KLIKLABUANBAJO.ID -- Harga Porang anjlok, petani merugi. Bagaimana tidak, harga Porang saat ini hanya berkisar Rp 2.500 per kg. Sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai belasan ribu rupiah.
Di tengah anjloknya harga Porang, baiknya kita tetap optimis, sambil melihat peluang komoditas pertanian lainnya.
Pada kesempatan ini, kami ingin berbagi tentang kisah sukses seorang petani di daerah sekitar Candi Prambanan, Provinsi DI Yogyakarta. Namanya Sumarji, pembudidaya Kunyit Hitam organik. Tanaman yang Ia budidaya rupanya sangat menjanjikan, harga jual mencapai Rp 1,5 juta per kg.
Baca Juga : Malam Puncak Festival Golo Koe Labuan Bajo, Uskup Ruteng Pimpin Misa Penutupan
Sumarji mengisahkan, awalnya Ia hanya mempunyai 1 ons Kunyit Hitam. Lalu, kunyit tersebut Ia semai dan dikembangkan di dalam pot.
“Awalnya hanya 1 Ons, saya semai dan kembangkan dalam 34 pot. Umur dari tanaman itu 1,5 tahun, sementara untuk semainya 2 bulan. Setelah 1,5 tahun, saya timbang hasilnya sekitar 1 kilo gram untuk satu pot. Kalau harga, tidak kurang dari Rp 1,5 juta per kilo gram,” kata Sumarji kepada Host Channel YouTube Aksara Agro & Farm.
Lahan yang Ia gunakan, kata Sumarji, hanya berukuran 3 x 6 meter.
“Ukuran lahan 3 x 6, kalau untuk 20-30an pot paling yang terpakai seperempat bagian,” jelasnya.
Sumarji mengatakan, jumlah Kunyit Hitam yang Ia budidaya terus bertambah. Pasalnya, selama beberapa tahun terakhir, Ia fokus mengembangkan Kunyit Hitam.
“Sudah banyak yang beli, mereka tidak mengeluh soal harga,” kata Sumarji dikutip dari Channel YouTube Aksara Agro & Farm.
Baca Juga : Citra Scholastika akan Tampil di Waterfront Marina Malam Ini, Meriahkan Puncak Festival Golo Koe
Dengan bibit 1 ons Kunyit Hitam, Pak Sumarji menghasilkan kurang lebih 34 kg, selama satu setengah tahun dengan harga jual tidak kurang dari Rp 1,5 juta per kg.
Host Channel Youtube Aksara Farm & Agro, dalam video kisah Pak Sumarji itu menyampaikan,
“Sebagai catatan untuk kita, jika lahan kita merupakan lahan produktif, sebaiknya tanamlah komoditas yang memang nilai panennya lebih tinggi dibandingkan Porang. Tetapi jika lahan tidak produktif, kita bisa optimalkan dengan menanam Porang, karena perawatannya lebih mudah, mengingat Porang awalnya merupakan tanaman liar,” katanya.
Artikel Terkait
Mengenal Philip Mulryne, Pemain Manchester United yang Kini Jadi Pastor
Astaga, Ternyata Air Cucian Beras sangat Bermanfaat untuk Tanaman Pertanian
Meriahkan HUT RI, Pertandingan Sepak Bola dan Voli Gelar di Sano Nggoang
16 Tim Sepak Bola Antar Desa Meriahkan HUT RI di Sano Nggoang
Panitia Festival Golokoe Serahkan 100 Paket Sembako
Kisah Guru SD Tanam Cabai Beli Motor Harley, Awalnya karena Pendapatan Pas-Pasan Sekarang Pekerjakan 34 Orang
Tangan-Tangan Kasih Umat di Festival Golo Koe Labuan Bajo
Kisah Sukses Zainal, Sarjana Tamatan ITS Pulang Kampung jadi Petani Holtikultura
Curhat Greysia Polii, Merantau ke Jakarta Umur 8 Tahun untuk Wujudkan Mimpi jadi Pemain Bulu Tangkis
Curhat Greysia Polli, karena Mencintai Badminton Lupa Sekolah Untungnya ada Kakak yang Ingatkan
Semarak HUT RI di Naga Mabar, Ketua DPRD: Mari Selalu Dalam Bingkai Kebersamaan
Mundur dari Atlet Bulu Tangkis Indonesia, Ini yang Dilakukan Greysia Polii
Karir Greysia Polli selama Jadi Atlet Bulu Tangkis Indonesia
Lima Hal yang Harus Anda Lakukan Supaya Dihargai Orang Lain
Abdi Suardin : Pikiran Anda akan Meramal Masa Depan Karena Sukses Dimulai dari Cara Berpikir
Mau Tahu Cara Buat Kerupuk Ubi Talas? Berikut Tahapannya
15 Janji Bunda Maria Bagi Orang yang Setia Berdoa Rosario
Kisah Sukses Tanam Jambu Kristal pada Lahan 80 Ha. Selain Petik Hasil juga Jadi Tempat Agrowisata
Terkini, Ini Artis-Artis yang Berlibur di Labuan Bajo