Wah Ternyata Begini Besarnya Pendapatan Daerah Mabar NTT dari Gua Batu Cermin

photo author
- Kamis, 1 Desember 2022 | 18:20 WIB
Salah satu sudut obyek wisata Gua Batu Cermin (GBC) Labuan Bajo di Mabar, NTT. Berikut ini besar pendapatan daerah dari Gua Batu Cermin. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)
Salah satu sudut obyek wisata Gua Batu Cermin (GBC) Labuan Bajo di Mabar, NTT. Berikut ini besar pendapatan daerah dari Gua Batu Cermin. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)

KLIKLABUANBAJO.ID| Obyek wisata alam Gua Batu Cermin Labuan Bajo, baru mulai dikelola oleh Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT sejak 17 Oktober 2022 lalu.

Obyek wisata Gua Batu Cermin sebelumnya tidak dibuka untuk wisatawan selama sekitar dua tahun setelah ditata melalui proyek Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Baca Juga: Di Mabar NTT Agrowisata Dibangun di Salah Satu Areal Persawahan Menggunakan Dana Rp7,5 Miliar

Sejak 17 Oktober hingga awal Desember 2022 ini, obyek wisata itu dikelola sementara oleh Disparekrafbud Mabar.

Dalam pengelolaan sementara itu ada data terbaru seputar pendapatan daerah dari spot favorit city tour Batu Cermin di Labuan Bajo itu.

Baca Juga: Babak Baru Hasil Proyek KSPN Batu Cermin dan Puncak Waringin Labuan Bajo

Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Kabupaten Mabar Pius Baut, menyampaikan bahwa pihaknya hanya menarik retribusi dan belum mengelola potensi lainnya yang bisa memberi kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Saat ini kami mengelola Batu Cermin sifatnya sementara karena statusnya masih di bawah Kementrian PUPR tetapi akan diserahkan ke daerah. Pemasukan di Batu Cermin yang kami tangani hanya dari retribusi obyek wisata," kata Pius, Kamis (1/12/2022).

Baca Juga: Kemegahan Waterfront City Marina di Kota Super Premium Labuan Bajo NTT

Dalam sebulan kata dia, pendapatan dari retribusi karcis masuk ke kawasan Gua Batu Cermin itu berkisar antara Rp50 juta sampai Rp60 juta.

"Pemasukan di Batu Cermin hanya dari retribusi obyek wisata sebesar Rp1.500.000 sampai Rp2 juta per hari. Sebulan bisa Rp50 juta sampai Rp60 juta," kata Pius.

Baca Juga: Unik, Pisang Raksasa Setinggi 30 Meter di Salah Satu Daerah di Indonesia Beratnya 60 Kilogram Satu Tandan

Diperkirakan jauh lebih besar di musim-musim ramai atau saat arus kunjungan wisatawan meningkat seperti Bulan April hingga Oktober.

"Itu baru dari retribusi karcis. Banyak fasilitas yang belum dimanfaatkan. Misalnya kafe dan parkir, meeting room, itu potensi pendapatan yang angkanya bisa signifikan," kata Pius. ***

Baca Juga: Naik Ontang Anting Menuju Tempat Wisata, Salah satu Pesona Lain Berwisata ke Kawah Putih Bandung

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bajo Dance Festival 2025 Disambut Hangat Warga

Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:01 WIB

1.731 Wisatawan Mancanegara Kunjung GBC Labuan Bajo

Jumat, 10 Oktober 2025 | 06:39 WIB

Wisatawan Peminat Burung Meningkat di Labuan Bajo

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 16:17 WIB

1.345 Wisman Berkunjung ke GBC Labuan Bajo

Senin, 11 Agustus 2025 | 07:39 WIB

Terpopuler

X