Bantuan itu berupa 50 pasang sepatu boat petani, 50 pices baju kaus, 50 pices topi, 50 buah skop kerja, 50 buah linggis, 10 buah akron yang dialokasikan masing-masing 2 buah untuk setiap kelompok, 1.875 Kg Pupuk NPK, 1.875 Pupuk Urea, Pupuk Cair, 10 unit handsprayer yang dialokasikan masing-masing 2 unit untuk setiap kelompok tani.
Lima kelompok tani yang mengikuti Bimtek hari itu yakni Kelompok Tani Tulus Karya Desa Wae Mose dengan total luas lahan 2,5 hektar, Kelompok Tani Sinar Harapan Desa Lalong dengan total luas lahan 2,5 hektar, Kelompok Tani Lema Jaya Desa Lalong dengan total luas lahan 2,5 hektar, Kelompok Tani Wae Mbire Desa Modo dengan total luas lahan 2,5 hektar, dan Kelompok Tani Wae Remong Desa Kakor dengan total luas lahan 2,5 hektar.
Dengan demikian, total luas lahan untuk budidaya porang dari kelima kelompok tersebut adalah sebesar 12,5 hektar.
Selain kelompok tani, kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Lembor Selatan , penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Lalong dan Desa Kakor, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Kepala Seksi Tanaman Pangan dan Pengawas Benih.
Untuk diketahui, BPTP NTT telah melakukan karakterisasi komoditi porang lokal Manggarai Barat saat daftar ke Kementrian Pertanian dan telah mendapatkan sertifikat layak perbenihan.
Dengan sertifikat yang diperoleh dengan nama Porang Komodo, menjadikan komoditi porang pertama di NTT yang diakui dan memiliki hak paten komoditi lokal, selain komoditi porang dari Madiun.
Porang Komodo akan memiliki nilai ekonomis tinggi dari sisi perbenihan dan menjadi pilihan selain Porang Madiun karena porang di Indonesia yang memiliki sertifikat perbenihan hanya Porang Madiun dan Porang Komodo. (tin)