Ternyata Ada Satu Tempat di NTT yang Memiliki Waktu Paling Cerah Terbanyak dalam Setahun di Indonesia

photo author
- Senin, 24 Juli 2023 | 08:28 WIB
Sunset di Labuan Bajo. Ternyata ada satu tempat di NTT yang memiliki waktu paling cerah terbanyak dalam setahun di Indonesia. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)
Sunset di Labuan Bajo. Ternyata ada satu tempat di NTT yang memiliki waktu paling cerah terbanyak dalam setahun di Indonesia. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)

Baca Juga: KM Dharma Rucitra Surabaya-Labuan Bajo Makin Diminati Penumpang

Mengutip website Observatorium Bosscha, komponen polusi cahaya meliputi pendaran langit malam (sky glow) berasal dari cahaya buatan berlebih seperti banyaknya sinar lampu di atas area permukiman dan terpantul ke atas dan dihamburkan oleh aerosol seperti awan atau partikel kecil seperti polutan ke atmosfer. Ada lagi, glare atau silau hasil sensasi visual yang dialami seseorang ketika cahaya menyimpang lebih besar dari cahaya yang dapat diadaptasi oleh mata.

Ada pula pengelompokan sumber cahaya terang dan membingungkan (clutter) serta light trespass atau dikenal sebagai luberan cahaya, yaitu cahaya jatuh di tempat yang tidak dibutuhkan. Seiring itulah, BRIN telah menyiapkan lahan seluas 40 hektare untuk kebutuhan Obnas Timau dan menghabiskan biaya sebesar Rp340 miliar.

Baca Juga: Pengemudi Ojek Online Bisa Menjadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan, Para Pekerja Informal Masuk Program itu

Obnas Timau nantinya akan terdiri dari Gedung Pusat Sains dan Operasional Obnas, Laboratorium Kendali I, II, dan III, serta Gedung Open Science Center (OSC). Selain itu, terdapat pula Laboratorium Mekanik dan Laboratorium Pengamatan Antariksa.

Teleskop Seimei

Sejumlah fasilitas canggih untuk kebutuhan pengamatan benda-benda langit ditanamkan di Obnas Timau seperti teleskop optik berdiamater 3,8 meter atau terbesar di Asia Tenggara, teleskop survei berdiameter 50 sentimeter, dan teleskop matahari berdiameter 30 cm. Untuk teleskop optik 3,8 meter seperti dikutip dari NHK World, dibuat oleh para ahli astronomi BRIN bekerja sama dengan Universitas Kyoto, pengelola Observatorium Okayama, Jepang.

Baca Juga: Kisah Dewi, Gadis NTT yang Sukses Dapat Beasiswa S2 ke Melbourne University

Salah satu pihak yang ikut terlibat adalah guru besar astronomi Universitas Kyoto Kurita Mikio, yang membuat teleskop Seimei di Observatorium Okayama dan menjadi yang terbesar di kawasan Asia Timur. Mikio juga mendesain teleskop serupa untuk Obnas Timau.

Nantinya jika sudah resmi dioperasikan, teleskop-teleskop di Obnas Timau tadi dipakai untuk mengawasi langit utara dan selatan karena terletak di daerah khatulistiwa. Menurut peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Rhorom Priyantikanto dalam sebuah diskusi, Selasa (11/7/2023), seperti dikutip dari website lembaga tersebut, kondisi iklim di Pulau Timor turut mendukung para astronom untuk melakukan pengamatan langit setiap malam selama lebih dari setengah tahun jika Obnas Timau beroperasi.

Baca Juga: 3 Desa Wisata Dapat Bantuan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Rhorom menjelaskan, perkembangan saat ini adalah proses instalasi teleskop 3,8 meter yang telah tiba dari Jepang Juni 2023 dan dibawa ke Timau memakai beberapa truk. Menyusul kemudian cermin teleskop dikirim ke Kupang dan ditargetkan pada Agustus 2023 sudah terpasang seluruhnya dan dilanjutkan proses penyesuaian sistem dan pengujian teleskop (first light) ke bintang yang memakan waktu beberapa bulan.

Teleskop optik 3,8 meter berdesain unik dengan bobot tak lebih dari 20 ton itu, terdapat cermin primer, sekunder, dan tersier. Sebuah struktur mirip sarang laba-laba dibuat untuk menopang cermin sekunder pada bagian atas teleskop.

Baca Juga: Event Merupakan Cara Promosi Paling Ampuh di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas

Pada cermin primer berbentuk hiperbola terdiri dari 18 segmen berbentuk kelopak bunga dan cermin sekunder berbentuk hiperbola berdiameter 1 meter serta dapat bergerak sebesar 5 derajat. Cermin tersier untuk mengarahkan cahaya ke titik fokus pada kamera di samping teleskop.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Sumber: Indonesia.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bajo Dance Festival 2025 Disambut Hangat Warga

Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:01 WIB

1.731 Wisatawan Mancanegara Kunjung GBC Labuan Bajo

Jumat, 10 Oktober 2025 | 06:39 WIB

Wisatawan Peminat Burung Meningkat di Labuan Bajo

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 16:17 WIB

1.345 Wisman Berkunjung ke GBC Labuan Bajo

Senin, 11 Agustus 2025 | 07:39 WIB

Terpopuler

X