Dia juga menegaskan bahwa komitmen dan kekompakan kerja dari petani menjadi hal yang sangat mendasar dalam menyukseskan budidaya porang.
Pada kesempatan yang sama, Jener menegaskan bahwa program itu diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama petani.
"Sarana produksi yang dibantu juga dapat digunakan secara maksimal sehingga hasilnya maksimal bagi kesejahteraan petani," kata Jener.
Sementara itu Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT, Rudy menyampaikan bahwa dalam kurun waktu yang lama, tanaman porang dilihat sebagai tanaman liar padahal memiliki sumber ekonomi yang sangat tinggi.
"Dalam beberapa tahun terakhir, tanaman ini telah diekspor ke beberapa negara di Asia, antara lain Jepang, Korea, Vitenam dan sebagainya. Karena itu, tanaman ini perlu dibudidayakan secara baik sehingga menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan kesejahteraan petani," kata Rudy.
Kepala Dinas Pertanian Mabar yang turut hadir saat itu menyampaikan bahwa kelompok tani di Mabar telah mendapatkan kemudahan, seperti benih, pengetahuan, maupun sarana dan prasarana yang mendukung budidaya porang.
Selain Bimtek, saat itu juga berlangsung penyerahan secara simbolis bantuan sarana dan prasarana pertanian yang mendukung budidaya porang bagi petani oleh Kepala Balai Pertanian NTT kepada Julie Sutrisno melalui Jener.
Sarana produksi itu kemudian diserahkan Jener kepada perwakilan dari anggota kelompok tani budidaya porang.