Sepertinya Kisah Kita Sampai di Sini Saja, Cerpen Karya Fareliana Hardianti

- Senin, 6 Maret 2023 | 03:06 WIB
Fareliana Hardianti
Fareliana Hardianti

KLIKLABUANBAJO.ID -- Kita pernah memperjuangkan kisah yang sama. Menjadikan hari-hari bersama, dan mengumpulkan rasa yang sama.

Sempat aku ingin menyerah, tapi kau menguatkanku kembali. Berkali-kali kau juga pernah melakukan hal-hal yang salah, yang membuat hatiku resah.

Namun karena cintaku padamu, aku memilih memaafkanmu. Aku percaya, cinta harus diperjuangkan. Namun perjuanganku ternyata gagal. 

Baca Juga: Bacaan Kitab Suci dan Renungan Katolik Senin 6 Maret 2023

Meskipun ada kesempatan untuk aku bisa meraih tanganmu, tapi tanganku begitu rapuh untuk menggenggamnya erat. Aku berpegang pada cinta, dan kau pada alasan yang tak pernah kaunyatakan. Kita akhirnya berpisah oleh alasan yang kausembunyikan.

Kita pernah berusaha bersama. Aku mengikutimu dengan perasaanku. Tetapi semakin kuikuti, semakin kau jauh. Aku kandas bersama perasaan yang kecewa. Kau memilih jalanmu sendiri dan aku yang terpaksa sendiri.

Kau berkata tidak ingin kembali, dan aku mencintaimu seperti mendambakan senja yang pergi tak bisa kutahan. Aku terlalu dalam menyukaimu hingga saat kau pergi, lukaku juga amat dalam. Memang tidak ada yang baik dari suatu perpisahan.

Baca Juga: Pondok Baca Widang Siar Hadir di Paka Golo Ndele NTT, Bagi yang Peduli Literasi Jangan Lupa Bantuan Buku

Kita sering berdoa agar hujan turun lebih lama. Agar kita terkurung dan mempunyai alasan yang sama untuk tidak kemana-mana. Sebab katamu, bersamaku apa pun akan terasa lebih hangat.

Apa yang pernah kau lontarkan dari mulutmu adalah doa-doaku yang terbesar. Tuhan telah memberi kita taman untuk kita bermain bersama. 

Sudah banyak yang kita lalui di taman ini. Namun semua kenangan itu seperti senja yang perlahan-lahan hilang meredup dan membawa sejuta kenangan. Kita berpisah dengan alasanmu yang kuat , tapi aku tak tau itu.

Baca Juga: Bacaan Kitab Suci dan Renungan Katolik Kamis 2 Maret 2023

Sudah hampir setahun kita bersama dan kita menjalaninya dengan penuh kegembiraan. Senang bersama, kadang amarah. Kecewa. 

Berat akhirnya mengiklaskanmu pergi  tapi ini mungkin yang terbaik diberikan Tuhan untuk kita. Biar kau pergi dengan alasanmu, dan kubawa pulang lukaku. Bukan kita lagi, tapi Kau David dan Aku Lala

Halaman:

Editor: Feliks Janggu

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ibuku Penopang Hidupku, Cerpen Fareliana Hardianti

Selasa, 24 Januari 2023 | 16:21 WIB

Bayang, Puisi Karangan Charlesy Setiawan Jemaon

Sabtu, 7 Januari 2023 | 21:12 WIB

Gadis Desa yang Salah Langkah

Selasa, 3 Januari 2023 | 09:34 WIB

Hati Yang Rapuh, Puisi Fareliana Hardianti

Rabu, 14 Desember 2022 | 10:13 WIB

Putus Asa, Sebuah Puisi

Kamis, 8 Desember 2022 | 11:09 WIB

Mencintai Dalam Diam, Puisi Fareliana Hardianti

Minggu, 13 November 2022 | 15:00 WIB

Aku dan Kamu

Sabtu, 17 September 2022 | 19:49 WIB

Apakah Aku Gadismu?

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 17:53 WIB

Bahagia Nasib di Kumbang

Rabu, 17 Agustus 2022 | 00:39 WIB

Humor, Misteri Sepatu Acara Nikah Sang Ibu Muda

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 13:24 WIB

Humor, Lonceng Sekolah

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 11:00 WIB

Humor, Anak Muda

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 09:12 WIB

Humor, Penjudi Takut Mobil

Sabtu, 6 Agustus 2022 | 09:19 WIB

Sudahkah Kau Mencintaiku, Sebuah Puisi

Rabu, 27 Juli 2022 | 19:36 WIB
X