Tetapi ia segera sadar dan mengambil nafas panjang. Lalu mendekatkan lagi tubuhnya pada Dava. Ia menatap Dava dengan mata tajam.
"Aku hanya ingin kamu bisa memahamiku. Jika pun kakiku harus berjalan lagi, langkahku akan lebih kuat lagi apabila kamu selalu bersamaku," kata Lala.
"Jangan kemana-mana lagi, sebab bagiku kau begitu istimewa. Memang aku bisa hidup tanpamu, tapi akan lebih bahagia jika aku bersamamu," kata Lala.
Baca Juga: Berikut ini Salah Satu Kekuatan NTT di Sektor Industri Tingkat Nasional
"Kalau kamu lebih memilih pergi, hidupku memang akan berjalan lagi.
Aku tetap berjuang meskipun aku hidup sendiri. Namun tidak akan bahagia seperti hari ini di saat bersamamu," Lala terus berbicara tanpa peduli didengarkan Dava atau tidak.
"Maaf aku telah membuat Lala bingung. Aku sadar kehadiranku membuat hidupmu tidak tenang," timpal Dava.
Lala diam. Ia memikirkan apakah Dava benar-benar mengerti isi hatinya? Ia mencuri pandang, menatap Dava yang duduk santai di sampingnya.
Baca Juga: Berikut ini Salah Satu Kekuatan NTT di Sektor Industri Tingkat Nasional
Awal Merajut Cinta
Lokasi di mana keduanya duduk saat ini merupakan tempat yang paling berkesan bagi mereka. Tempat dulu pertama kali Dava dan Lala bertemu.
Dava ingat saat pertama kali bertemu Lala, ia sangat jatuh cinta padanya. Sejak saat itu, hidupnya terasa hambar tanpa kebersamaan dengan Lala.
Namun akhirnya ia sadar cinta tak selamanya bersatu. Perasaan cinta Dava berubah jadi rasa sayang, ketika ibunya memperlihatkan foto ayahnya yang ternyata juga ayah dari Dava.
Kenyataan itu ia sembunyikan dari Lala karena malu dengan apa yang telah mereka lalui bersama selama ini. Lala di sisi lain tidak sadar dan tetap mengejar Dava cintanya.
"Aku minta maaf karena telah mencintaimu. Aku pergi dari hidupmu, tetapi sebetulnya karena aku sangat menyayangimu," kata Dava.
Artikel Terkait
Cemas Yang Nyata, Puisi Ista Meo
PUISI UNTUK PUISI
Sudahkah Kau Mencintaiku, Sebuah Puisi
Mencintai Dalam Diam, Puisi Fareliana Hardianti
Putus Asa, Sebuah Puisi
Hati Yang Rapuh, Puisi Fareliana Hardianti
Kisah Kasih, Sebuah Puisi
Bayang, Puisi Karangan Charlesy Setiawan Jemaon