Refleksi Petani Organik Cecer Labuan Bajo di Hari Kemerdekaan RI ke-77 Tahun 2022

photo author
- Jumat, 19 Agustus 2022 | 19:49 WIB
Petani Cecer di Homestay Selaras Lama, Rabu (17/8/2022) (Foto : Komunitas Ekowisata Selaras Alam)
Petani Cecer di Homestay Selaras Lama, Rabu (17/8/2022) (Foto : Komunitas Ekowisata Selaras Alam)

 

KLIKLABUANBAJO.ID -- Komunitas petani Kampung Cecer yang tergabung dalam Komunitas Ekowisata Selaras Alam Labuan Bajo, Manggarai Barat NTT berdiskusi tentang pertanian, Rabu (17/8/2022). 

Diskusi pada momentum HUT Kemerdekaan RI ke-77 Tahun 2022 itu membahas tentang pertanian organik berkelanjutan, dan pariwisata Super Premium Labuan Bajo. 

Baca Juga : Profil Mega Iskanti, Selebgram yang Pamer Foto Liburan di Labuan Bajo

Diskusi digelar di Homestay Selaras Alam Kampung Cecer, Desa Liang Ndara Kecamatan Mbeliling. Founder Komunitas Ekowisata Selaras Alam Kornelius Rahalaka memantik peserta diskusi dengan pertanyaan berikut, 'apakah petani sudah merdeka?' 

"Diskusi kemarin digelar Komunitas Ekowisata Selaras Alam atau KESA Kampung Cecer," cerita Kornelius Rahalaka Jumat (19/8/2022). 

Kornelius menjelaskan KESA akan merintis pengembangan perkebunan organik contoh. KESA akan melibatkan komunitas petani organik yang akan dibentuk di desa-desa di Kecamatan Mbeliling. 

"Kita terbuka juga dengan petani di kecamatan lain yang punya minat untuk mengembangkan pertanian organik," jelas Kornelis. 

Menurut Kornelius, pariwisata kebun atau agrowisata harus menjadi varian tawaran bagi wisatawan yang datang ke Manggarai Barat. 

Baca Juga : 80 Ton Daging Ular Laku Sehari, Warga di Sini Suka Konsumsi Daging Ular

"Petani tidak perlu meninggalkan kebun untuk terlibat dalam pariwisata. Tekuni profesinya sebagai petani, jadikan lahan pertanian sebagai tujuan wisata," kata Kornelius.  

Kornelius meyakini Agrowisata merupakan pilihan tepat bagi para petani di Manggarai Barat, khususnya di Liang Ndara dalam menghadapi dominasi korporasi dalam pengelolaan pariwisata Labuan Bajo. 

 "Dalam diskusi ini para petani menggugat dua hal penting yakni istilah "Desa Wisata" yang selama ini digaungkan oleh pemerintah dan kearifan lokal yang tergerus oleh Industri Pariwisata," kata Kornelius. 

 Kornelius mengatakan petani Cecer menilai istilah Desa Wisata kurang tepat karena bernuansa top down di mana masyarakat dan sumber daya lokal hanya dilihat sebagai obyek pariwisata dan objek pembangunan semata. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Robertus Endang S

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X