Ikut Berkabung Bersama Tuan Ma, Ribuan Peziarah Katolik Khusuk Bernyanyi dan Berdoa

Baca Juga: Ini Makna Rabu Trewa pada Samana Santa Menurut Raja Larantuka Don Martinus DVG

Puluhan ribu peziarah berbondong datang ke Larantuka, bahkan sampai belasan ribu peziarah. Berbagai tempat penginapan bahkan tidak bisa menampung sebagian peziarah.

Sehingga rumah penduduk menjadi solusi untuk menampung para peziarah yang datang, dan bisa mengikuti berbagai ritus Semana Santa selama sepekan.

Puncaknya pada malam Jumat Agung, peziarah mengantar Tuan Ma keliling Kota melewati pagar lilin dan Armida-armida.

Baca Juga: Rabu Trewa Semana Santa Larantuka Flotim, Momentum Paling Gaduh Tapi Sarat Makna

Baca Juga: 31 'Penumpang Gelap' Diduga Menjadi Biang Keladi Sengketa Tanah di Labuan Bajo, APH Diminta Bertindak Tegas

Sebagian peziarah setelah usai prosesi, pada subuh hari ini Sabtu (8/4/2023) kembali ke kota mereka. Terutama peziarah dari Kota Maumere dan Kota Lewoleba dan Adonara.

Kota Larantuka berubah sepi dan hanya sebagian peziarah yang bertahan sampai mengikuti perayaan malam Paskah di Larantuka.

Hal itu pun digelar di paroki masing-masing. Tidak lagi terpusat di Katedral Larantuka seperti prosesi Tuan Ma.

Baca Juga: Apakah Iman Katolik Tergerus Oleh Gema Suara Azan?

Baca Juga: Terkait Mobil Listrik pada ASEAN Summit, DPD KNPI Mabar Minta Penyelenggara Gunakan Jasa Sopir Lokal

Jika masih ingin mengikuti sebuah prosesi Tuan Ma yang unik, masih ada satu prosesi lain setelah Paskah yang disebut Maria Alleluya.

Prosesi Patung Maria Alleluya hanya ada di Konga, sekitar 1 jam perjalanan dari Kota Larantuka, tidak jauh dari Seminari Hokeng.

Prosesi Maria Alleluya sarat ungkapan kegembiraan. Di sepanjang rute yang dilalui Maria Alleluya, umat berdoa dan menyanyikan lagu-lagu bernada sukacita.

Baca Juga: Terlibat Konflik Tanah Dengan Pemda Mabar, Jainudin Minta Kejari Mabar Usut Keterlibatan 'Penumpang Gelap'