BBM di Labuan Bajo dan Penantian di Ruas Jalan hingga Malam Menyambut Pagi

photo author
- Kamis, 25 Juli 2024 | 08:48 WIB
Antrean panjang kendaraan di Jalan Sernaru Labuan Bajo menanti BBM, Kamis (25/7/2024) pagi. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)
Antrean panjang kendaraan di Jalan Sernaru Labuan Bajo menanti BBM, Kamis (25/7/2024) pagi. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)

Petugas SPBU, Imosensius Bandarmas, saat dikonfirmasi pagi itu menjelaskan bahwa ada beberapa penyebab yang sering menjadi faktor utama dalam pasokan BBM ke SPBU itu selama ini.

Pertama karena kapal tanker pengangkut BBM yang tiba di Reo terlambat sehingga distribusi ke Labuan Bajo juga terlambat.

"Kami mendapat informasi bahwa kapal tanker terlambat tiba di Reo," kata Oce, sapaan akrabnya.

Baca Juga: Miris, 7,4 Persen Perokok di Indonesia Berusia 10 sampai 18 Tahun

Pihaknya tidak mengetahui dari mana datangnya kapal pengangkut BBM yang ke Reo itu.

Penyebab kedua, armada angkutan BBM dari Reo ke Labuan Bajo kadang berkurang karena ada armada yang harus diperbaiki akibat rusak.

Penyebab ketiga, faktor cuaca atau iklim. Misalnya hujan deras yang menyebabkan longsor bisa membuat armada atau kendaraan pengangkut BBM lambat. Terakhir karena adanya perbaikan ruas jalan yang dilewati kendaraan pengangkut BBM tetapi hal ini bukan menjadi penyebab utama.

Baca Juga: Saran dari Politisi Senior Mabar: Anggota DPRD yang Baru Terpilih Harus Banyak Membaca

"Paling sering terjadi karena kapal tanker di Reo terlambat masuk," kata Oce.

Sedangkan antrean kendaraan yang panjang menunggu BBM di SPBU kata dia karena di SPBU itu menyediakan solar subsidi tetapi jumlah kendaraan yang membutuhkannya lebih banyak.

"Selain kendaraan di Labuan Bajo, juga dari Ruteng, Borong, bahkan kendaraan dari Bajawa. Antrean panjang itu kebanyakan kendaraan yang butuh solar, kalau pertalite tidak terlalu antre," kata Oce.

Baca Juga: Koordinasi Antar Lembaga Jelang Pilkada Serentak 2024, Kapolres Manggarai Barat Kunjung KPU dan Bawaslu

Dia menambahkan, untuk BBM subsidi, pihaknya mendapat pasokan 16 ribu liter solar dan 16 ribu liter pertalite per hari. Sedangkan non subsidi atau untuk industri per harinya tergantung permintaan yaitu pertamina dex dan pertamax, paling banyak 8.000 liter, masing-masing untuk kedua jenis BBM itu.

Warga berharap agar pemerintah perlu berkoordinasi dengan pihak pertamina agar pasokan kebutuhan BBM ke Labuan Bajo tidak tersendat-sendat.

Baca Juga: Pilgub NTT 2024, Edi Hamsi: Melki Laka Lena Semakin Menguat

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X