KLIKLABUANBAJO.ID -- Kita pernah memperjuangkan kisah yang sama. Menjadikan hari-hari bersama, dan mengumpulkan rasa yang sama.
Sempat aku ingin menyerah, tapi kau menguatkanku kembali. Berkali-kali kau juga pernah melakukan hal-hal yang salah, yang membuat hatiku resah.
Namun karena cintaku padamu, aku memilih memaafkanmu. Aku percaya, cinta harus diperjuangkan. Namun perjuanganku ternyata gagal.
Baca Juga: Bacaan Kitab Suci dan Renungan Katolik Senin 6 Maret 2023
Meskipun ada kesempatan untuk aku bisa meraih tanganmu, tapi tanganku begitu rapuh untuk menggenggamnya erat. Aku berpegang pada cinta, dan kau pada alasan yang tak pernah kaunyatakan. Kita akhirnya berpisah oleh alasan yang kausembunyikan.
Kita pernah berusaha bersama. Aku mengikutimu dengan perasaanku. Tetapi semakin kuikuti, semakin kau jauh. Aku kandas bersama perasaan yang kecewa. Kau memilih jalanmu sendiri dan aku yang terpaksa sendiri.
Kau berkata tidak ingin kembali, dan aku mencintaimu seperti mendambakan senja yang pergi tak bisa kutahan. Aku terlalu dalam menyukaimu hingga saat kau pergi, lukaku juga amat dalam. Memang tidak ada yang baik dari suatu perpisahan.
Kita sering berdoa agar hujan turun lebih lama. Agar kita terkurung dan mempunyai alasan yang sama untuk tidak kemana-mana. Sebab katamu, bersamaku apa pun akan terasa lebih hangat.
Apa yang pernah kau lontarkan dari mulutmu adalah doa-doaku yang terbesar. Tuhan telah memberi kita taman untuk kita bermain bersama.
Sudah banyak yang kita lalui di taman ini. Namun semua kenangan itu seperti senja yang perlahan-lahan hilang meredup dan membawa sejuta kenangan. Kita berpisah dengan alasanmu yang kuat , tapi aku tak tau itu.
Baca Juga: Bacaan Kitab Suci dan Renungan Katolik Kamis 2 Maret 2023
Sudah hampir setahun kita bersama dan kita menjalaninya dengan penuh kegembiraan. Senang bersama, kadang amarah. Kecewa.
Berat akhirnya mengiklaskanmu pergi tapi ini mungkin yang terbaik diberikan Tuhan untuk kita. Biar kau pergi dengan alasanmu, dan kubawa pulang lukaku. Bukan kita lagi, tapi Kau David dan Aku Lala.
Artikel Terkait
Cemas Yang Nyata, Puisi Ista Meo
PUISI UNTUK PUISI
Sudahkah Kau Mencintaiku, Sebuah Puisi
Mencintai Dalam Diam, Puisi Fareliana Hardianti
Putus Asa, Sebuah Puisi
Hati Yang Rapuh, Puisi Fareliana Hardianti
Kisah Kasih, Sebuah Puisi
Bayang, Puisi Karangan Charlesy Setiawan Jemaon