Kampung Langgo di Wae Lolos Mabar NTT, Spot Wisata Budaya yang Melestarikan Permainan Tradisional

photo author
- Kamis, 8 Februari 2024 | 17:21 WIB
Keindahan di Kampung Langgo, Kamis (8/2/2024). Kampung Langgo di Wae Lolos Mabar NTT, spot wisata budaya yang melestarikan permainan tradisional. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)
Keindahan di Kampung Langgo, Kamis (8/2/2024). Kampung Langgo di Wae Lolos Mabar NTT, spot wisata budaya yang melestarikan permainan tradisional. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)

Kampung Langgo yang terletak di Desa Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi NTT, merupakan salah satu spot wisata budaya yang masih melestarikan berbagai permainan tradisional dan kegiatan menenun serta menganyam berbagai produk tradisional, antara lain tikar dan topi.


KLIKLABUANBLJO.ID | Beberapa jenis permainan tradisional yang masih terpelihara di Kampung Langgo antara lain Gasing yang disebut Paki Mangka, Nggena Welu atau permainan dari Kemiri serta Seko Ajo yaitu permainan dari buah yang tumbuh di hutan.

Sedangkan tenun yaitu menenun sarung khas daerah yakni Songke serta anyaman Topi ReA atau topi ramah lingkungan berbahan baku tumbuhan.

Kepala Desa Wae Lolos Gervinus Toni, menyampaikan bahwa permainan tradisional oleh sangar budaya sering dipentaskan saat wisatawan berkunjung ke desa itu, termasuk ke Kampung Langgo.

Baca Juga: Plt Dirut BPOLBF: Reputasi Labuan Bajo dan Flores Harus Dijaga Bersama

"Sejak tahun 2019 kami lakukan saat tamu datang berkunjung," kata Gervinus, Kamis (8/2/2024).

Salah Satu pemilik Sanggar Seni Budaya yaitu Albertus Obat saat itu menyampaikan bahwa permainan tradisional yang terus dilestarikan sampai saat ini ada beberapa jenis.

"Kalau bahasa lokalnya ada Nggena Welu, Paki Mangka atau Gasing dan Seko Ajo," kata Albertus.

Salah satu penenun di kampung tersebut Viktoria Kurnia, menjelaskan bahwa kegiatan menenun dilakukannya setiap hari yakni menenun Topi ReA.

Baca Juga: Pengepakan Logistik Pemilu di Kabupaten Mabar Sudah Selesai, Pendistribusian Serentak Tanggal 12 Februari 2024

"Satu bulan bisa menghasilkan enam topi. Harga per topi Rp150.000," kata Viktoria.

Dia menambahkan, penjualan topi itu biasanya dipajang di kios-kios tetapi kadang-kadang ada pembeli yang pesan langsung.

Dia berharap agar pemerintah memberi bantuan modal kepada mereka sehinga kegiatan menganyam semakin lancar.

Baca Juga: Perkuat Kapasitas Panwas TPS, Kordive HP2H Panwascam Mbeliling Perintahkan PKD Lakukan Bimtek Mini

Keberadaan potensi budaya di Kampung Langgo dibenarkan oleh salah satu tokoh muda Robertus Perkasa.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bajo Dance Festival 2025 Disambut Hangat Warga

Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:01 WIB

1.731 Wisatawan Mancanegara Kunjung GBC Labuan Bajo

Jumat, 10 Oktober 2025 | 06:39 WIB

Wisatawan Peminat Burung Meningkat di Labuan Bajo

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 16:17 WIB

1.345 Wisman Berkunjung ke GBC Labuan Bajo

Senin, 11 Agustus 2025 | 07:39 WIB

Terpopuler

X