Ondok adalah salah satu sahabat terbaik. Saat kecil, dia paling sering mengejar ayam di tengah kampung. Kadang-kadang di belakang kampung atau di beberapa sudut kampung.
Kami suka memanggilnya dengan nama Alay, singkatan dari Ahli Ayam. Selain karena kebiasaannya yang sering mengejar ayam, juga karena dia pintar meniru gaya ayam berkokok.
Bahkan dia bangga menceritakan bagaimana seekor ayam jantan yang paling hebat di kampung gagal berkokok karena tiba-tiba dia mengejarnya. Padahal ayam itu sedang santai dan baru mulai mengambil gaya untuk berkokok.
Baca Juga: Humor, Anak Muda
Mungkin karena ulahnya yang usil itu wajah Ondok sering seperti orang
yang gagal bersin sehingga bola matanya berusaha mencari sumber cahaya untuk memancing bersin segera keluar namun tetap gagal.
Begitulah raut wajah Ondok kalau sedang mengerjakan soal-soal Fisika saat ujian di sekolah. Bola matanya bergerak cepat dan liar
mencari jawaban pada meja tetangga, yaitu meja teman di sekitarnya. Di saat-saat seperti itu, wajahnya seperti sedang mendadak tahan bersin.
Bercerita tentang ayam, seperti tak pernah habis-habis ke luar dari mulutnya.
Baca Juga: Humor, Penjudi Takut Mobil
Menurutnya, ayam kadang-kadang mirip seperti gaya manusia, yakni
acapkali sengaja menunjukan jagonya.
Namun kata dia, sejago-jagonya ayam jantan, tidak ada satupun yang tak
punya kelemahan. Kelemahan itulah yang menghantarkan ayam pada titik
kekalahan. Jago kata dia bukan untuk dipamerkan tetapi dipakai untuk
saling membantu.
Kehadiran Ondok selalu membawa keceriaan dan tawa ria di antara kami
kawan-kawannya.
Baca Juga: Astaga, Tiga Orang Manusia Berubah jadi Batu
Di sekolah dia termasuk salah satu siswa yang cerdas walaupun lemah di Fisika. Namun ulahnya sering membuat guru marah.
Sekolah kami berada di salah satu desa pedalaman pada sebuah kampung
kecil. Fasilitas yang dimiliki masih terbatas dan apa adanya.
Satu-satunya tanda jam sekolah dimulai dan berakhir adalah dengan membunyikan feleks mobil yang biasanya berada di dalam lingkaran roda mobil. Benda ini ada yang menyebutnya pelek, ada juga yang menyebutnya vleg. Kami akrab menyebutnya feleks.
Artikel Terkait
Mengenal Philip Mulryne, Pemain Manchester United yang Kini Jadi Pastor
Astaga, Ternyata Air Cucian Beras sangat Bermanfaat untuk Tanaman Pertanian
Meriahkan HUT RI, Pertandingan Sepak Bola dan Voli Gelar di Sano Nggoang
16 Tim Sepak Bola Antar Desa Meriahkan HUT RI di Sano Nggoang
Panitia Festival Golokoe Serahkan 100 Paket Sembako
Kadis Pariwisata NTT Ungkap Alasan Tunda Pemberlakuan Tiket Rp 3,75 Juta ke TNK
Tangan-Tangan Kasih Umat di Festival Golo Koe Labuan Bajo
Semarak Festival Golo Koe dari Puncak Waringin Labuan Bajo, Merdu Suara Gong dan Gendang