Baca Juga: Andre Garu Ingatkan, Polemik Harga Tiket di Labuan Bajo Bisa Merugikan Pariwisata Indonesia
Entah bagaimana menjelaskannya, tetapi begitulah semesta mengatur kehidupan. Ata pante/kokor gola adalah orang-orang percaya diri. Tidak peduli dengan seberapa kalahnya mereka melawan masifnya produksi gula pasir. Mereka tetap kokor gola. Mereka menaruh harapan pada banyak hal. Terutama kepada peran strategis pemerintah dalam membantu mempromosikan produk mereka.
Tentang Kampung Purek
Purek merupakan sebuah kampung yang terletak di pedalaman. Kira-kira 45 menit perjalanan dari Kampung Pacar jika menggunakan sepeda motor. Meskipun berada dalam wilayah administrasi Desa Pacar, yang adalah Ibu Kota Kecamatan Pacar, Purek nyatanya masih cukup terisolir. Kampung ini belum dialiri listrik, sinyal telepon dan intenet juga agak susah dicari.
Namun kampung ini bak nirwana. Segala jenis keindahan layak disandang padanya. Di sekeliling kampung terpampang hamparan hutan yang sangat luas. Orang yang pertama kali melihat Purek akan mengatakan bahwa kampung ini dilindungi oleh hutan. Warga Purek juga berkomitmen penuh untuk menjaga kelestarian hutan tersebut.
Baca Juga: Di Tengah Hiruk Pikuk Kenaikan Harga Tiket ke Komodo, Harga Beras Petani Turun Drastis
Di tengah kampung terdapat ratusan hektare sawah milik warga. Di antara petak-petak sawah itu mengalir dengan tenang air sungai yang dipakai untuk mengairi sawah. Di sini, aktivitas bersawah tidak pernah ada habisnya. Purek adalah gambaran mengenai kehidupan a la orang kampung dalam arti yang sebenar-benarnya serta menjadi tempat yang cocok untuk menepi sejenak dari bisingnya kehidupan modern.
Di sini ada nira segar yang selalu siap untuk ditenggak. Setiap hari selalu ada gula merah meleleh yang lezat dan kaya manfaat. Dan satu lagi, di sini ada ubi. Ya, ubi yang dimasak secara bersamaan dengan nira yang sudah mendidi.
Ayo mari berwisata ke Purek. ***
Baca Juga: Berikut Rincian Tenaga PPPK 2022 di Mabar yang Usul ke Pempus