"Mama berpegang pada prinsip ini nak, bahwa roda itu berputar. Kadang di atas, kadang di bawah," mama menguatkan.
Saat kita sedang di puncak kesuksesan, harus sadar bahwa pada saatnya kita juga akan mengalami kejatuhan. Dan saat kita jatuh, yakin bahwa kita akan bisa bangun lagi.
Baca Juga: Bacaan Kitab Suci dan Renungan Katolik Minggu 22 Januari 2023
"Besok mama tidak akan lihat lagi wajah murung itu ada di wajah Nailah. Jangan berpikir, teman-temanmu tidak pernah alami ketakutan, kesedihan seperti dirimu," tambah Mama.
"Mungkin mereka sudah melewati apa yang kau rasa, dan mama percaya Nailah juga akan bisa lewati itu," kata mama sambil memeluk diriku.
---
Ayam jago di samping rumah berkokok dengan cukup nyaring. Burung-burung pun berkicau. Aku segera bangun sebelum matahari bersinar di ufuk timur.
Dengan penuh semangat aku beranjak dari kamar menuju dapur, bergegas memeluk mama yang sedang masak dan membereskan dapur.
"Nailah anak kesayangan mama ,kok pagi- pagi peluk mama ….hehehe," mama meledek aku.
Baca Juga: Hujan Tak Menentu, Nasib Tak Pasti Bagi Para Petani Sawah Tadah Hujan di Manggarai Barat NTT
"Mama tau kan, kalau hari ini kan hari Senin. Jadi kalau mengawali hari dengan pelukan mama, pasti hari ini bakal hari yang sangat berarti bagi Nailah," kataku.
"Mama selalu mendoakan agar setiap harinya Nailah bisa menjalankan aktivitasnya dengan baik," mama menguatkanku.
Aku janji pada diriku agar setiap kali pulang sekolah, aku membantu pekerjaan rumah mama. Ini baktiku untuk setiap kebaikan mama kepadaku.
Baca Juga: Babak Baru Menjanjikan UMKM di Labuan Bajo, Peran Perempuan dan Aktivitas Panjang hingga Malam
Artikel Terkait
Puisi Ista Meo, Aku Diam
Puisi Malam Minggu
Cemas Yang Nyata, Puisi Ista Meo
PUISI UNTUK PUISI
Sudahkah Kau Mencintaiku, Sebuah Puisi
Mencintai Dalam Diam, Puisi Fareliana Hardianti
Putus Asa, Sebuah Puisi
Hati Yang Rapuh, Puisi Fareliana Hardianti
Ata One, Cerpen Karangan Fransiskus Erick Saputra Pantur
Kisah Kasih, Sebuah Puisi
Bayang, Puisi Karangan Charlesy Setiawan Jemaon