di Halmahera Barat, Kota Teluk Dipenuhi Keindahan yang Makin Semarak saat Festival Berlangsung
Ini yang Dibutuhkan Saat ini di Kampung Adat Waerebo Flores NTT
Mendorong Milenial dan Gen-Z Berkolaborasi Mengembangkan Ide Usaha
Camat di NTT ini Gelar Rapat di Tengah Sawah Bahas Persiapan HUT RI, Lalu Makan Bersama Pakai Daun Pisang
Valentino Rossi ke Labuan Bajo Setelah Jorge Lorenzo, Destinasi NTT Dikunjungi 2 Orang itu di Waktu Lalu
Festival Kembali Digelar di Labuan Bajo, Pilot Project untuk Pengembangan Ekosistem Event
Aplikasi untuk Konten Kreator Diluncurkan, Kemenparekraf Dukung Penuh
Mendorong Penguatan Pelaku Ekonomi Kreatif di Kabupaten Toba
Babak Baru Ikan Pindang, Salah Satu Bentuk Hilirisasi
Pinisi Pertama Hadir di Danau Toba, Menawarkan Paket Wisata Berkeliling serta Bermalam di Atas Kapal
Jus Anggir Produk Ekonomi Kreatif Kuliner dari SMKN, Minuman dari Buah Jeruk Purut