KLIKLABUANBAJO.ID| Tenyata desa terindah di dunia ada di Indonesia yang disejajarkan dengan keindahan Niagara on The Lake di Kanada.
Desa terindah dunia yang ada di Indonesia ini menjadi salah satu desa yang membanggakan karena pesonanya yang luar biasa.
Tak hanya juara karena keindahannya, desa terindah dunia di Indonesia ini berada di ketinggian sekitar 500-700 meter di atas permukaan laut membuat udara di desa ini begitu sejuk.
Baca Juga: Akhir Tahun yang Berkesan di Ndalir Flores NTT, Merawat Kebersamaan dengan Menata Wajah Kampung
Di jalan utama menuju desa wisata ini, para pengunjung akan ditemani oleh jalan yang berkelok dengan pemandangan hijau yang begitu asri, yakni hamparan sawah yang sangat subur dan pepohonan rimbun.
Dilansir dari Indonesia.go.id, media pariwisata dari New York, Amerika, Travel Budget pada 2012 menjadikannya sebagai desa terindah di dunia bersama desa lainnya di dunia, seperti Niagara on The Lake di Kanada, Cresky Krumlov di Republik Ceko, Wengen di Swiss, Shirakawa-go di Jepang, dan Eze di Prancis. www.budgettravel.com.
Baca Juga: Camat Alfons Minta Masyarakat Sano Nggoang Waspadai Potensi Bencana Alam di Lingkungannya
Dijelaskan bahwa terletak di Sumatra Barat, Nagari Pariangan berhasil membuat dunia berdecak kagum. Karena keindahannya, Nagari Pariangan menjadi salah satu desa terindah di dunia yang disejajarkan dengan desa Niagara on The Lake di Kanada.
Desa Nagari Pariangan terletak di Lereng Gunung Marapi, tepatnya di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat. Lokasinya sekitar 95 kilometer dari utara Kota Padang, dan 35 kilometer dari Kota Bukittinggi. Nagari Pariangan juga berada di antara Kota Batusangkar dan Padang Panjang. Nagari Pariangan memiliki luas 17,97 kilometer persegi.
Rumah-rumah Gadang khas Sumatra Barat yang berada di wilayah perkampungan Nagari Pariangan juga tidak biasa. Meski padat, rumah penduduk yang dibangun bertingkat-tingkat mengikuti kontur atau pola dari lereng gunung, terlihat rapi dan sedap dipandang mata.
Setiap jengkal mata memandang, selalu terlihat atap gonjong yang runcing (sebutan atap rumah gadang). Meskipun terlihat tua, rumah-rumah tersebut masih terlihat apik dan khas karena motif-motif minang. Uniknya, masyarakat desa membangun rumah-rumah tersebut secara tradisional dan tanpa menggunakan paku.
Baca Juga: Luncurkan IMDI 2022, Menkominfo: Indonesia Terapkan Toolkit Hasil KTT G20
Tak hanya rumah-rumah yang menjadi daya tarik desa Nagari Pariangan. Masjid Ishlah yang dibangun pada abad ke-19 pun turut menarik pengunjung.
Nagari Pariangan juga menjadi desa pertanian pertama di Minang, kesuburan tanahnya tidak perlu diragukan lagi. Pertanian menjadi sumber pangan masyarakat Nagari Pariangan.
Artikel Terkait
Tak Banyak yang Tahu, Ada Keunikan Lain di Pulau Komodo yang Muncul di Pagi Hari
Spot Air Terjun Keren Berundak Tiga di Labuan Bajo NTT, Destinasi Wisata Baru di Mbeliling
Gratis Cuci Rambut dan Pijat, Pelanggan Cukup Bayar Pangkas Rambut di Tempat Berikut ini
Batu Pecah 'Misterius' di Labuan Bajo NTT Berserakan di Tepi Jalan Flores Titik Mamis Melo
Soto Sapi Paling Nikmat di Labuan Bajo ada di Tempat ini
Sambut Mentari Pagi dari Puncak Waringin Kota Super Premium Labuan Bajo NTT
Beasiswa LPDP dan Ikhtiar Membangun SDM Lokal NTT
Lahan untuk Pembangunan Agrowisata di Mabar Seluas 2 Hektar, Berikut ini Penjelasannya
Putus Asa, Sebuah Puisi
3 Negara Lirik Tenaga Kerja di Manggarai Barat NTT Sebanyak 950 Ribu Orang, Berikut Rinciannya
5 Spot Wisata Air Terjun Paling Eksotis di Labuan Bajo NTT
Sulitnya Mendapatkan Minyak Tanah di Desa-Desa di Manggarai Barat NTT
Ada Lokasi Baru untuk Investasi di Wilayah Destinasi Super Premium Labuan Bajo
7 Poin Masukan dari IHGMA NTT untuk Pemkab Mabar terkait Pariwisata Super Premium
Hati Yang Rapuh, Puisi Fareliana Hardianti
Langkah Antisipasi Pariwisata Labuan Bajo Menghadapi Resesi Ekonomi 2023, Ada 2 Strategi Utama
Top, Bambu Asal Ngada NTT Didorong untuk Menjadi Bahan Baku Konstruksi di Seluruh Indonesia
Merawat Emas Hijau, Animo Petani Manggarai Barat NTT Masih Lesu
Ini Tanggapan Pemkab Mabar terhadap 7 Poin Masukan dari IHGMA NTT tentang Pariwisata Super Premium
Ata One, Cerpen Karangan Fransiskus Erick Saputra Pantur
Tiga Hal Unik yang Membuat Kampung Wae Rebo Diminati Para Wisatawan Asing
Leluhur Orang Wae Rebo Ternyata Berasal dari Minangkabau Sumatra
Pembangunan Wisata Literasi di Labuan Bajo Hampir Rampung
Komunitas Masyarakat Suku Karo Labuan Bajo Nobatkan Marga Sembiring Meliala untuk Wabup Mabar NTT
Patroli Keliling Aparat TNI, Polri dan Trantip Kecamatan Mbeliling Labuan Bajo NTT di Tahun Baru 2023
Camat Alfons Minta Masyarakat Sano Nggoang Waspadai Potensi Bencana Alam di Lingkungannya