opini

Komodo: Antara Konservasi dan Ekonomi

Sabtu, 10 Agustus 2024 | 07:58 WIB
Silvester Deniharsidi

*Menjaga keseimbangan kepentingan konservasi dan ekonomi*
Upaya menjaga keseimbangan antara konservasi dan ekonomi di Taman Nasional Komodo (TNK) memerlukan langkah-langkah yang hati-hati dan terencana. Mengingat pentingnya kawasan ini, baik sebagai rumah bagi spesies komodo yang langka maupun sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat lokal, pendekatan yang terukur menjadi kunci untuk mencapai tujuan bersama: pelestarian alam tanpa mengorbankan kesejahteraan manusia.

Baca Juga: Gereja Rekas jadi Titik Awal Prosesi Festival Golo Koe Labuan Bajo 2024


Salah satu langkah strategis yang dapat diambil adalah dengan menerapkan penutupan bertahap atau sistem rotasi. Penutupan yang dilakukan secara bertahap memungkinkan sebagian kawasan tetap terbuka bagi wisatawan, sementara area lainnya menjalani proses konservasi intensif. TNK memiliki banyak zona yaitu inti, rimba, perlindungan bahari, pemanfaatan wisata daratan, perlindungan bahari, pemanfaatan wisata bahari, pemanfaatan tradisional daratan dan bahari, zona, khusus pelagis, dan zona khusus pemukiman.


Dengan adanya zonasi-zonasi tersebut, sangat membantu dalam merenanakan konservasi yang bertahap itu. Hal ini sudah pernah dilakukan sebelumnya seperti penutupan Pulau Rinca dalam rangka membangan sarana dan prasarana. Pada saat Pula Rinca ditutup, Pulau Komodo tetap terbuka untuk wisatawan. Begitu pun konservasi di zona pemanfaatan wisata bahari, dapat dilakukan secara berkala dengan menutup beberapa area untuk dilakukan konservasi dan membuka area lainnya untuk tetap dibuka bagi wisatawan.

Baca Juga: NTT Juara 2 Stunting Terbanyak di Indonesia, Kemenkominfo Sosialisasi Pencegahan di Labuan Bajo


Dengan cara ini, konservasi tetap dapat dilakukan dan dampak ekonomi dari penutupan dapat diminimalkan, dan pariwisata tetap dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat lokal. Tetapi jika alasan konservasi TNK ditutup secara keseluruhan, inilah yang akan menimbulkan pertentangan dari masyarakat karena hal ini akan menganggu perekonomian masyarakat lokal.
Seiring dengan penutupan bertahap ini, penting juga bagi pemerintah untuk memperkuat infrastruktur dan fasilitas di luar TNK.

Kementerian terkait, bersama dengan Pemerintah Daerah Manggarai Barat, dapat mendorong peningkatan kualitas transportasi, pembangunan akomodasi, dan penyediaan fasilitas pendukung pada area wisata yang selama ini belum dikelola dengan baik. Dengan demikian, destinasi wisata di luar TNK dapat menarik wisatawan dan menjadi alternatif yang layak, mengurangi tekanan pada TNK dan memperluas distribusi manfaat ekonomi ke seluruh wilayah.

Baca Juga: BBM di Labuan Bajo dan Penantian di Ruas Jalan hingga Malam Menyambut Pagi


Namun, upaya konservasi tidak akan efektif tanpa partisipasi aktif dari masyarakat lokal. Melibatkan mereka dalam kegiatan konservasi, seperti patroli hutan atau pengelolaan ekowisata, akan memberikan mereka insentif ekonomi langsung. Dengan menjadi bagian dari solusi, masyarakat akan lebih termotivasi untuk menjaga kelestarian TNK, sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari kegiatan tersebut. Pendekatan ini juga meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya pelestarian lingkungan, memastikan bahwa upaya konservasi dapat berlanjut dalam jangka panjang.


Namun, sebelum langkah-langkah ini diambil, sangat penting untuk berdialog dengan masyarakat. Setiap rencana penutupan atau perubahan kebijakan harus dilakukan melalui tahapan persiapan yang matang, dengan melibatkan masyarakat lokal dalam setiap prosesnya. Dialog yang terbuka dan transparan akan membangun kesepahaman dan dukungan dari masyarakat, mengurangi potensi konflik, dan memastikan bahwa kebijakan konservasi yang diambil adalah hasil dari kesepakatan bersama.

Baca Juga: Investor yang Memiliki Lahan di Golo Mori Labuan Bajo, Jangan Biarkan Lahannya Terlantar


Selain itu, pengembangan destinasi wisata alternatif juga menjadi bagian dari strategi ini. Mendorong wisatawan untuk mengunjungi tempat-tempat lain di sekitar Manggarai Barat, yang menawarkan daya tarik unik, seperti keindahan alam, budaya lokal, atau aktivitas petualangan, akan membantu mengurangi beban pada TNK. Promosi yang baik dan pemasaran destinasi-destinasi ini akan memastikan bahwa wisatawan tetap tertarik untuk berkunjung, bahkan jika akses ke TNK dibatasi.


Pada akhirnya, upaya menjaga keseimbangan antara konservasi dan ekonomi di Taman Nasional Komodo harus menjadi bagian dari rencana jangka panjang yang berkelanjutan. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta harus bekerja sama dalam menginvestasikan sumber daya mereka untuk konservasi yang efektif dan pembangunan yang inklusif. Dengan perencanaan yang terpadu dan kolaboratif, kita dapat memastikan bahwa TNK tetap menjadi surga bagi komodo dan sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal.

Baca Juga: Bawaslu Mabar Temukan Banyak Pelanggaran Coklit Data Pemilih

Baca Juga: Bawaslu Mabar Temukan Banyak Pelanggaran Coklit Data Pemilih

Halaman:

Tags

Terkini

Komodo: Antara Konservasi dan Ekonomi

Sabtu, 10 Agustus 2024 | 07:58 WIB

Pornografi dan Pelecehan Seksual Terhadap Anak

Jumat, 24 November 2023 | 22:43 WIB

Ketika Perempuan Enggan Terjun dalam Politik

Selasa, 6 Juni 2023 | 08:04 WIB

Sistem Proporsional Tertutup Ibarat Pasar Gelap

Minggu, 4 Juni 2023 | 19:12 WIB

Opini: Cegah Politik Uang

Sabtu, 3 Juni 2023 | 17:52 WIB

Patronasi Sepak Bola di Kabupaten Ngada NTT

Selasa, 31 Januari 2023 | 04:00 WIB

Beasiswa LPDP dan Ikhtiar Membangun SDM Lokal NTT

Senin, 5 Desember 2022 | 14:43 WIB

Qui Scribit, Bis Legit

Kamis, 22 September 2022 | 17:22 WIB