KLIKLABUANBAJO.ID -- Waktu itu tengah malam. Tak ada yang memahami ia menangis untuk apa.
Ayah duduk termagu-mangu sambil menopang dagu dan membiarkan air di matanya berkeliaran begitu saja pada kulit pipinya yang kering keriput dan cute.
Nama perempuan itu adalah Ann. Orang-orang di kampung mengakrabinya dengan nama panggilan Mawar.
Baca Juga: Dibuka Rekrutmen CPNS dan PPPK Tahun 2023, Cek Informasi Berikut ini
Mawar adalah satu-satunya gadis yang lentik cantik dan lugu. Ramah-tamah adalah ciri yang membedakannya dengan kecantikan gadis-gadis lain di desa kami.
Mawar tak banyak bicara. Kadang ia menjawab teguran orang-orang di sekitar dengan melemparkan senyumannya yang aduhai.
Di desa, Mawar dipandang sebagai gadis yang amat baik dan soleh. Memang demikianlah yang Mawar lakukan dalam menjalani kehidupanya di desa.
Baca Juga: Isteri Chat Mesra dengan Lelaki Lain, Suami Pukul Pakai LinggisBaca Juga: Isteri Chat Mesra dengan Lelaki Lain, Suami Pukul Pakai Linggis
Mawar adalah salah putri dari keluarga yang cukup sederhana. Sehingga di desa Mawar sering disuit-disuit oleh pemuda desa termasuk saya.
Namun semua suitan pemuda Mawar abaikan saja. Ia menganggap itu hanya keganasan masa pubertas.
Ketika Mawar hendak menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas, ia memilih untuk melanjutkan study di daerah perkotaan.
Baca Juga: Ini Kesan Artis Terkenal Asal NTT Andmesh Kamaleng Hadiri Konser Internasional di Labuan Bajo
Mawar membicarakan keinginannya itu dengan kedua orangtuanya waktu sarapan pagi di dapur yang sempit dan dihiasi asap-asap api.
Ayah Mawar sama sekali tidak menyetujui keputusan itu. “Nak. Kau adalah salah satu bagian dari tubuh ayah," kata ayahnya.
Artikel Terkait
Puisi-Puisi Helena Danur, Mahasiswi Universitas Flores-NTT
Ibu, Sebuah Puisi
Puisi Ista Meo, Aku Diam
Puisi Malam Minggu
Cemas Yang Nyata, Puisi Ista Meo
PUISI UNTUK PUISI
Sudahkah Kau Mencintaiku, Sebuah Puisi
Mencintai Dalam Diam, Puisi Fareliana Hardianti
Putus Asa, Sebuah Puisi
Hati Yang Rapuh, Puisi Fareliana Hardianti
Ata One, Cerpen Karangan Fransiskus Erick Saputra Pantur