KLIKLABUANBAJO.ID| Salah satu pulau di Indonesia ini dipadati 24 ribu ekor burung, termasuk burung migran.
Pulau ini merupakan kawasan konservasi seluas 90 hektare, yaitu 45 ha berupa daratan dan sisanya adalah perairan dengan keindahan terumbu karang alami dan koleksi ikan-ikan hias aneka warna.
Menurut dosen Fakultas Kehutanan Universitas Sumatra Utara Onrizal, yang pernah meneliti satwa di pulau ini, kepadatan ekosistem burung di tempat itu salah satu yang terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Istimewa, Burung Jantan Bangun Sarang 1 Meter Berwarna-warni Lengkap dengan Terasnya
Doktor kehutanan dari School of Biological Sciences, Universiti Sains Malaysia ini mengatakan, pulau ini memiliki kelebihan dengan adanya ekosistem hutan campuran. Sehingga, menjadi habitat nyaman bagi aneka jenis burung.
Tidak hanya untuk bersarang, melainkan juga untuk kawin, berkembang biak, membesarkan anak, serta berlindung dari serangan predator. Dan tentu saja, untuk tempat beristirahat.
Seperti halnya Onrizal, peneliti dari Fakultas Kehutanan IPB University Asep Ayat mengatakan bahwa pada masa puncaknya, di pulau ini bisa terdapat 20 ribu hingga 24 ribu ekor burung berkumpul atau jika diukur kepadatannya bisa mencapai 533 ekor per hektare. Terbayang ya bagaimana riuhnya suasana pulau dengan aneka suara berisik dari kehadiran ribuan satwa berparuh tersebut.
Baca Juga: Ada Kucing Emas dan Kambing Hutan di Dalam Kawasan ini
Setidaknya ada dua kelompok besar burung yang hidup di sini, terdiri dari 22 jenis burung air (water bird) dan 39 jenis burung darat (terestrial).
Mereka berkumpul di pulau ini terutama ketika musim berbiak tiba. Biasanya terjadi antara Januari hingga Juni dengan puncaknya pada April. Nah, jumlah satwa bersayap itu akan semakin meningkat ketika burung pendatang atau migran ikut singgah di pulau ini ketika di habitat asal mereka sedang musim dingin.
Baca Juga: Pencuri Sepeda Motor Terekam Kamera CCTV Berhasil Ditangkap Polisi
Pulau ini menjadi favorit burung karena banyaknya pepohonan di daratan dan rapatnya hutan mangrove di tepi perairan. Sehingga membuat banyak ikan berdatangan dan menjadi sumber makanan burung-burung.
Cangak abu (Ardea cinerea), pecuk ular (Anhinga melanogaster), kowak malam (Nycticorax nicticorax), kuntul besar (Egretta alba), rokoroko (Plegadis falcinellus), dan pelatuk besi (Threskiornis melanocephalus) merupakan sebagian burung yang kerap hadir di pulau ini.
Baca Juga: Penerimaan CPNS dan PPPK Segera Berlangsung, ini 4 Arah Kebijakannya
Parade terbang dari ribuan burung meninggalkan sarang di pagi hari dan kembali ke tempat mereka di sore harinya menjadi pemandangan unik dan hiburan tersendiri bagi mereka yang melintasi pulau ini, terutama para penduduk yang berdiam di pulau-pulau tetangga.
Artikel Terkait
Top, Bambu Asal Ngada NTT Didorong untuk Menjadi Bahan Baku Konstruksi di Seluruh Indonesia
Merawat Emas Hijau, Animo Petani Manggarai Barat NTT Masih Lesu
Ata One, Cerpen Karangan Fransiskus Erick Saputra Pantur
Ada yang Menyedihkan tentang Keberadaan Hewan Endemik Elang Flores
Situs Liang Bua, Jejak Hunian Manusia Purba di Flores NTT
Tiga Hal Unik yang Membuat Kampung Wae Rebo Diminati Para Wisatawan Asing
Leluhur Orang Wae Rebo Ternyata Berasal dari Minangkabau Sumatra
Tersohor di NTT, Mulut Seribu Destinasi Memikat Hati yang Sayang untuk Dilewatkan
Pembangunan Wisata Literasi di Labuan Bajo Hampir Rampung
Komunitas Masyarakat Suku Karo Labuan Bajo Nobatkan Marga Sembiring Meliala untuk Wabup Mabar NTT
Luncurkan IMDI 2022, Menkominfo: Indonesia Terapkan Toolkit Hasil KTT G20
Wajah Baru Pelayanan Publik di NTT Hasil Pengukuran Ombudsman
Prestasi Baru Sektor Kesehatan Manggarai Barat NTT Melalui BPKD
Menari dan Menyanyi, Masyarakat Cunca Wulang Labuan Bajo NTT Sambut Kades yang Baru
Bukan Labuan Bajo, ini Destinasi Terbaik Dunia yang ada di NTT dan Hanya Ada 3 di Asia
Sumur Tua Peninggalan Sejarah Berusia 100 Tahun Airnya Masih Jernih, Diperkirakan sejak Zaman Penjajahan