Dalam paparannya saat itu disampaikannya juga bahwa sektor primer yakni pertanian, perikanan, memberi kontribusi besar terhadap perekonomian. Gejala trennya menurun. Tren yang menunjukan terjadi peningkatan adalah sektor sekunder dan tersier. Kondisi tersebut terjadi di semua daerah.
Hal yang perlu dilakukan adalah bagaimana sektor primer sebagai unggulan bisa memberi nilai tambah yang lebih.
Baca Juga: BPOLBF Luncurkan 46 Event untuk Tahun 2024 di Wilayah Floratama
Dia menjelaskan, keberhasilan dan kegagalan dalam RPJPD tidak hanya menjadi domain pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab bersama.
Tim dari UGM yang turut hadir dalam forum tersebut yakni Kepala pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerja Sama
Gabriel Lele, menyampaikan bahwa ada 3 titik kritis dalam perencanaan, yaitu apa masalahnya, apa yang ingin diwujudkan, dan bagaimana caranya.
"Harus jelas, apa masalahnya, kita mau ke mana, kita mau mewujudkan apa, caranya bagaimana. Kadang kala mimpinya muluk-muluk, misinya bagus tetapi strateginya misterius," kata Gabriel.
Baca Juga: Catatan Pemilu 2024 dari Manggarai Barat NTT (1)
Dalam forum saat itu disampaikan juga data tentang pendidikan di daerah itu yakni 7 sampai 8 tahun. Pendapatan per kapita Rp14 juta selama 12 bulan, sementara nasional sudah Rp71 juta. Semakin banyak belanja perhitungan sosial semakin banyak juga orang miskin.
Kemiskinan di Mabar menjadi salah satu persoalan di samping persoalan lainnya.
Acara hari itu dibuka oleh Wakil Bupati Mabar Yulianus Weng.
Baca Juga: Plt Dirut BPOLBF Ajak Bangun Ekosistem Kepariwisataan di Labuan Bajo, Berikan Sentimen Positif
"Menjadi hal penting di mana Pemerintah Daerah ingin dapat masukan dari publik terkait RPJPD. Dalam penyusunan RPJPD melibatkan masyarakat atau pendekatan partisipatif. Masyarakat ikut memberi saran dan masukan terhadap RPJPD," kata Yulianus.
Disampaikannya, dalam forum hari itu ada sekitar 30 organisasi di luar pemerintah yang diundang untuk mendapat masukan dalam rangka penyempurnaan RPJPD.***
Baca Juga: Pembangunan di Parapuar Labuan Bajo Bersandar pada Asas Keseimbangan Ekologi