Tentang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sektor pertanian di Mabar, dia mengakui sangat kecil.
"Kalau melihat PDRB, sektor pertanian memberi kontribusi yang sangat-sangat kecil terhadap PDRB. Padahal profesi mayoritas masyarakat adalah petani. Itu di angka 78,90 persen. Itu artinya rakyat Mabar sama dengan petani," kata Edistasius.
Baca Juga: Geliat Investasi di Labuan Bajo, ini yang Ditegaskan Ketua DPRD Manggarai Barat Martinus Mitar
Dia menambahkan, kalau sektor pertanian memberi angka yang signifikan terhadap PDRB maka pendapatan atau income per kapita akan naik.
Obsesi pemerintah kata dia, income per kapita sama dengan UMP. Untuk diketahui, Upah Minimum Provinsi (UMP) NTT saat ini Rp2.123.994.
"Kalau dikali 12, kurang lebih 25 juta. Bagaimana angka pencapaian yang sudah kita raih, selama ini baru di 58 persen. Ini ada gap," kata Bupati Edistasius.
Baca Juga: Pesona Spot Wisata Air Terjun Cunca Bilas di Meleng Labuan Bajo NTT
Menurutnya kalau terjadi gap atau kesenjangan maka dia tidak menjamin stabilitas berjalan dengan baik.
"Kalau tidak berjalan dengan baik akan mengganggu orang berinvestasi. Kita berkembang pesat, masyarakat yang tinggal di kota maju besar sementara di desa kalau pas-pasan masih baik. Tetapi kalau kecendrungan menurun saya kira ini preseden buruk," kata Edistasius.
Baca Juga: Para Petualang Tim DJN Terpesona dengan Keindahan Alam Mauponggo Nagekeo Flores NTT
Berkaitan dengan beberapa persoalan itu, dia mengajak semua komponen terkait untuk bekerja sama menemukan solusinya.
"Sudi kiranya mari kita pecahkan ini persoalan. Mari kita cari solusi, dinas coba buat mitigasi. Apa soalnya agar diberitahu," kata Edistasius.
Dia menjelaskan, dari mitigasi itu akan bisa merumuskan tentang intervensi anggaran, intervensi kebijakan dan juga perlu mendorong pertanian untuk fokus ke hortikultura.
Baca Juga: Bupati Ngada Meninjau Bantuan dari LPPM dan Fortuga ITB di Desa Inerie dan Legelapu
Dia juga menekankan bahwa mendatangkan bantuan itu prinsipnya tidak sama rasa sama rata.