KLIKLABUANBAJO.ID | Sejumlah fasilitas disiapkan untuk pengamatan benda-benda langit di salah satu kawasan yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di antara fasilitas itu ada yang terbesar di Asia Tenggara. Pada saatnya, sejumlah fasilitas itu dipakai untuk mengawasi langit utara dan selatan karena terletak di daerah khatulistiwa.
Ke depannya, kawasan di NTT itu bisa menjadi objek wisata astronomi dan membantu perekonomian daerah setempat.
Selain untuk kepentingan ilmiah, dapat dimanfaatkan untuk memantau benda-benda langit buatan manusia seperti satelit atau meneliti objek-objek angkasa yang sekiranya bisa membahayakan keamanan wilayah Indonesia.
Sejumlah fasilitas disiapkan untuk pengamatan benda-benda langit dari salah satu kawasan di NTT yaitu kawasan Gunung Timau, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang.
Dilansir dari Indonesia.go.id, sejumlah fasilitas canggih untuk kebutuhan pengamatan benda-benda langit ditanamkan di Obnas Timau seperti teleskop optik berdiamater 3,8 meter atau terbesar di Asia Tenggara, teleskop survei berdiameter 50 sentimeter, dan teleskop matahari berdiameter 30 cm.
Baca Juga: Negara di Kawasan Asia yang Memiliki Penggemar Sepak Bola Terbanyak, Ternyata ini Urutan Indonesia
Untuk teleskop optik 3,8 meter seperti dikutip dari NHK World, dibuat oleh para ahli astronomi BRIN bekerja sama dengan Universitas Kyoto, pengelola Observatorium Okayama, Jepang.
Salah satu pihak yang ikut terlibat adalah guru besar astronomi Universitas Kyoto Kurita Mikio, yang membuat teleskop Seimei di Observatorium Okayama dan menjadi yang terbesar di kawasan Asia Timur. Mikio juga mendesain teleskop serupa untuk Obnas Timau.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Teknologi Video yang Diterapkan di Sepak Bola Nasional Liga 1 2023/2024
Nantinya jika sudah resmi dioperasikan, teleskop-teleskop di Obnas Timau tadi dipakai untuk mengawasi langit utara dan selatan karena terletak di daerah khatulistiwa.
Menurut peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Rhorom Priyantikanto dalam sebuah diskusi, Selasa (11/7/2023), seperti dikutip dari website lembaga tersebut, kondisi iklim di Pulau Timor turut mendukung para astronom untuk melakukan pengamatan langit setiap malam selama lebih dari setengah tahun jika Obnas Timau beroperasi.
Rhorom menjelaskan, perkembangan saat ini adalah proses instalasi teleskop 3,8 meter yang telah tiba dari Jepang Juni 2023 dan dibawa ke Timau memakai beberapa truk. Menyusul kemudian cermin teleskop dikirim ke Kupang dan ditargetkan pada Agustus 2023 sudah terpasang seluruhnya dan dilanjutkan proses penyesuaian sistem dan pengujian teleskop (first light) ke bintang yang memakan waktu beberapa bulan.