KLIKLABUANBAJO.ID -- Fransiskus Suhardi (49) atau Frans Mon, satu-satunya seniman patung di Desa Wisata Cunca Wulang, Manggarai Badat, NTT.
Ia menciptakan patung berbahan batu kapur yang diperolehnya dari alam sekitar lembah pegunungan Mbeliling, khususnya di Warsawe
Seniman ini secara otodidak menciptakan patung dengan perlengkapan seadanya, yakni besi tua bekas pahatan kayu.
Baca Juga: Panitia Festival Golokoe Serahkan 100 Paket Sembako
Namun dari peralatan sederhana ini, ia dapat menghasilkan patung yang luar biasa dan disimpan di kediamannya di Kampung Warsawe, Kecamatan Mbeliling Manggarai Barat, NTT.
"Mulanya karena saya ingin di rumah ada patung Bunda Maria. Saya tidak punya uang beli patung, makanya saya buat patung dari batu kapur," cerita Frans Mon Sabtu (6/8/2022).
Frans Mon menceritakan bahan dasar pembuatan patung berbagai kepentingan kerohanian Katolik itu yakni batu kapur.
Baca Juga: Waterfront City Labuan Bajo dari Puncak Waringin di Malam Hari
Batu kapur itu diperolehnya dengan menelusuri sungai Wae Mene dan di sekitar perkebunan sekitar kampung Warsawe.
"Batunya ada di Wae Mene, cuman tempatnya ada di lokasi tertentu saja," kata Frans Mon.
Frans Mon menceritakan ia memulai menggeluti seni ukir patung dari batu sejak tahun 2004. Dan pada 2008 ia berhenti.
Baca Juga: Tangan-Tangan Kasih Umat di Festival Golo Koe Labuan Bajo
"Saat itu pariwisata sudah dikenal, jadi saya sibuk kerja di pos wisata," kata Frans Mon.
Untuk menggarap sebuah patung, Frans Mon mengaku membutuhkan waktu lama. Pasalnya, membuat patung dari batu membutuhkan ketenangan.
Artikel Terkait
Meriahkan HUT RI, Pertandingan Sepak Bola dan Voli Gelar di Sano Nggoang
Panitia Festival Golokoe Serahkan 100 Paket Sembako
Semarak Festival Golo Koe dari Puncak Waringin Labuan Bajo, Merdu Suara Gong dan Gendang
Waterfront City Labuan Bajo dari Puncak Waringin di Malam Hari