KLIKLABUANBAJO --- Zainal Rabin Damanik, petani holtikultura di Desa Pertibi Lama Kabupaten Karo, membagikan kisah suksesnya menjadi seorang petani. Ia sarjana tamatan ITS, tidak ingin kerja di kantor atau perusahaan, lebih nyaman menjadi petani.
Tamat kuliah, Zainal pulang kampung menggarap lahan orang tuanya yang cukup luas. Keputusan Zainal tidak direstui orang tua, pasalnya Ia dikirim sekolah untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Karena tekatnya yang kuat, Zainal membuktikan kepada orang tua bahwa menjadi petani bukanlah pekerjaan rendahan. Kini, orang tuanya bisa membeli kendaraan, membuat rumah permanen serta mapan secara ekonomi.
Kisah sukses Zainal diceriterakan dalam video YouTube yang diunggah channel CapCapung beberapa waktu lalu.
Zainal menceriterakan, awal terjun ke pertanian karena memang Ia lahir dari anak petani. Saat kecil, Ia selalu melihat orang tuanya bertani namun hasil dari pekerjaan mereka tidaklah seberapa. Bahkan Zainal sering melihat orang tua harus pinjam uang pada tetangga untuk membayar uang sekolah.
Pengalaman masa kecil selalu diingatnya sampai Ia kuliah. Selama kuliah di Surabaya, Zainal melihat banyak petani yang sukses di daerah itu, meskipun lahan yang mereka garap sangat terbatas.
Ia terus bertanya dalam hati, apa yang membedakan mereka dengan orang tuanya di kampung.
Zainal kemudian mendapatkan jawaban bahwa ternyata petani yang Ia jumpai di daerah Jawa melek dengan teknologi, dan juga bertaninya terencana dengan baik.
Hal itulah yang mendorongnya untuk pulang kampung. Zainal berpikir, kalau pengalaman yang didapat dari petani Jawa, dikembangkan di kampung yang lahannya luas, akan membantu meningkatkan perekonomian.
Baca Juga : Frans Mon, Pengrajin Patung Berbahan Batu Kapur di Desa Wisata Cunca Wulang
"Jadi di awal-awal memang orang tua kontra lah, kenapa pulang ini. Di sekolahin jauh-jauh supaya bisa merantau, bisa sukses di luar. Nanti pulang saat sudah sukses gitu, malah pulang jadi petani," kata Zainal menirukan pembicaraan orang tuanya.
Di kebun milik orang tuanya yang luas, Zainal menanam Kentang. Ia memilih Kentang karena memang sangat cocok dikembangkan di daerahnya. Sejak tahun 1990-an, Kentang sudah menjadi tanaman favorit, bahkan hasilnya bisa diekspor.
Zainal kemudian belajar tentang teknologi pembenihan, dan hasilnya benih yang Ia kembangkan bisa menaikan produktivitas sampai 60%.
"Tanahnya sudah baik, ditambah benih yang baik maka produktivitasnya bisa naik sampai 60% dan ini signifikan bisa membantu petani. Di lain sisi, kita lebih efisien karena apa? tanamannya lebih kuat, lebih tahan dari serangan hama," jelasnya.
Dengan terobosan yang Ia buat, orang tuanya sudah akuisisi lahan lebih dari 7 hektar, selama 5 tahun terakhir.
Artikel Terkait
Pelaku Wisata Labuan Bajo Ditangkap saat Kegiatan Pungut Sampah, Berikut Penjelasan Polres Mabar
Berikut Suasana Hari Kedua Mogok Layanan Wisata di Labuan Bajo
Demonstrasi di Labuan Bajo Dibubar Paksa, Foto dan Video Dihapus
Sejumlah Pelaku Wisata Labuan Bajo Ditahan Polisi, Ini Komentar Benny Harman
Terkait Pembubaran Paksa Aksi Demonstrasi di Labuan Bajo, Berikut Komentar Pengamat Politik Undana
Pelaku Wisata di Labuan Bajo Akhirnya Kompromi, Setuju Tarif Masuk Taman Nasional Komodo Sebesar RP 3,75 Juta
Kapal dari Labuan Bajo ke Denpasar Bulan Agustus 2022, Berikut Jadwalnya
Kompiang Kelor, Rekomendasi Oleh-Oleh saat Kunjungi Labuan Bajo
Goa Rangko Labuan Bajo, Pilihan Wisata Hemat Biaya
Bertemu Bupati Mabar, Asosiasi Angkutan Wisata Labuan Bajo Sampaikan 4 Poin Penting