Peran penyuluh dalam media perantara konteks lejong menjadi unsur terpenting dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para petani.
Baca Juga: Gerakan Peduli Konservasi Penyu Meluas, Pokmaswas Tekaka Indah Tetaskan 63 Ekor Tukik
Model penyuluhan dengan pendekatan lejong mampu mengembangkan para petani di berbagai subsektor pertanian untuk melakukan usaha pertanian.
Dalam mendukung program yang dijalankan oleh LSM Ayo Indonesia, khususnya dalam bidang pertanian, mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian UNIKA Santu Paulus Ruteng dari dua peminatan yaitu Komunikasi Pertanian dan Tataniaga Pertanian, menjalin hubungan kerja sama dalam melaksanakan magang kerja mahasiswa di Lembaga Ayo Indonesia.
Tujuan dari magang kerja mahasiswa adalah sebagai berikut : 1) Sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mengenal secara langsung sistem kerja yang terjadi pada dunia kerja; 2) Meningkatkan keterampilan mahasiswa sesuai dengan kompetensi sehingga mampu bekerja sama dengan baik dalam bentuk tim; 3) Menambah wawasan dan membekali mahasiswa dengan berbagai pengalaman sehingga mahasiswa dapat belajar terkait teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan kenyataan dilapangan.
Baca Juga: Tersesat Dalam Kagum
Dalam pelaksanaan magang, ada banyak hal yang kami dapat yaitu pelatihan perhitungan harga pokok penjualan, cara buat pupuk kompos, pengolahan lahan secara intensif dan pengukuran ph tanah.
Staf lapangan LSM juga memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan penyuluhan kepada kelompok tani binaan dengan metode pendekatan lejong.
Tingkat partisipasi kelompok tani binaan terhadap pendekatan lejong ini sangat tinggi. Anggota kelompok tani terlihat aktif dalam setiap diskusi dan sosialisasi yang dilakukan oleh staf penyuluh lapangan LSM dan tim magang mahasiswa.
Baca Juga: Petani Resah Harga Komoditi Porang Anjlok Sampai Rp.1500 Perkilogram
Lembaga ini juga memiliki koperasi produsen, koperasi ini membeli hasil pertanian yang diusahakan oleh kelompok tani dan menyediakan pinjaman modal dalam mendukung usaha pertanian yang dilakukan oleh kelompok tani binaan.
Penulis menarik kesimpulan bahwa budaya lejong dalam pertanian adalah salah satu metode baru yang dikembangkan di Kabupaten Manggarai dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan para petani dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan memecahkan masalah dengan pendekatan model penyuluhan yang berbasis budaya atau kearifan lokal khas Manggarai yaitu lejong.***
Baca Juga: Jeruk Malang Kuasai Pasar Buah di Flores, Jeruk Lokal Makin Tak Produktif
Artikel Terkait
Pasar Kerajinan Lokal, Songke Banjiri Desa Wisata Cunca Wulang Tiap Kamis dalam Pekan
Labuan Bajo Kota Baru Tapi Sangat Populer, Mau Tahu Sejarahnya? Simak tulisan berikut!!!
Tumbuhan Ganja Akan Diizinkan untuk Penelitian Medis
Lima Tips Mudah Membangun Semangat Kerja di Hari Senin
Pokmaswas Bangko Bersatu dan Pemuda Peduli Konservasi Nanga Bere Selamatkan Ribuan Ekor Tukik
UMKM Berkontribusi Besar dalam Penyerapan Tenaga Kerja