KLIKLABUANBAJO.ID| Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kini tampil dengan wajah baru dalam hal pelayanan publik hasil pengukuran yang dilakukan oleh Ombudsman RI.
Di tahun 2022 ini Provinsi NTT dikategorikan baik, dalam hal pelayanan publik dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh Ombudsman.
Baca Juga: Apa Kabar Janji Pemkab Mabar di NTT Pindahkan Uang dari Laut ke Darat
Atas hasil pengukuran dengan predikat baik itu maka NTT juga disematkan sebagai provinsi dengan zona hijau oleh Ombudsman dalam hal pelayanan publik.
"Provinsi NTT untuk pertama kali selama kami melakukan pengukuran, baru kali ini hijau. Kemudian ada juga Kota Kupang hijau baru pertama kali. Tetapi ini bukan kualitas tertinggi," kata anggota Ombudsman RI Robert Na Endi Jaweng, saat konferensi pers di Luwansa Hotel Labuan Bajo, Senin (26/12/2022).
Baca Juga: Luncurkan IMDI 2022, Menkominfo: Indonesia Terapkan Toolkit Hasil KTT G20
Walaupun pelayanan publik di NTT kini tergolong baik namun masih perlu pembenahan, terutama pada pelayanan kesehatan, pendidikan, dan BPJS.
Seperti yang terjadi di daerah lainnya, pelayanan BPJS punya catatan tersendiri. Banyak warga yang terpental.
Baca Juga: Komunitas Masyarakat Suku Karo Labuan Bajo Nobatkan Marga Sembiring Meliala untuk Wabup Mabar NTT
"Masih banyak warga di NTT yang terpental, sejak Oktober terpental dari BPJS. Selama ini mereka merasa diri sudah dalam BPJS, mereka tidak sadar kalau mereka sudah tidak lagi dalam BPJS karena sudah dicoret. Mereka baru tahu setelah pelayanan di Rumah Sakit. Mereka baru sadar ketika sudah sekarat di Rumah Sakit," kata Endi.
Ketidaktauan itu karena tidak mendapat sosialisasi dan tidak diumumkan.
Ada dua alasan dasar pencoretan yaitu karena ada kesalahan teknis berkaitan dengan perpaduan data, antara lain berkaitan dengan NIK. Alasan kedua karena yang bersangkutan sudah meningkat kelas ekonominya.
Baca Juga: Pembangunan Wisata Literasi di Labuan Bajo Hampir Rampung
"Dua alasan ini bisa sama-sama tidak valid," kata Endi.
Dijelaskannya, secara umum di semua daerah, pelayanan publik yang berkualitas masih mengalami kendala karena orientasi birokrasi masih pada kekuasaan, bukan pada pelayanan.
Artikel Terkait
Lahan untuk Pembangunan Agrowisata di Mabar Seluas 2 Hektar, Berikut ini Penjelasannya
Pelatihan untuk Para Ibu di Boleng Mabar NTT, Kepiting dan Tulang Bandeng Diolah jadi Kerupuk
Stan 'Ganda Obat' Tradisional Selalu Jadi Kerumunan Masyarakat di Pasar Desa di Labuan Bajo NTT
Putus Asa, Sebuah Puisi
Membanggakan, Peserta Magang dari PBK BLK Mabar NTT Langsung Terserap ke Dunia Kerja
Bajak Sawah Tergantung Hujan, Nasib Petani Sawah Tadah Hujan di Labuan Bajo NTT
3 Negara Lirik Tenaga Kerja di Manggarai Barat NTT Sebanyak 950 Ribu Orang, Berikut Rinciannya
4 Tempat Wisata Gua Alam Unik di Labuan Bajo NTT
5 Spot Wisata Air Terjun Paling Eksotis di Labuan Bajo NTT
3 Spot Wisata Pantai di Pusat Kota Super Premium Labuan Bajo NTT
Sulitnya Mendapatkan Minyak Tanah di Desa-Desa di Manggarai Barat NTT
Julie Sutrisno Laiskodat Motivasi Para Pelajar di Labuan Bajo
Ada Lokasi Baru untuk Investasi di Wilayah Destinasi Super Premium Labuan Bajo
Permudah Harga ke Pulau Padar Bisa Meningkatkan Wisatawan ke Labuan Bajo
7 Poin Masukan dari IHGMA NTT untuk Pemkab Mabar terkait Pariwisata Super Premium
Hati Yang Rapuh, Puisi Fareliana Hardianti
Langkah Antisipasi Pariwisata Labuan Bajo Menghadapi Resesi Ekonomi 2023, Ada 2 Strategi Utama
Top, Bambu Asal Ngada NTT Didorong untuk Menjadi Bahan Baku Konstruksi di Seluruh Indonesia
Merawat Emas Hijau, Animo Petani Manggarai Barat NTT Masih Lesu
Ini Tanggapan Pemkab Mabar terhadap 7 Poin Masukan dari IHGMA NTT tentang Pariwisata Super Premium
Situs Liang Bua, Jejak Hunian Manusia Purba di Flores NTT