pariwisata

Danau Laut Tinggal, Tempat Unik di Punggung Pegunungan Bukit Barisan

Senin, 28 Agustus 2023 | 08:47 WIB
Danau Laut Tinggal, tempat unik di punggung Pegunungan Bukit Barisan. (Foto: tangkapan layar video YouTube Maskumis)

KLIKLABUANBAJO.ID | Namanya Danau Laut Tinggal dan secara administratif menjadi bagian dari Desa Situak Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat.

Pengunjung lebih memilih pintu masuk terdekat menuju lokasi danau dari Desa Sitobu, Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh yang berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara.

Kalau dari sini, jaraknya sekitar 20 kilometer ke Danau Laut Tinggal yang berada di atas ketinggian Gunung Malintang (1.980 mdpl). Oleh masyarakat sekitar dikenal sebagai Gunung Bendera karena sekilas siluetnya seperti bendera berkibar. Kawasan tersebut berada di punggung Pegunungan Bukit Barisan dan masuk ke dalam hutan lindung desa.

Baca Juga: Senggigi Sunset Jazz 2023 Sukses Digelar dan Memberi Dampak Baik Bagi Ekonomi Masyarakat

Danau Laut Tinggal dapat dicapai dari Kota Bukittinggi selama tiga jam berkendara menuju Kota Simpang Empat, diteruskan ke Desa Paraman Ampalu, Kecamatan Gunung Tuleh menyusuri daerah yang terdapat perkebunan kelapa sawit. Waktu tempuhnya dari Simpang Empat ke Paraman Ampalu sekitar satu jam. Setelahnya, kita kembali melanjutkan ke arah Rabi Jonggor.

Dilansir dari Indonesia.go.id, biasanya di Nagari Rabi Jonggor ini pengunjung mulai menyiapkan aneka perbekalan untuk menuju Desa Sitobu sebagai titik awal ke Danau Laut Tinggal. Tidak ada angkutan umum yang melayani rute sejak dari Bukittinggi hingga titik awal ke danau, sehingga sebaiknya para pengunjung membawa kendaraan sendiri atau menyewa.

Mayoritas penduduk Desa Sitobu berasal dari suku Mandailing. Ketika tiba, kita wajib melapor kepada perangkat desa setempat sebelum menuju danau karena belum ada pengelola khusus untuk kawasan Danau Laut Tinggal ini. Perlu persiapan tersendiri sebelum menuju danau di ketinggian desa lantaran rutenya yang sangat menantang, mirip seperti mendaki gunung.

Baca Juga: Keren, Ada Kampung ASEAN Pengunjung Bisa Jalan Keliling dan Dapat Banyak Hal Menarik

Meski jaraknya 20 km dari Desa Sitobu, namun perlu waktu hampir dua hari untuk mencapai Danau Laut Tinggal. Total lama perjalanan sejak berangkat hingga turun kembali ke desa terdekat umumnya memakan waktu 4-5 hari. Sehingga dibutuhkan kondisi tubuh prima dan setidaknya pernah memiliki pengalaman menjelajah hutan atau mendaki gunung.

Karena itu, wisata seperti ini lebih cocok bagi wisatawan minat khusus penyuka kegiatan di alam terbuka (adventuring), seperti, pendaki gunung dan penjelajah rimba. Tapi bukan berarti masyarakat awam tak bisa mengikuti pelesiran ke Danau Laut Tinggal. Mereka bisa tetap berlibur asalkan didampingi penunjuk jalan yang umumnya berasal dari warga desa dan sudah mengenal sangat baik rutenya. Perjalanan sebaiknya dilakukan berombongan berjumlah 8--10 orang.

Ada sejumlah aturan yang mesti ditaati oleh pengunjung Danau Laut Tinggal. Mereka wajib membawa tas ransel besar berisi logistik perbekalan, pakaian secukupnya, jas hujan, jaket hangat, obat-obatan, senter, golok, dan alat komunikasi semacam handy talkie.

Baca Juga: Kopi Flores jadi Bahan Baku Produk untuk Kulit yang Ramah Lingkungan

Jangan lupa pula membawa tenda berkemah, peralatan masak, tongkat mendaki (pole) dan tak kalah penting adalah membawa kantong sampah agar kelestarian lingkungan sekitar tetap terjaga. Empat jam pertama perjalanan, kita banyak ditemani kicau suara aneka burung dan  teriakan khas owa siamang.

Hutan lindung Desa Sitobu banyak dihuni flora langka seperti aneka jenis anggrek hutan, kantong semar (Nepenthes gymnamphora), keluarga paku-pakuan, dan talas raksasa setinggi hampir 2 meter. Selepas berjalan empat jam, kita bersua Desa Simpang Lolo yang berpenghuni satu kepala keluarga saja karena puluhan lainnya terpaksa pindah setelah desa mereka tersapu banjir bandang.

Setelah beristirahat sejenak, perjalanan diteruskan ke daerah bernama Sosopan, jaraknya sekitar 6 km ke depan dan menyusuri tepian sungai kecil, Batang Kanaikan yang beraliran sangat jernih dan banyak terdapat batuan besar seukuran mobil. Saat di Sosopan ini, kita bisa kembali beristirahat atau bermalam karena terdapat pondokan yang ditinggalkan penghuninya.

Halaman:

Tags

Terkini

Bajo Dance Festival 2025 Disambut Hangat Warga

Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:01 WIB

1.731 Wisatawan Mancanegara Kunjung GBC Labuan Bajo

Jumat, 10 Oktober 2025 | 06:39 WIB

Wisatawan Peminat Burung Meningkat di Labuan Bajo

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 16:17 WIB

1.345 Wisman Berkunjung ke GBC Labuan Bajo

Senin, 11 Agustus 2025 | 07:39 WIB