Gadisnya yang lentik- cantik dan lugu telah berubah menjadi gadis yang lentik-cantik dan licik. Tubuhnya dipermainkan oleh penjahat-penjahat di kota.
Ayah tak menahan kuasa terhadap kenyataan. Tak bisa menahan air mata membasahi malam. Malam itu ayah menamai gadisnya “Perempuan di selah-selah tangisan ayah.” ***
Oleh Yulianus Risky Agato, Pelajar Sekolah menegah di lembaga calon imam Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo
Baca Juga: Dibuka Rekrutmen CPNS dan PPPK Tahun 2023, Cek Informasi Berikut ini
Artikel Terkait
Puisi-Puisi Helena Danur, Mahasiswi Universitas Flores-NTT
Ibu, Sebuah Puisi
Puisi Ista Meo, Aku Diam
Puisi Malam Minggu
Cemas Yang Nyata, Puisi Ista Meo
PUISI UNTUK PUISI
Sudahkah Kau Mencintaiku, Sebuah Puisi
Mencintai Dalam Diam, Puisi Fareliana Hardianti
Putus Asa, Sebuah Puisi
Hati Yang Rapuh, Puisi Fareliana Hardianti
Ata One, Cerpen Karangan Fransiskus Erick Saputra Pantur