Kasus gigitan komodo sudah terjadi sebanyak 40 kali sejak tahun 1974 hingga tanggal 2 April 2024.
KLIKLABUANBAJO.ID | Kasus gigitan komodo terhadap 40 orang dalam kurun waktu 50 tahun atau mulai tahun 1974 hingga 2 April 2024 itu terjadi di Pulau Komodo dan Pulau Rinca dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).
Dari 40 orang yang digigit oleh komodo itu mengakibatkan 5 orang meninggal dunia yakni 1 orang wisatawan asing dan 4 orang warga negara Indonesia.
Baca Juga: ITDC Golo Mori Labuan Bajo dan Upaya Pelestarian Lingkungan
Selain wisatawan dan warga sekitar, terdapat 9 orang petugas ranger yang digigit oleh komodo dalam rentang waktu 50 tahun itu, 9 petugas itu berhasil diselamatkan.
Demikian yang disampaikan oleh Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Hendrikus Rani Siga, kepada wartawan di Labuan Bajo, Rabu (3/4/2024) pagi.
Dia menjelaskan, BTNK tetap berupaya untuk mengurangi interaksi antara komodo dengan masyarakat sekitar agar kasus yang sama tidak terulang, antara lain dengan membangun pagar di sekitar pemukiman warga.
Baca Juga: Lanal Labuan Bajo Berhasil Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal 127 Boks
"Kalau untuk di pemukiman, kita punya program pemagaran kampung untuk mengurangi interaksi antara komodo dengan masyarakat," kata Hendrikus.
Selain itu kata dia, kepada pemilik atau pengelola resort agar melaporkan aktifitas yang dilakukan dan tetap berhati-hati, bila membutuhkan petugas untuk mendampingi maka akan dilakukan pendampingan.
Baca Juga: AIC dan SMKN 3 Komodo Tanam 1.000 Anakan Pohon Merbau di HUT Kliklabuanbajo.id
"Harus ada kesadaran masyarakat bahwa mereka hidup berdampingan dengan komodo dan berada di habitat komodo. Selalu waspada," kata Hendrikus.
Pemagaran di perkampungan kata dia sudah mulai dibangun sejak lama antara lain di Kampung Kerora, Kampung Rinca dan Kampung Komodo. Namun masih ada yang belum dipagar sehingga terus diperjuangkan agar bisa dianggarkan untuk pembangunannya dalam waktu-waktu mendatang.
"Masih ada yang belum yang perlu dibangun lagi. Tahun ini belum ada anggaran. Karena tidak cukup juga," kata Hendrikus.
Artikel Terkait
Plt Dirut BPOLBF Ajak Bangun Ekosistem Kepariwisataan di Labuan Bajo, Berikan Sentimen Positif
Perubahan Nama Puskesmas di Golo Mori, Hasan: Saya Pegang Janji Dinkes Mabar
BPOLBF Luncurkan 46 Event untuk Tahun 2024 di Wilayah Floratama
Puluhan Babi Mati di Terang Boleng Manggarai Barat NTT, Diduga Akibat ASF
Hasanudin Berharap Pemkab Mabar Jaga Stabilitas Harga Sembako Menjelang Bulan Ramadhan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Mabar, Berikut ini 3 Poin Masukan Masyarakat
Buka Usaha di Kawasan TNK, Warga Mabar Dipersilakan Mengajukan Perizinan Berusaha Penyediaan Jasa Wisata Alam
Tokoh Masyarakat Golo Mori dan Pemkab Mabar Sepakat Pergantian Nama Puskesmas
Nama yang Diusulkan jadi Ketua DPRD Manggarai Barat NTT yang Baru Periode 2024-2029
Jelang Pilkada Matim 2024 Beredar Nama Ferdi Hasiman, Lely Rotok, Paulus Mami dan Elpi Tote
BKH Sampaikan Tidak Semangat lagi Maju di Pilgub NTT 2024 ini
Secercah Harapan dari Daerah Irigasi Persawahan Lembor Manggarai Barat NTT, Sebagian Padi Sudah Memasuki Masa Panen