Tinggalkan Labuan Bajo Manggarai Barat, 1.184 Orang Menyeberang dengan Feri

KLIKLABUANBAJO.ID | Jumlah orang yang meninggalkan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, menggunakan jasa penyeberangan kapal feri sebanyak 1.184 orang.

Sejumlah orang tersebut adalah para penumpang yang meninggalkan Labuan Bajo menuju beberapa kota, terutama menuju Sape Provinsi NTT karena setiap hari selalu ada kapal feri dari Labuan Bajo ke Sape dan rute sebaliknya.

Baca Juga: Sebanyak 6.858 Orang Berangkat Lewat Laut Tinggalkan Labuan Bajo Manggarai Barat NTT

1.184 orang itu merupakan jumlah total penumpang kapal feri selama Bulan Agustus 2023 yang berangkat dari Labuan Bajo.

"Jumlah yang dewasa sebanyak 1.184 orang, sedangkan bayi atau anak-anak sebanyak 30 orang," kata Suhardin dari ASDP Labuan Bajo, saat dikonfirmasi, Rabu (13/9/2023) tentang jumlah penumpang yang berangkat selama Agustus 2023.

Baca Juga: Kesuksesan Erick Tohir Membangun Tradisi Juara Timnas Indonesia Mengantar Iklim Sepak Bola Semakin Membaik

Jumlah keberangkatan tersebut belum termasuk sejumlah kendaraan yang biasanya juga selalu diangkut dalam kapal feri saat penyeberangan.

Selain penumpang yang berangkat melalui feri, seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 6.858 orang berangkat lewat laut meninggalkan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Warga Kampung Buas Lembor Mabar NTT Butuh Jembatan di Kali Wae Lombur

Mereka berangkat menuju berbagai kota sesuai tujuan masing-masing menggunakan kapal milik PT Pelni.

6.858 orang itu merupakan penumpang kapal Pelni yang berangkat dari Pelabuhan Marina Labuan Bajo.

Baca Juga: HPI NTT Tertarik dengan Keindahan Wisata di Kabupaten Alor

Para penumpang tersebut adalah jumlah total dalam keberangkatan selama Bulan Agustus 2023 lalu.

"Untuk penumpang yang berangkat dari Labuan Bajo sebanyak 6.858 orang selama Bulan Agustus 2023," kata Kepala PT Pelni Cabang Labuan Bajo Fitriyaningsih, Rabu (13/9/2023).

Baca Juga: Pengembangan KEK Likupang Sulawesi Utara dalam Konsep Kawasan Pariwisata Regeneratif