Budaya Lejong : Bentuk Penyuluhan Kearifan Lokal Khas Manggarai dalam Pemberdayaan Para Petani

photo author
- Minggu, 17 Juli 2022 | 08:09 WIB
Budaya Lejong.  Aventus Purnama Dep.
Budaya Lejong. Aventus Purnama Dep.

Peran penyuluh dalam media perantara konteks lejong menjadi unsur terpenting dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para petani.

Baca Juga: Gerakan Peduli Konservasi Penyu Meluas, Pokmaswas Tekaka Indah Tetaskan 63 Ekor Tukik

Model penyuluhan dengan pendekatan lejong mampu mengembangkan para petani di berbagai subsektor pertanian untuk melakukan usaha pertanian.

Dalam mendukung program yang dijalankan oleh LSM Ayo Indonesia, khususnya dalam bidang pertanian, mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian UNIKA Santu Paulus Ruteng dari dua peminatan yaitu Komunikasi Pertanian dan Tataniaga Pertanian, menjalin hubungan kerja sama dalam melaksanakan magang kerja mahasiswa di Lembaga Ayo Indonesia.

Tujuan dari magang kerja mahasiswa adalah sebagai berikut : 1) Sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mengenal secara langsung sistem kerja yang terjadi pada dunia kerja; 2) Meningkatkan keterampilan mahasiswa sesuai dengan kompetensi sehingga mampu bekerja sama dengan baik dalam bentuk tim; 3) Menambah wawasan dan membekali mahasiswa dengan berbagai pengalaman sehingga mahasiswa dapat belajar terkait teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan kenyataan dilapangan.

Baca Juga: Tersesat Dalam Kagum

Dalam pelaksanaan magang, ada banyak hal yang kami dapat yaitu pelatihan perhitungan harga pokok penjualan, cara buat pupuk kompos, pengolahan lahan secara intensif dan pengukuran ph tanah.

Staf lapangan LSM juga memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan penyuluhan kepada kelompok tani binaan dengan metode pendekatan lejong.

Tingkat partisipasi kelompok tani binaan terhadap pendekatan lejong ini sangat tinggi. Anggota kelompok tani terlihat aktif dalam setiap diskusi dan sosialisasi yang dilakukan oleh staf penyuluh lapangan LSM dan tim magang mahasiswa.

Baca Juga: Petani Resah Harga Komoditi Porang Anjlok Sampai Rp.1500 Perkilogram

Lembaga ini juga memiliki koperasi produsen, koperasi ini membeli hasil pertanian yang diusahakan oleh kelompok tani dan menyediakan pinjaman modal dalam mendukung usaha pertanian yang dilakukan oleh kelompok tani binaan.

Penulis menarik kesimpulan bahwa budaya lejong dalam pertanian adalah salah satu metode baru yang dikembangkan di Kabupaten Manggarai dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan para petani dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan memecahkan masalah dengan pendekatan model penyuluhan yang berbasis budaya atau kearifan lokal khas Manggarai yaitu lejong.***

Baca Juga: Jeruk Malang Kuasai Pasar Buah di Flores, Jeruk Lokal Makin Tak Produktif

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Komodo: Antara Konservasi dan Ekonomi

Sabtu, 10 Agustus 2024 | 07:58 WIB

Pornografi dan Pelecehan Seksual Terhadap Anak

Jumat, 24 November 2023 | 22:43 WIB

Ketika Perempuan Enggan Terjun dalam Politik

Selasa, 6 Juni 2023 | 08:04 WIB

Sistem Proporsional Tertutup Ibarat Pasar Gelap

Minggu, 4 Juni 2023 | 19:12 WIB

Opini: Cegah Politik Uang

Sabtu, 3 Juni 2023 | 17:52 WIB

Patronasi Sepak Bola di Kabupaten Ngada NTT

Selasa, 31 Januari 2023 | 04:00 WIB

Beasiswa LPDP dan Ikhtiar Membangun SDM Lokal NTT

Senin, 5 Desember 2022 | 14:43 WIB

Qui Scribit, Bis Legit

Kamis, 22 September 2022 | 17:22 WIB

Terpopuler

X